Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

IMF Koreksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2020 Jadi -4,9%

A+
A-
4
A+
A-
4
IMF Koreksi Pertumbuhan Ekonomi Global 2020 Jadi -4,9%

Ilustrasi. (IMF)

JAKARTA, DDTCNews—International Monetary Fund (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini akan terkontraksi hingga -4,9% atau lebih rendah dari prediksi sebelumnya sebesar -3%.

Prediksi IMF tersebut disampaikan melalui Laporan World Economic Outlook (WEO) edisi Juni 2020. Menurut IMF, perubahan proyeksi pertumbuhan ekonomi global itu disebabkan pandemi virus Corona atau Covid-19.

"Pandemi Covid-19 ternyata memiliki dampak yang lebih negatif kepada aktivitas ekonomi pada semester I/2020 dari yang diperkirakan," tulis laporan WEO IMF dikutip Kamis (25/6/2020).

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di seluruh negara akan terkontraksi tahun ini atau di bawah 0%, kecuali China yang diprediksi tumbuh 1%. Adapun pertumbuhan ekonomi negara maju diprediksi bergerak negatif hingga 8%.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi untuk negara ASEAN seperti Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand akan terkontraksi menjadi -2%. Namun, pertumbuhan ekonomi akan berbalik arah pada 2021 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,2%.

Di samping itu, IMF mengingatkan bahwa dampak pandemi yang memukul masyarakat berpenghasilan rendah ini berpotensi mengganggu upaya banyak negara dalam mengentaskan kemiskinan.

Baca Juga: Target Pajak Diperkirakan Tidak Tercapai, Shortfall Rp66,9 Triliun

Untuk itu, IMF menekankan pentingnya kerja sama multilateral untuk membantu negara yang menghadapi krisis kesehatan dan kurangnya pendanaan untuk mengatasi pandemi, baik berupa kerja sama pinjaman maupun relaksasi beban utang.

Para pembuat kebijakan juga diminta IMF melakukan tindakan cepat agar pandemi tidak terulang lagi di masa depan. Misal, dengan membangun rantai pasok global untuk alat kesehatan, pendanaan penelitian dan mendukung kesehatan masyarakat.

“Kerja sama multilateral yang kuat tetap penting di berbagai bidang dan bantuan likuiditas sangat dibutuhkan untuk negara-negara yang mengalami krisis kesehatan,” terang laporan IMF. (rig)

Baca Juga: APBN Defisit Rp77,3 Triliun pada Semester I/2024, Ini Kata Sri Mulyani

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pertumbuhan ekonomi global, IMF, pemulihan ekonomi, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama

Jum'at, 05 Juli 2024 | 15:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Nama Pengurus Tak Masuk Akta Pendirian, Boleh Tanda Tangan SPT Badan?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 12:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Ada Sistem INSW, Interaksi Pelaku Usaha dan Petugas Jadi Sederhana

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya