Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Menko Airlangga Klaim Ekonomi Digital di Indonesia Tertinggi se-Asean

A+
A-
0
A+
A-
0
Menko Airlangga Klaim Ekonomi Digital di Indonesia Tertinggi se-Asean

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah mengeklaim ekonomi digital Indonesia menjadi yang tertinggi di wilayah Asia Tenggara. Tahun lalu, nilai transaksi e-commerce berhasil mencapai Rp401,25 triliun dengan volume transaksi sebesar 1,73 miliar.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah berkomitmen untuk menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan ekonomi digital. Berbagai potensi yang dimiliki Indonesia diharapkan dapat memperkuat peluang akselerasi perkembangan ekonomi digital.

“Ekonomi digital di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Nilai ekonominya di tahun 2021 tercatat US$70 miliar dan diperkirakan mencapai US$146 miliar pada 2025,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip pada Jumat (15/4/2022).

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Saat ini, lanjut Airlangga, pemerintah mempersiapkan kerangka pengembangan ekonomi digital 2021-2030. Menurutnya, pengembangan ekonomi digital merupakan salah satu strategi utama transformasi ekonomi Indonesia dan ditujukan untuk mempercepat pemulihan ekonomi.

“Kerangka ini akan menjadi guideline dalam mewujudkan visi menjadi kekuatan ekonomi digital yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, terhubung, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Tren positif perkembangan ekonomi digital juga sejalan dengan perkembangan investasi. Hasil studi Google, Temasek, Bain & Company (2021) menunjukan investasi ekonomi digital Indonesia pada kuartal I/2021 mencapai US$4,7 miliar dan menjadi tertinggi selama 4 tahun terakhir.

Baca Juga: Target Pajak Diperkirakan Tidak Tercapai, Shortfall Rp66,9 Triliun

“Capaian itu menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi terpopuler di Asia Tenggara, melampaui Singapura,” tuturnya.

Selain itu, sambung Airlangga, pemerintah juga turut mendukung kemajuan industri digital guna menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Menurutnya, peraturan tentang saham dengan hak suara multipel yang diterbitkan OJK pada tahun lalu membuka peluang bagi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk dan startup lainnya untuk melakukan initial public offering (IPO) di Indonesia. (rig)

Baca Juga: APBN Defisit Rp77,3 Triliun pada Semester I/2024, Ini Kata Sri Mulyani

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : menko perekonomian airlangga hartarto, ekonomi digital, investasi, pemulihan ekonomi, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama

Jum'at, 05 Juli 2024 | 15:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Nama Pengurus Tak Masuk Akta Pendirian, Boleh Tanda Tangan SPT Badan?

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya