Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Genjot Konsumsi, Vietnam Bakal Obral Diskon PPN Hingga Akhir Tahun

A+
A-
1
A+
A-
1
Genjot Konsumsi, Vietnam Bakal Obral Diskon PPN Hingga Akhir Tahun

Ilustrasi.

HANOI, DDTCNews - Vietnam berencana memberikan beragam insentif pajak dengan pagu mencapai VND21,3 triliun atau setara Rp13,3 triliun. Langkah ini diambil untuk mendukung pemulihan ekonomi setelah gelombang keempat pandemi Covid-19 melanda negara tersebut.

Saat ini parlemen Vietnam sedang menimbang usulan pemerintah yang berencana memberikan diskon PPN hingga 30% pada 3 bulan terakhir tahun 2021.

"Keringanan pajak ini akan memberikan manfaat bagi konsumen mengingat kebijakan tersebut akan menurunkan biaya yang diperlukan untuk barang dan jasa," ujar Menteri Keuangan Vietnam Ho Duc Phoc seperti dilansir vnexpress.net, dikutip Selasa (21/9/2021).

Baca Juga: Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Sektor-sektor yang rencananya akan memanfaatkan diskon PPN antara lain sektor transportasi, akomodasi, makanan dan minuman, perfilman, hiburan, hingga sektor olahraga.

Melalui insentif ini, diperkirakan total potensi penerimaan PPN yang tidak dipungut oleh pemerintah akan mencapai VND5 triliun. Adapun tarif PPN yang berlaku di Vietnam saat ini adalah sebesar 10% untuk sebagian besar barang, sedangkan barang mewah dikenai PPN 15%.

Selain memberikan insentif PPN, Vietnam juga berencana untuk memberikan diskon pajak korporasi sebesar 30% khusus bagi perusahaan dengan pendapatan di bawah VND200 miliar serta yang tahun lalu mengalami kerugian.

Baca Juga: Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Melalui kebijakan ini, potensi pajak korporasi yang tidak dipungut oleh Vietnam diperkirakan akan mencapai VND2,2 triliun.

Terakhir, pemerintah juga mengusulkan pembebasan PPh orang pribadi, PPN, dan pajak-pajak lainnya khusus bagi wajib pajak orang pribadi dan wajib pajak pengusaha kecil khusus pada kuartal III/2021 dan kuartal IV/2021.

Potensi penerimaan pajak yang hilang akibat kebijakan ini diperkirakan akan mencapai VND8,8 triliun. (sap)

Baca Juga: Target Pajak Diperkirakan Tidak Tercapai, Shortfall Rp66,9 Triliun

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : insentif pajak, insentif PPN, diskon pajak, penerimaan pajak, pembebasan PPh, tarif pajak, pajak internasional, vietnam

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL

Melihat Porsi Belanja Perpajakan di Negara Anggota ADB

Rabu, 03 Juli 2024 | 19:00 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Bangun Pabrik Baterai EV di Karawang, Mendag Korsel Singgung Pajak

Rabu, 03 Juli 2024 | 17:30 WIB
AMERIKA SERIKAT

Kanada Berlakukan Pajak Digital, AS Siapkan Retaliasi

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya