Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Indeks Saham Malaysia Jeblok Menyusul Penetapan Windfall Tax

A+
A-
0
A+
A-
0
Indeks Saham Malaysia Jeblok Menyusul Penetapan Windfall Tax

Ilustrasi. 

KUALA LUMPUR, DDTCNews – Indeks komposit Kuala Lumpur (KLCI) anjlok menyusul keputusan pemerintah Malaysia menerapkan pajak atas keuntungan tidak terduga (windfall tax).

Jenis pajak baru ini akan dikenakan kepada perusahaan yang meraup untung selama pandemi Covid-19. Rencananya, windfall tax akan dikenakan pada wajib pajak badan dengan pendapatan di atas RM100 juta atau sekitar Rp345,3 miliar.

Indeks acuan FTSE Bursa Malaysia KLCI turun hingga 2,2%. Angka ini menjadikan bursa Malaysia mencatatkan penurunan kinerja terburuk di antara pasar saham Asia Pasifik awal pekan ini.

Baca Juga: Anggota Parlemen Ini Usulkan Minuman Berpemanis Kena Cukai 20 Persen

"Pajak windfall menjadi salah satu langkah pemerintah untuk mencukupi belanja yang meningkat selama pandemi. Walau begitu, tak bisa kita pungkiri efeknya terhadap para perusahaan," ungkap Wellian Wiranto, ekonom dari OCBC Bank Singapura, dikutip cnbc.com, Selasa (2/11/2021).

Selain penerapan windfall tax, pemerintah Malaysia juga berencana untuk meningkatkan tarif pajak penghasilan (PPh) badan, dari yang semula 24% menjadi 33% di 2022. Target dari penambahan jenis pajak dan perubahan tarif ini tentu saja para perusahaan serta investor.

Pemerintah mau tak mau harus mengambil tindakan ekstrem untuk memenuhi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) di tahun mendatang.

Baca Juga: Negara Ini Siapkan Kembali Insentif Pajak untuk Tenaga Ahli Asing

Diperkirakan anggaran belanja tahun 2022 akan menjadi yang terbesar sepanjang sejarah. Alokasi anggaran belanja pemerintah Malaysia pada 2022 mencapai RM332 miliar atau setara US$80 miliar.

Malaysia juga berencana untuk mulai membuka kembali negara mereka bagi para wisatawan. Ekonom dari Moody’s Analystics, Denise Cheok, mengatakan bahwa rencana tersebut akan dilaksanakan di awal 2022.

Dana moneter internasional (IMF) memprediksikan perekonomian Asia Tenggara diprediksikan akan tumbuh hingga 3,5% pada tahun ini dan 6% pada tahun depan. (tradiva sandriana/sap)

Baca Juga: Per 1 Juli 2024, Negara Ini Pangkas Tarif Pajak Penghasilan

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pajak internasional, windfall tax, PPh badan, ekonomi digital, pemulihan ekonomi nasional, Malaysia

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Lesu Terhadap Dolar AS dan Mayoritas Negara

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya