Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Pemerintah Agresif Tarik Utang di Awal Tahun, Kenapa?

A+
A-
2
A+
A-
2
Pemerintah Agresif Tarik Utang di Awal Tahun, Kenapa?

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tengah membaca buku APBN Kita dengan beberapa pejabat eselon I Kemenkeu. (foto: Kemenkeu)

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah menarik utang dalam jumlah besar sejak awal tahun. Antisipasi ketidakpastian selama 2019 menjadi alasan utama otoritas.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kebijakan front loading dilakukan sebagai bentuk antisipasi pemerintah perihal prospek ekonomi 2019. Menurutnya, ketidakpastian ekonomi masih membayangi perekonomian sehingga perlu bantalan kebijakan yang sudah dijalankan sejak awal tahun.

“Kita ambil kesempatan untuk menerbitkan surat utang global yang cukup signifikan untuk bisa mengantisipasi seluruh ketidakpastian pada tahun 2019,” katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (20/2/2019).

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Berdasarkan data Kementerian Keuangan, total pembiayaan anggaran pada Januari 2019 senilai Rp122,5 triliun. Angka ini mencapai 41,4% dibandingkan dengan target APBN 2019 senilai Rp296,0 triliun. Pada Januari 2018, realisasi pembiayaan anggaran hanya 8,47% dari target APBN.

Pembiayaan anggaran Rp122,5 triliun itu terdiri atas pembiayaan utang Rp122,47 triliun, pemberian pinjaman Rp58,8 triliun, dan pembiayaan lainnya Rp0,7 triliun. Dengan defisit hingga Januari 2019 senilai Rp45,8 triliun, ada kelebihan pembiayaan senilai Rp76,8 triliun pada Januari 2019.

Dinamika global menjadi alasan utama Sri Mulyani untuk menarik utang dalam jumlah besar. Tekanan sepanjang tahun lalu diperkirakan akan berlanjut di 2019 sehingga antisipasi sudah dilakukan sejak awal tahun.

Baca Juga: Punya Utang Pajak Rp86 Juta, Sepeda Motor Milik WP Akhirnya Disita

"Hanya AS dan Indonesia yang pertumbuhan tahun 2018 lebih tinggi dari 2017. Ini hanya menggambarkan lingkungan global kita mengalami tekanan untuk 2018 akhir yang diperkirakan akan berlanjut tahun 2019," tandasnya. (kaw)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : defisit anggaran, kinerja Januari 2019, utang, pembiayaan anggaran

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 20 Juni 2024 | 10:00 WIB
KPP PRATAMA MAJENE

SKP 2018 Tak Dilunasi, Sepeda Motor dan Uang Tunai Wajib Pajak Disita

Rabu, 19 Juni 2024 | 13:00 WIB
PER-01/PJ/2020

DJP Bagi Kualitas Piutang Pajak Jadi 4 Golongan, Begini Kriterianya

Selasa, 18 Juni 2024 | 14:00 WIB
KANWIL DJP JAWA TENGAH I

DJP Blokir Rekening Penunggak secara Serentak, Saldonya Rp51 Miliar

Senin, 17 Juni 2024 | 14:00 WIB
PENEGAKAN HUKUM

Perhatikan Lagi Hak dan Kewajiban WP dalam Proses Penagihan Pajak

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya