Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Tekan Inflasi, BI Bakal Fokus Penguatan Nilai Tukar Rupiah

A+
A-
0
A+
A-
0
Tekan Inflasi, BI Bakal Fokus Penguatan Nilai Tukar Rupiah

Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS. (foto: Antara)

JAKARTA, DDTCnews - Bank Indonesia (BI) meyakini inflasi akan kembali ke sasaran 3% +/- 1% pada kuartal III/2023, lebih cepat dari perkiraan awal.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan kebijakan untuk menekan inflasi akan difokuskan pada penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah. Harapannya, langkah tersebut dapat mengendalikan inflasi barang impor atau imported inflation.

"Rupiah itu menguat dan itu menurunkan tekanan inflasi dari imported inflation," katanya, dikutip pada Minggu (28/5/2023).

Baca Juga: Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Ke depan, BI memperkirakan apresiasi rupiah masih terus berlanjut berkat surplus transaksi berjalan dan aliran masuk modal asing seiring dengan prospek pertumbuhan ekonomi yang kuat, inflasi yang rendah, serta imbal hasil aset keuangan domestik yang menarik.

Inflasi dalam Tahun Berjalan

Pada April 2023, inflasi hanya sebesar 4,33%, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya sebesar 4,97%.

Inflasi inti turun dari 2,94% menjadi 2,83% akibat rendahnya ekspektasi inflasi dan tekanan imported inflation yang menurun.

Baca Juga: Target Pajak Diperkirakan Tidak Tercapai, Shortfall Rp66,9 Triliun

"Kalau kita lihat ekspektasi inflasi Consensus Forecast dari para ekonom hingga akhir tahun ini juga rendah, sekitar 3,3%," ujar Perry.

Inflasi komponen harga pangan bergejolak atau volatile food juga turun dari 5,83% pada Maret 2023 menjadi 3,74% pada April 2023. Hal ini disebabkan terjaganya pasokan harga pangan di tengah kenaikan permintaan pada Ramadan dan Idulfitri.

"Inflasi volatile food pada Agustus-September tahun lalu itu 11,3%, sekarang di bawah 5%. Hanya 3,74%, ini rendah banget," tutur Perry. (rig)

Baca Juga: APBN Defisit Rp77,3 Triliun pada Semester I/2024, Ini Kata Sri Mulyani

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : bank indonesia, kebijakan moneter, inflasi, rupiah, nilai tukar, ekonomi, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama

Jum'at, 05 Juli 2024 | 15:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Nama Pengurus Tak Masuk Akta Pendirian, Boleh Tanda Tangan SPT Badan?

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya