Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Ini Tantangan Ekonomi RI 5 Tahun ke Depan

A+
A-
1
A+
A-
1
Ini Tantangan Ekonomi RI 5 Tahun ke Depan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas Bambang P.S Brodjonegoro

JAKARTA, DDTCNews – Perekonomian Indonesia diproyeksikan akan terus tumbuh positif untuk 5 tahun ke depan, namun akan ada sejumlah tantangan yang harus di hadapi untuk bisa tumbuh di atas 5%.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas Bambang P.S Brodjonegoro memaparkan sejumlah tantangan tersebut dalam sosialisasi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2025 di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Dua isu penting tersebut ialah soal struktur industri nasional dan defisit neraca transkasi berjalan atau current account deficit. “Dalam bidang ekonomi di mana butuh upaya lebih dari pemerintahan selanjutnya untuk menjawab isu strategis untuk 2020-2025,” katanya, Senin (25/9/2018).

Baca Juga: Di Balik Bertahapnya Integrasi NIK-NPWP, Pertimbangan Kesiapan Sistem

Dia menjelaskan isu pertama ialah soal transformasi struktural ekonomi nasional. Pertumbuhan sektor manufaktur yang seharusnya jadi andalan dalam menggenjot ekonomi 5 tahun terakhir ini cenderung stagnan.

Akibatnya, hal tersebut menjadi faktor yang mengerem pertumbuhan ekonomi karena lambatnya pertumbuhansektor industri, sektor yang menciptakan nilai tambah besar untuk perekonomian nasional.

Lebih lanjut Bambang menjelaskan saat ini laju kontribusi industri manufaktur masih berkisar pada angka 20% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Padahal, idealnya kontribusi indutri manufatur berada di atas 25% dari PDB.

Baca Juga: Jokowi Klaim IKN Bakal Dukung Sektor Pertanian Daerah Sekitarnya

“Hal ini penting agar motor penggerak ekonomi nasional bisa beralih dari awalnya eksploitasi sumber daya alam (SDA) ke industri manufaktur, yang artinya akan menciptakan nilai tambah bagi ekonomi,” katanya.

Isu kedua adalah soal defisit transkasi berjalan. Hal ini, menurut Bambang, menimbulkan kerentanan bagi perekonomian, terlebih saat kondisi seperti saat ini di mana ketidakpastian meningkat dalam ranah ekonomi global.

Dengan tantangan tersebut, Mantan Menteri Keuangan itu memproyesikan ekonomi nasional melalui pendekatan moderat akan tumbuh dalam rentang 5,4% hingga 5,7% per tahun. Oleh karena itu butuh usaha ekstra untuk menggenjot roda ekonomi lebih cepat lagi.

Baca Juga: Asumsi Makro APBN 2025 Disepakati, Ekonomi Diproyeksi Tumbuh 5,1-5,5%

“Langkah perbaikan dalam menjawab kedua isu tersebut tidak bisa dilakukan dalam jangka pendek, butuh konsistensi dalam jangka menengah panjang dan kebijakan yang berkesinambungan,” imbuhnya. (Bsi)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : ekonomi, bambang brodjonegoro, defisit transaksi berjalan

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 07 Juni 2024 | 14:45 WIB
KEBIJAKAN MONETER

Ada Efek Penerimaan Pajak, Cadangan Devisa Naik Jadi US$139 Miliar

Jum'at, 07 Juni 2024 | 10:47 WIB
PEREKONOMIAN INDONESIA

Sri Mulyani Sebut Kenaikan Tax Ratio Kunci Perbaikan Credit Rating RI

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya