Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Pasar Keuangan Tak Stabil, Penarikan Utang APBN Masih Minim

A+
A-
0
A+
A-
0
Pasar Keuangan Tak Stabil, Penarikan Utang APBN Masih Minim

Menteri Keuangan Sri Mulyani (kedua kiri) berbincang dengan sejumlah pejabat Kementerian Keuangan usai konferensi pers APBN KiTa edisi Maret 2024 di Jakarta, Senin (25/3/2024). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom.

JAKARTA, DDTCNews - Realisasi pembiayaan utang secara neto hingga 15 Maret 2024 tercatat masih senilai Rp71 triliun, hanya 11,1% dari target yang ditetapkan dalam APBN 2024.

Meski penarikan utang hingga 15 Maret 2024 masih minim, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pembiayaan utang pada tahun ini masih on track.

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

"Kita akan terus menjaga agar volatilitas dari global ini tidak berimbas pada pelaksanaan APBN terutama pembiayaan. Kami akan terus memperhatikan timing dan size issuance kita," ujar Sri Mulyani, dikutip Selasa (26/3/2024).

Terlepas dari tantangan-tantangan tersebut, Sri Mulyani mengatakan yield surat berharga negara (SBN) yang diterbitkan oleh pemerintah sesungguhnya masih relatif terjaga meski yield US treasury masih terjaga.

Spread antara yield SBN dan US treasury tercatat hanya sebesar 236 basis point (bps). "Ini termasuk yang paling rendah, kita comparable dengan Filipina. Bayangkan Brasil, perbandingan surat berharga Brasil dengan US treasury itu sampai 678 bps," ujar Sri Mulyani.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Menurut Sri Mulyani, rendahnya spread antara yield SBN dan US treasury adalah cerminan dari kredibilitas pengelolaan anggaran. "Ini yang menggambarkan bahwa APBN kita kredibel, cukup transparan, dan bisa dipercaya, membuat kita bisa mampu menjaga competitiveness dari SBN kita," ujar Sri Mulyani.

Terkait dengan nilai tukar rupiah, Sri Mulyani mengatakan rupiah memang tercatat mengalami depresiasi sebesar 1,6% (ytd). Meski demikian, depresiasi nilai tukar rupiah tidaklah seburuk mata uang lainnya.

"Memang diakui dengan adanya kenaikan suku bunga dari AS yang tinggi, itu menyebabkan dolar AS mengalami penguatan relatif terhadap mata uang-mata uang lain," ujar Sri Mulyani.

Baca Juga: Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Sri Mulyani mengatakan ke depan instrumen pembiayaan utang akan terus didiversifikasi guna meminimalisasi risiko pasar keuangan terhadap APBN. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : APBN, utang, pembiayaan utang, pasar keuangan, Sri Mulyani

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Selasa, 02 Juli 2024 | 16:35 WIB
KEBIJAKAN FISKAL

Pemerintah Sebut Proses Restitusi Pajak Dioptimalkan

Selasa, 02 Juli 2024 | 12:00 WIB
KPP PRATAMA KABANJAHE

Tagih Utang Pajak, Saldo Rekening Rp23 Juta Milik WP Akhirnya Disita

Selasa, 02 Juli 2024 | 09:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Ajukan PMN Rp6,1 Triliun untuk 4 BUMN dan Bank Tanah

Senin, 01 Juli 2024 | 19:00 WIB
KPP PRATAMA PEMATANG SIANTAR

Buntut Tunggakan Pajak Tak Dilunasi, Minyak Goreng Puluhan Juta Disita

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya