Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Perang Berlanjut, Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Masih Normal

A+
A-
0
A+
A-
0
Perang Berlanjut, Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Masih Normal

Menteri Keuangan Sri Mulyani.

JAKARTA, DDTCNews - Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyatakan stabilitas sistem keuangan pada kuartal II/2022 tetap terjaga meski dunia menghadapi dampak dari perang Rusia dan Ukraina yang berlanjut.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan perang telah menyebabkan peningkatan ketidakpastian ekonomi global. Dalam kondisi ini, inflasi global makin meningkat, serta respons pengetatan kebijakan moneter global juga menjadi lebih agresif.

"Daya tahan atau resiliensi stabilitas sistem keuangan pada triwulan II/2022 ini menjadi pijakan bagi KSSK untuk tetap optimis namun juga terus mewaspadai berbagai tantangan dan risiko yang sedang dan akan terus terjadi dan kita hadapi," katanya melalui konferensi video, Senin (1/8/2022).

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Sri Mulyani mengatakan KSSK memberikan perhatian pada sejumlah isu global, di antaranya pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan lebih rendah dari proyeksi sebelumnya, meningkatnya risiko stagflasi, dan ketidakpastian pasar keuangan.

Menurutnya, tekanan inflasi global terus meningkat seiring dengan tingginya harga komoditas akibat berlanjutnya gangguan rantai pasok yang diperparah oleh berlanjutnya perang di Ukraina. Hal itu telah menyebabkan meluasnya kebijakan-kebijakan proteksionisme di sejumlah negara, terutama di bidang pangan.

Kemudian, berbagai negara di dunia, terutama Amerika Serikat, telah merespon tingginya inflasi dengan mengetatkan kebijakan moneter dan meningkatkan suku bunga sehingga menyebabkan pemulihan ekonomi menjadi tertahan. Tak hanya AS, perlambatan pertumbuhan ekonomi juga diperkirakan terjadi di sejumlah negara seperti Eropa, Jepang, China dan India.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Sri Mulyani menyebut World Bank dan IMF telah merevisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi global tahun ini. World Bank semula memperkirakan ekonomi global akan tumbuh 4,1%, tetapi direvisi menjadi 2%. Sementara IMF, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,2%, dari semula 3,6%.

"Ketidakpastian di pasar keuangan global akibat tingginya inflasi di negara maju dan pengetatan dr kebijakan moneter telah mengakibatkan aliran keluar modal asing, khususnya investasi portofolio, dan ini juga menekan di berbagai negara berkembang," ujarnya.

Dari sisi dalam negeri, Sri Mulyani memaparkan perbaikan kinerja ekonomi diperkirakan akan berlanjut pada kuartal II/2022. Perbaikan ekonomi ditopang oleh meningkatnya konsumsi, investasi, serta ekspor.

Baca Juga: Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Berbagai indikator juga terus mencatatkan hasil positif. Misalnya indeks penjualan riil (IPR) yang pada Juni 2022 tumbuh 15,4%, serta PMI manufaktur yang terus ekspansif dari 50,2 pada Juni 2022 menjadi 51,3 pada Juli 2022.

"Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki optimisme terhadap prospek pemulihan ekonomi," imbuhnya.

Meski demikian, Dia menambahkan KSSK akan terus mencermati perkembangan inflasi domestik yang menunjukkan tren meningkat. Laju inflasi pada Juli 2022 tercatat 4,94% secara tahunan, meningkat dari posisi Juni 2022 yang sebesar 4,35%.

Baca Juga: Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Menurutnya, pemerintah akan terus bersinergi dan berkoordinasi dengan Bank Indonesia terkait dengan langkah pengendalian inflasi tersebut. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : perekonomian nasional, pertumbuhan ekonomi, PDB, Rusia, Ukraina, Sri Mulyani, KSSK

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 28 Juni 2024 | 14:11 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Berimbas ke Penerimaan, Sri Mulyani Pantau Lifting Migas yang Rendah

Jum'at, 28 Juni 2024 | 12:30 WIB
APBN 2024

Tekan Utang, Pemerintah Optimalkan SAL untuk Biayai Anggaran

Jum'at, 28 Juni 2024 | 11:30 WIB
APBN 2024

Penerimaan Bea dan Cukai Tembus Rp109 Triliun, Turun 7,8 Persen

Jum'at, 28 Juni 2024 | 10:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Banyak Restitusi, Setoran Pajak Manufaktur dan Perdagangan Menurun

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya