Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Sri Mulyani Proyeksikan Rasio Defisit APBN 2023 di Bawah 3 Persen

A+
A-
0
A+
A-
0
Sri Mulyani Proyeksikan Rasio Defisit APBN 2023 di Bawah 3 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai menghadiri sidang kabinet, Kamis (14/4/2022).

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan pemerintah akan menyusun APBN 2023 dengan defisit anggaran di bawah 3% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Sri Mulyani mengatakan penurunan defisit tersebut sesuai dengan perintah UU No. 2/2020. Dengan mempertimbangkan berbagai risiko pada 2023, defisit anggaran diproyeksikan berada pada rentang 2,81%-2,95% terhadap produk domestik bruto (PDB).

"Ini artinya kami akan laksanakan UU 2/2020, di mana defisit APBN tahun 2023 akan kembali di bawah 3%," katanya usai sidang kabinet, Kamis (14/4/2022).

Baca Juga: Naik Signifikan, Defisit Anggaran 2024 Diproyeksi Jadi Rp609,7 Triliun

Saat ini, lanjut Sri Mulyani, pemerintah mulai menyusun Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2023. Nanti, pemerintah menyusun APBN 2023 secara hati-hati dengan mempertimbangkan berbagai tantangan yang terjadi pada tahun depan.

Dia memaparkan pendapatan negara 2023 akan berada pada rentang 11,28%-11,76% PDB atau senilai Rp2.255,5 triliun hingga Rp2.382,6 triliun. Sementara itu, belanja negara didesain pada kisaran 14,09%-14,71% PDB atau Rp2.818,1 triliun hingga Rp2.979,3 triliun.

Belanja pemerintah pusat direncanakan mencapai Rp2.017 triliun hingga Rp2.152 triliun. Sementara itu, transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) Rp800 triliun hingga Rp826 triliun.

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Dengan rencana pendapatan dan belanja negara tersebut, defisit APBN akan dirancang pada kisaran Rp562,6 triliun hingga Rp596,7 triliun atau 2,81%-2,95% PDB.

Sri Mulyani menegaskan pemerintah akan menjalankan komitmen menyehatkan kembali APBN pada 2023, tetapi pada saat yang sama tetap mendukung pemulihan ekonomi dan program pembangunan nasional.

"Untuk APBN 2023, kami masih akan terus mengkalibrasikan dan mempertajam pada perhitungan untuk belanja, baik pusat maupun transfer ke daerah, dan juga estimasi penerimaan negara," ujarnya.

Baca Juga: Target Pajak Diperkirakan Tidak Tercapai, Shortfall Rp66,9 Triliun

Sri Mulyani juga menjelaskan berbagai belanja yang akan menjadi prioritas pemerintah pada 2023. Pertama, belanja bidang perlindungan sosial yang akan tetap dijaga senilai Rp349 triliun hingga Rp332 triliun.

Menurutnya, pemerintah akan menyalurkan bantuan sosial secara lebih adaptif, seperti melalui data penerima manfaat yang makin dimutakhirkan.

Kedua, belanja kesehatan yang telah menjadi fokus pemerintah dalam 3 tahun terakhir. Pemerintah memperkirakan Covid-19 bukan lagi menjadi faktor utama dalam persoalan kesehatan 2023 sehingga belanja untuk non-Covid-19 akan menjadi menjadi lebih penting.

Baca Juga: APBN Defisit Rp77,3 Triliun pada Semester I/2024, Ini Kata Sri Mulyani

Jika anggaran non-Covid-19 dialokasikan senilai Rp139 triliun pada tahun ini, angkanya diperkirakan naik menjadi Rp193,7 triliun hingga 155 triliun pada tahun depan. Penambahan itu dilakukan untuk mendukung langkah reformasi di bidang kesehatan yang tengah berjalan.

Ketiga, belanja pendidikan yang anggarannya akan meningkat lagi menjadi Rp595,9 triliun hingga Rp563,6 triliun, lebih tinggi dari tahun ini Rp542,8 triliun.

Keempat, belanja infrastruktur senilai Rp367 triliun hingga Rp402 triliun untuk menyelesaikan program-program penting pemerintah seperti perumahan, air minum, pengelolaan air limbah, jaringan irigasi, serta untuk keperluan konektivitas dan komunikasi.

Baca Juga: Pegawai Dapat Uang untuk Sewa Kos dari Pemberi Kerja, Kena PPh 21?

Kelima, pemerintah akan mulai mencadangkan anggaran untuk proyek Ibu Kota Nusantara senilai Rp27 triliun hingga Rp30 triliun pada tahun depan. Menurut Sri Mulyani, anggaran itu dibutuhkan untuk mulai membangun infrastruktur dasar dan gedung pemerintahan.

“Tahun depan akan terus dikendalikan agar biaya belanja operasional pemerintah tetap terjaga secara efisien dan terkendali sehingga anggaran betul-betul dialokasikan lebih kpd belanja produktif," tutur menkeu. (rig)

Baca Juga: PT Perorangan Bisa Manfaatkan PPh Final 0,5 Persen selama 4 Tahun

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : menkeu sri mulyani, defisit anggaran, APBN 2023, PDB, kebijakan pemerintah, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama

Jum'at, 05 Juli 2024 | 15:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Nama Pengurus Tak Masuk Akta Pendirian, Boleh Tanda Tangan SPT Badan?

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya