Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Neraca Transaksi Berjalan Surplus, Indonesia Siap Hadapi Tapering

A+
A-
0
A+
A-
0
Neraca Transaksi Berjalan Surplus, Indonesia Siap Hadapi Tapering

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam paparan APBN Kita. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Indonesia disebut lebih siap dalam menghadapi tapering. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan kesiapan Indonesia dilandasi neraca pembayaran Indonesia yang tercatat surplus.

Per kuartal III/2021, neraca pembayaran mengalami surplus hingga US$10,7 miliar dengan neraca transaksi berjalan yang surplus US$4,5 miliar atau 1,49% dari PDB.

"Ini adalah kondisi yang baik, kalau dibandingkan dengan taper tantrum 2013 Indonesia mengalami defisit neraca transaksi berjalan mendekati 3% dari PDB," ujar Sri Mulyani, Kamis (25/11/2021).

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Tingginya defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit membuat Indonesia terkena imbas yang cukup besar dari taper tantrum pada kala itu.

Selain mencatatkan surplus neraca transaksi berjalan, transaksi modal dan finansial juga mengalami surplus hingga US$6,1 miliar. Surplus ini ditopang oleh turunnya pembayaran utang luar negeri dan naiknya simpanan nonresiden.

Berkat kinerja neraca pembayaran yang positif dan kuat, nilai tukar rupiah pada end of period tercatat hanya senilai Rp14,237 per dolar AS dan secara year to date mencapai Rp14,310 per dolar AS, jauh di bawah asumsi makro APBN 2021 senilai Rp14.600 per dolar AS.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Bila tapering benar-benar terjadi, maka nilai tukar rupiah akan mengalami tekanan terlebih dahulu ketimbang aspek-aspek yang lainnya meski dampaknya tak akan sebesar pada 2013.

"Namun, fondasi ekonomi yang kuat dari neraca pembayaran, APBN mulai bagus, dan pemulihan ekonomi yang kuat tentu akan memberikan barrier atau perlindungan pada nilai tukar kita agar lebih bisa bertahan bila terjadi tapering," ujar Sri Mulyani. (sap)

Baca Juga: Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : defisit neraca transaksi berjalan, neraca pembayaran, kebijakan fiskal, kebijakan moneter, Sri Mulyani, APBN Kita

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 28 Juni 2024 | 10:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Banyak Restitusi, Setoran Pajak Manufaktur dan Perdagangan Menurun

Jum'at, 28 Juni 2024 | 09:30 WIB
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Hingga Mei 2024, Realisasi PNBP Sudah Capai 51 Persen dari Target

Kamis, 27 Juni 2024 | 16:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Setoran PPN Turun, Sri Mulyani Sebut Konsumsi Masyarakat Tetap Positif

Kamis, 27 Juni 2024 | 12:03 WIB
PEREKONOMIAN INDONESIA

Sri Mulyani Sebut Inflasi Terjaga Rendah, Ekonomi RI Masih Stabil

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya