Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Pemerintah Kucurkan Jaminan Kredit Korporasi Padat Karya

A+
A-
1
A+
A-
1
Pemerintah Kucurkan Jaminan Kredit Korporasi Padat Karya

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (tangkapan layar Youtube Kemenkeu)

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah akhirnya resmi meluncurkan program jaminan kredit untuk korporasi dengan nilai total Rp100 triliun hingga 2021.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan jaminan kredit untuk korporasi diberikan dengan kisaran Rp10 miliar hingga Rp1 triliun. Jaminan kredit akan diberikan melalui Lembaga Penjaminan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank dan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII).

"Diharapkan semua jadi bisa menyalurkan untuk restrukturisasi sehingga ekonomi Indonesia dan sektor korporasi bisa kembali pada posisi semula," katanya dalam acara penandatanganan perjanjian kerja sama untuk program penjaminan pemerintah kepada korporasi padat karya, Rabu (29/7/2020).

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Airlangga mengatakan dalam Peraturan Presiden (Perpres) No.72 Tahun 2020, pemerintah telah mengalokasikan anggaran senilai Rp53,57 triliun pada tahun ini sebagai pembiayaan korporasi. Fasilitas penjaminan kredit modal kerja korporasi tersebut diberikan kepada pelaku usaha korporasi yang memiliki usaha berorientasi ekspor dan/atau padat karya yang memiliki minimal 300 karyawan.

Pelaku usaha korporasi yang dijamin ini tidak termasuk kategori BUMN dan UMKM. Penjaminan juga tidak termasuk untuk korporasi dalam daftar kasus hukum dan/atau tuntutan kepailitan serta memiliki performing loan lancar sebelum terjadinya pandemi Covid-19.

Dalam skema penjaminan kredit modal kerja korporasi, porsi penjaminan sebesar 60% dari kredit. Namun, untuk sektor-sektor prioritas porsi yang dijamin bisa mencapai 80% dari kredit.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Sektor prioritas tersebut antara lain pariwisata termasuk hotel dan restoran, otomotif, garmen dan alas kaki, elektronik, kayu olahan, furnitur, produk kertas, serta sektor usaha lainnya yang memenuhi kriteria terdampak pandemi sangat berat.

Pemerintah menanggung pembayaran imbal jasa penjaminan sebesar 100% atas kredit modal kerja sampai dengan Rp300 miliar dan 50% untuk pinjaman dengan plafon Rp300 miliar sampai Rp 1 triliun. Skema penjaminan direncanakan berlangsung hingga akhir 2021 dengan total kredit modal kerja yang disalurkan perbankan hingga Rp100 triliun.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut pemerintah telah memperluas fungsi LPEI dari yang semula hanya mendukung pembiayaan ekspor, kini diperluas untuk yang industri substitusi impor. PII yang semula hanya memberikan penjaminan infrastruktur, sekarang desain ulang agar bisa menjadi second layer dari guarantee atau loss limit untuk sektor korporasi padat karya.

Baca Juga: Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

"Ini bisa menimbulkan optimisme terhadap kegiatan karena modal kerja berarti perusahaannya survive dan mulai bergerak lagi untuk bisa melakukan aktivitas ekonominya," ujarnya.

Pemerintah juga telah menunjuk 15 perbankan yang akan memanfaatkan fasilitas penjaminan pemerintah tersebut, yakni BCA, Bank Danamon, Bank DBS, Bank HSBC, dan Bank ICBC. Ada pula Bank Maybank, Bank Resona Perdania, Bank Standard Chartered, Bank UOB, Bank DKI, serta Bank MUFG. Selain itu, ada empat bank anggota Himbara, yakni Bank Mandiri,BNI, BRI, dan BTN. (kaw)

Baca Juga: Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : penjaminan kredit, kredit, padat karya, Airlangga Hartarto, Sri Mulyani, pemulihan ekonomi nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

Rizki Zakariya

Kamis, 30 Juli 2020 | 08:24 WIB
#MariBicara langkah Pemerintah dalam memberikan fasilitas penjaminan patut diapresiasi. Namun, amat disayangkan tidak menyasar pada perusahaan BUMN. Padahal BUMN merupakan salah satu penopang pemasukan negara, terdampak Covid-19, dan sahamnya dikuasai juga oleh pihak luar (non-Pemerintah). Sehingga ... Baca lebih lanjut
1

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 28 Juni 2024 | 09:30 WIB
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Hingga Mei 2024, Realisasi PNBP Sudah Capai 51 Persen dari Target

Kamis, 27 Juni 2024 | 16:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Setoran PPN Turun, Sri Mulyani Sebut Konsumsi Masyarakat Tetap Positif

Kamis, 27 Juni 2024 | 12:03 WIB
PEREKONOMIAN INDONESIA

Sri Mulyani Sebut Inflasi Terjaga Rendah, Ekonomi RI Masih Stabil

Kamis, 27 Juni 2024 | 11:35 WIB
PENERIMAAN PAJAK

PPh Badan Minus 35,7%, Profitabilitas Perusahaan Turun Signifikan

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya