Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Pelaku Usaha dengan Kegiatan Lain Juga Bisa Dapat Fasilitas Pajak

A+
A-
0
A+
A-
0
Pelaku Usaha dengan Kegiatan Lain Juga Bisa Dapat Fasilitas Pajak

Ilustrasi. Pesepeda melintas di dekat tulisan Pajak Kuat Indonesia Maju di Jakarta Pusat, Sabtu (19/12/2020). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/rwa.

JAKARTA, DDTCNews – Peluang pelaku usaha yang menanamkan modal pada kegiatan lainnya di dalam kawasan ekonomi khusus (KEK) untuk mendapatkan fasilitas PPh tetap terbuka seiring dengan disahkannya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 237/2020.

Pada Pasal 4 ayat (4) PMK terbaru tersebut, pelaku usaha di KEK yang melakukan penanaman modal pada kegiatan lainnya yang bukan kegiatan utama KEK bisa mendapatkan insentif, yakni fasilitas PPh untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu.

Hal ini sejalan dengan amanat Peraturan Pemerintah (PP) No. 12/2020. "Badan usaha dan/atau pelaku usaha yang ... melakukan penanaman modal pada kegiatan lainnya dapat memperoleh fasilitas PPh," bunyi penggalan Pasal 10 ayat (1) PP No. 12/2020, dikutip Senin (11/1/2021).

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Secara garis besar, fasilitas PPh yang diberikan kepada pelaku usaha dengan penanaman modal pada kegiatan lain dalam PMK 237/2020 mirip dengan fasilitas PPh pada tax allowance.

Fasilitas PPh untuk penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu dan/atau di daerah-daerah tertentu yang diberikan di KEK meliputi pengurangan penghasilan neto sebesar 30% dari nilai penanaman modal selama 6 tahun.

Selanjutnya, fasilitas tersebut mencakup penyusutan aktiva tetap berwujud dan amortisasi aktiva tak berwujud yang dipercepat, pengenaan PPh atas dividen hanya sebesar 10% atau lebih rendah atas dividen dividen yang dibayarkan kepada wajib pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap (BUT), dan kompensasi kerugian hingga 10 tahun.

Baca Juga: Target Pajak Diperkirakan Tidak Tercapai, Shortfall Rp66,9 Triliun

Untuk mendapatkan fasilitas tersebut, pelaku usaha harus merupakan wajib pajak dalam negeri dan berstatus sebagai badan hukum Indonesia. Bila badan yang dimaksud dimiliki langsung oleh wajib pajak dalam negeri, pelaku usaha harus melampirkan surat keterangan fiskal seluruh pemegang saham yang tercatat dalam akta.

Penanaman modal yang dapat diajukan fasilitas tersebut juga hanya yang belum pernah mendapatkan fasilitas sebelumnya, baik dari fasilitas PPh di KEK pada PMK 237/2020 maupun PMK sebelumnya, seperti tax holiday, tax allowance, hingga investment allowance. (rig)

Baca Juga: APBN Defisit Rp77,3 Triliun pada Semester I/2024, Ini Kata Sri Mulyani

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pmk 237/2020, fasilitas pajak, pajak penghasilan, kawasan ekonomi khusus, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Jum'at, 05 Juli 2024 | 17:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Pegawai Pindah Cabang, Hitungan PPh 21-nya Disamakan dengan Resign?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya