Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Ada Pungutan Pajak Baru, Ekspor Bawang ke Bangladesh Menyusut Tajam

A+
A-
0
A+
A-
0
Ada Pungutan Pajak Baru, Ekspor Bawang ke Bangladesh Menyusut Tajam

Seorang pria membawa karung berisi bawang merah di sebuah pasar, di tengah krisis ekonomi yang sedang melanda, di Kolombo, Sri Lanka, Kamis (7/4/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Dinuka Liyanawatte/aww/cfo
 

DHAKA, DDTCNews – Ekspor bawang ke Bangladesh tercatat mengalami perlambatan. Hal ini terjadi setelah pemerintah Bangladesh mengenakan pajak atas impor bawang untuk mendorong produksi dari petani lokal.

Manoj Jain, eksportir besar asal Lasalgaon, India mengungkapkan pajak atas impor bawang dikenakan senilai 2,80 taka per kg. Padahal, Bangladesh tercatat perlu mengimpor 0,8-1 juta ton bawang setiap tahun. Sebagian besarnya diimpor dari India.

“Langkah ini diambil setelah adanya larangan ekspor yang sering dilakukan oleh pemerintah India menyebabkan kenaikan harga bawang merah di pasar lokal Bangladesh,” katanya, dikutip Senin (18/04/2022).

Baca Juga: Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Perlu diketahui, Bangladesh adalah importir bawang terbesar dari India, diikuti oleh Sri Lanka. Serupa dengan Bangladesh, ekspor bawang ke Sri Langka juga melambat.

Dilansir Financial Express, saat ini Sri Lanka tengah mengalami krisis keuangan. Imbasnya, banyak kegiatan ekspor bawang ke Sri Lanka yang mengalami penundaan pembayaran.

Buntutnya, volume ekspor bawang dari India ke Sri Lanka dan Bangladesh tercatat turun dari 4.000-5.000 ton per minggu menjadi 1.500 ton per minggu.

Baca Juga: PMK Baru! Aturan Soal Pembebasan Bea Masuk untuk Impor Bibit dan Benih

Bawang hasil produksi India telah memiliki pasar tetap. Pasar sasaran ekspor India antara lain negara-negara Asia Barat, Bangladesh, Indonesia, Sri Lanka, dan Inggris. Produksi bawang India diperkirakan meningkat sebesar 16,81% menjadi 31,12 juta ton pada tahun panen mulai Juli 2022.

Pada 2021, India berhasil mengekspor bawang senilai US$378 juta atau 15% lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Negara tujuan ekspor utama antara lain Bangladesh (US$101 juta), Malaysia (US$62 juta), Uni Emirat Arab (US$44 juta), dan Sri Lanka (US$42 juta). (sap)

Baca Juga: Anggota Parlemen Ini Usulkan Minuman Berpemanis Kena Cukai 20 Persen

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pajak internasional, bea masuk, bea impor, bawang, krisis ekonomi, Bangladesh, India

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 27 Juni 2024 | 11:30 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Ada 2 Kawasan Berfasilitas, Investasi Asing Bakal Ramai Masuk ke Batam

Kamis, 27 Juni 2024 | 09:30 WIB
KPUBC BATAM

KPUBC Batam Raup Rp176 Miliar dari Bea dan Cukai hingga Mei 2024

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya