Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Realisasi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di 2023 LampauiTarget

A+
A-
0
A+
A-
0
Realisasi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca di 2023 LampauiTarget

Warga melintas dengan latar belakang PLTU Suralaya di Kota Cilegon, Banten, Rabu (6/12/2023). Pemerintah menyiapkan program percepat pensiun PLTU sebagai langkah menurunkan emisi karbon guna mencapai target netral karbon atau net zero emission (NZE) pada 2060. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/YU

JAKARTA, DDTCNews - Pemerintah mencatatkan realisasi penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sektor energi mencapai 127,67 juta ton CO2e (CO2 ekuivalen) pada 2023. Angka tersebut melampaui target pemangkasan emisi GRK senilai 116 juta ton CO2e.

Plt. Dirjen Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM (EBTKE) Jisman P. Hutajulu mengatakan Indonesia terus melakukan langkah konkret dalam mitigasi iklim, termasuk pengurangan emisi GRK. Target pengurangan emisi GRK pun direvisi dari 29% menjadi 31,89% dengan kemampuan sendiri pada 2030. Sementara target pengurangan emisi GRK dengan dukungan internasional dinaikkan dari 41% menjadi 43,2%.

"Pemerintah menargetkan untuk menurunkan emisi GRK sektor energi sebesar 31,89% dengan usaha sendiri dan sebesar 43,20% dengan dukungan dunia internasional pada tahun 2030," ujar Jisman saat konferensi pers capaian kinerja subsektor EBTKE 2023, dikutip pada Jumat (19/1/2024).

Baca Juga: Ada WK Migas Nganggur, Kontraktor Punya 2 Opsi: Garap atau Kembalikan

Jisman menjelaskan realisasi penurunan emisi GRK sektor energi sepanjang 2023 ditopang oleh beberapa faktor. Pertama, implementasi energi baru terbarukan (EBT) menyumbang pengurangan emisi GRK sebanyak 51,3 juta ton CO2e. Kedua, aplikasi efisiensi energi berkontribusi terhadap pengurangan 31,76 juta ton CO2e.

Ketiga, penerapan bahan bakar rendah karbon (gas alam) berhasil mengurangi 15,55 juta ton CO2e emisi GRK. Keempat, penggunaan teknologi pembangkit bersih berhasil menekan emisi GRK sebanyak 13,33 juta ton CO2e. Terakhir, kegiatan lainnya juga memangkas emisi GRK sebanyak 15,63 juta ton CO2e.

Khusus untuk efisiensi energi, capaian intensitas energi primer pada 2023 lalu mencapai 132,6 setara barel minyak (SBM) per miliar rupiah. Angka tersebut setara 102% atau melampaui target awal, yakni 135,2 SBM/miliar rupiah.

Baca Juga: Tarif Listrik Diputuskan Tidak Naik Selama Juli-September 2024

Indikator penurunan intensitas energi primer tersebut menunjukkan bahwa sektor energi semakin efisien dalam menggunakan energi dari sisi penyedia energi.

Berdasarkan studi International Energy Agency (IEA), Intensitas energi Indonesia pada 2021 lebih baik dibandingkan dengan sebagian besar negara G-20. Peningkatan intensitas energi Indonesia dalam periode 10 tahun (2011-2020) juga sebesar 3%.

Menurut Jisman, capaian penurunan intensitas energi primer sektor ESDM sepanjang 2023 merupakan kabar baik bagi ketahanan energi nasional. Pemerintah pun akan terus berupaya untuk meningkatkan capaian tersebut dan mewujudkan target penurunan intensitas energi primer.

Baca Juga: Ditolak Peternak, Negara Ini Akhirnya Batal Pajaki Sendawa Sapi

"Pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan capaian tersebut dan mewujudkan target penurunan intensitas energi primer," kata Jisman. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : emisi karbon, gas rumah kaca, penurunan emisi, NDC, ESDM, net zero emission

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Minggu, 03 Maret 2024 | 14:30 WIB
SINGAPURA

ADB Sebut Pungutan Karbon Uni Eropa Tak Akan Tekan Emisi

Selasa, 27 Februari 2024 | 09:45 WIB
KEBIJAKAN ENERGI

Begini Hitung-hitungan Pemerintah Soal Potensi Penyimpanan Karbon RI

Senin, 26 Februari 2024 | 09:30 WIB
KEBIJAKAN ENERGI

Skema Jual Beli Listrik PLTS Atap Dihapus, Pemerintah Beri Insentif

Jum'at, 23 Februari 2024 | 12:00 WIB
KEBIJAKAN ENERGI

ESDM: Perlu Insentif Pajak Agar Harga Listrik EBT Lebih Kompetitif

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya