Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Transaksi Mobil Bekas Kena PPN 1,1 Persen, Simak Lagi Penjelasan DJP

A+
A-
39
A+
A-
39
Transaksi Mobil Bekas Kena PPN 1,1 Persen, Simak Lagi Penjelasan DJP

Slide paparan yang disampaikan oleh Pelaksana Direktorat Peraturan Perpajakan I DJP Donny Sulastiawan.

JAKARTA, DDTCNews - Seseorang yang membeli kendaraan bermotor bekas bakal dikenai PPN dengan besaran tertentu atau PPN final sebesar 1,1%.

Pelaksana Direktorat Peraturan Perpajakan I DJP Donny Sulastiawan mengatakan PPN final tersebut wajib dipungut oleh pengusaha kena pajak (PKP) yang melakukan kegiatan usaha tertentu, yaitu penyerahan kendaraan bermotor bekas.

"[Oleh] karena dia melakukan kegiatan usaha tertentu, dia wajib menyetorkan dan memungut PPN ini menggunakan besaran tertentu," katanya dalam diskusi pajak yang diadakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), Kamis (4/8/2022).

Baca Juga: Negara Ini Siapkan Kembali Insentif Pajak untuk Tenaga Ahli Asing

Penyerahan kendaraan bermotor bekas terutang PPN dengan tarif 1,1% sepanjang kendaraan bermotor yang dimaksud bukanlah aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjualbelikan seperti diatur dalam Pasal 16D UU PPN.

Pemungutan PPN final atau besaran tertentu atas penjualan kendaraan bermotor bekas dengan tarif 1,1% tersebut berlaku sejak 1 April 2022.

Pada 1 Januari 2025 atau ketika tarif umum PPN dinaikkan kembali dari 11% menjadi 12%, tarif PPN atas penjualan kendaraan bermotor bekas juga ikut naik menjadi 1,2%.

Baca Juga: Terima Dana Sponsorship Kena Pajak Penghasilan? Begini Ketentuannya

Terhitung sejak masa pajak April 2022, penyampaian SPT Masa PPN dilakukan menggunakan SPT Masa PPN 1111. Hal ini berbeda dengan ketentuan sebelumnya yang mewajibkan penyampaian SPT Masa PPN 1111 DM.

Dengan berlakunya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 65/2022, ketentuan sebelumnya yaitu PMK 79/2010 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. (rig)

Baca Juga: Ada Kenaikan NJOP, Target Penerimaan PBB-P2 Tahun Ini Tidak Berubah

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pmk 65/2022, kendaraan bekas, PPN besaran tertentu, PPN, pajak, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Ada Potensi Besar, DPR Minta Pemerintah Perbaiki Pengelolaan PNBP

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ingin Batalkan Faktur Pajak Tapi Beda Tahun, Apakah Bisa?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:09 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 26 atas Jasa Luar Negeri

Jum'at, 05 Juli 2024 | 17:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Pegawai Pindah Cabang, Hitungan PPh 21-nya Disamakan dengan Resign?

berita pilihan

Minggu, 07 Juli 2024 | 13:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Terima Dana Sponsorship Kena Pajak Penghasilan? Begini Ketentuannya

Minggu, 07 Juli 2024 | 12:00 WIB
KABUPATEN JEMBER

Ada Kenaikan NJOP, Target Penerimaan PBB-P2 Tahun Ini Tidak Berubah

Minggu, 07 Juli 2024 | 11:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Pelaku Usaha Kesehatan Perlu Didorong Manfaatkan Supertax Deduction

Minggu, 07 Juli 2024 | 11:00 WIB
INFOGRAFIS PAJAK

Penggunaan Layanan Pajak dengan NIK, NPWP 16 Digit, dan NITKU

Minggu, 07 Juli 2024 | 10:30 WIB
KANWIL DJP JAWA TENGAH II

Tagih Tunggakan Pajak, Juru Sita Blokir Rekening Milik 157 WP

Minggu, 07 Juli 2024 | 09:30 WIB
AUSTRALIA

Per 1 Juli 2024, Negara Ini Pangkas Tarif Pajak Penghasilan

Minggu, 07 Juli 2024 | 09:00 WIB
KEBIJAKAN PAJAK DAERAH

Anggota DPR Usulkan Perguruan Tinggi Swasta Bebas Pungutan PBB

Minggu, 07 Juli 2024 | 08:30 WIB
KABUPATEN SUKOHARJO

Pemda Akhirnya Adakan Pemutihan Pajak setelah Lebih dari 1 Dekade

Minggu, 07 Juli 2024 | 08:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Saat NIK-NPWP Diterapkan Penuh, DJP: WP Jangan Ada yang Tertinggal