Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Anies: Kebijakan Pajak RI Harus Pertimbangkan Tren Pajak Global

A+
A-
3
A+
A-
3
Anies: Kebijakan Pajak RI Harus Pertimbangkan Tren Pajak Global

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyapa warga saat kampanye di Pasar Kepuh, Kuningan, Jawa Barat, Sabtu (9/12/2023). Dalam kunjungannya Anies memantau harga kebutuhan pokok serta menjanjikan kebijakan yang berpihak bagi usaha mikro kecil. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/nz

JAKARTA, DDTCNews - Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan berpandangan kebijakan pajak harus diambil oleh pemerintah dengan mempertimbangkan perkembangan kebijakan pajak di negara-negara lain.

Menurut Anies, pemerintah tidak bisa menetapkan kebijakan pajak dengan hanya mempertimbangkan faktor domestik semata. Perkembangan global juga perlu diperhatikan karena kebijakan pajak bakal berdampak terhadap keputusan investasi oleh pemilik modal.

"Kita berhadapan dengan dunia global. Keputusan pajak kita di sini berdampak terhadap lokasi investasi, relokasi industri, dan faktor-faktor itu tidak bisa dihilangkan. Ketika di region kita terjadi perubahan struktur pajak, tidak bisa Indonesia diam saja. Kita harus merespons itu," ujar Anies dalam Dialog Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Senin (11/12/2023).

Baca Juga: Makan Siang Gratis Butuh Rp71 Triliun, DPR Pastikan Tak Bebani Fiskal

Secara umum, Anies berpandangan kebijakan pajak seharusnya membesarkan mereka yang kecil tanpa mengecilkan mereka yang besar.

Sebagai contoh, Anies berpandangan lembaga-lembaga sosial serta pendidikan seharusnya dikurangi atau bahkan dibebaskan dari kewajiban untuk membayar pajak.

Pada sisi lain, aktivitas yang bersifat produktif harus dikenai pajak secara proporsional agar tidak memberikan disinsentif bagi kegiatan usaha. "Kegiatan konsumtif, terutama yang sifatnya mewah, di situ dikenai pajak yang lebih tinggi. Jadi prinsipnya fairness," ujar Anies.

Baca Juga: World Bank Perkirakan Tax Gap Indonesia Capai 6%, Ini Faktor-Faktornya

Anies mengatakan kebijakan pajak seharusnya tidak serta merta berorientasi pada penerimaan. Menurut Anies, kebijakan pajak harus berperan memberikan insentif dan disinsentif bagi pelaku pasar yang rasional dalam bertindak.

"Ini kalau dalam ilmunya disebut neo-institutionalism. Artinya, perilaku itu dibentuk oleh insentif dan disinsentif. Ketika disiapkan suatu struktur perpajakan, dia akan membentuk perilaku. Nah, perilaku yang kita inginkan adalah perilaku yang meningkatkan produktivitas. Jadi, pajak disusun dengan prinsip seperti itu," ujar Anies.

Untuk diketahui, Anies dan cawapres Muhaimin Iskandar tidak terlalu banyak memerinci kebijakan insentif pajak dalam dokumen visi dan misinya. Namun, keduanya berencana untuk memastikan seluruh insentif pajak terlaksana secara terencana demi menghasilkan manfaat ekonomi optimal dengan risiko fiskal minimal.

Baca Juga: Tahukah Anda, Karpet Pernah Kena Pajak Barang Mewah?

Sebagai informasi, laporan hasil survei pajak dan politik yang diterbitkan DDTCNews secara terperinci membedah opsi-opsi kebijakan yang perlu diusung paslon capres-cawapres dalam pemilu 2024.

Melalui survei terhadap 2.080 responden, partai politik (parpol) dan peserta pemilu 2024 dianggap perlu memprioritaskan penyusunan kebijakan pajak yang bertujuan meningkatkan kepatuhan sukarela. Dengan kepatuhan yang meningkat, diharapkan penerimaan pajak bisa ikut membaik dan berujung pada peningkatan tax ratio Indonesia.

Peningkatan kepatuhan sukarela ini bisa diwujudkan dalam beberapa strategi, seperti penyampaian edukasi pajak, perbaikan layanan, hingga kemudahan administrasi perpajakan.

Baca Juga: Jasa Psikolog dan Psikiater Bebas PPN

Download laporan hasil survei pajak dan politik DDTCNews bertajuk Saatnya Parpol & Capres Bicara Pajak melalui https://bit.ly/HasilSurveiPakpolDDTCNews2023. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pemilu 2024, pemilu, pilpres, capres, cawapres, Anies Baswedan, kebijakan pajak, pajak global

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 02 Mei 2024 | 14:30 WIB
KONSENSUS PAJAK GLOBAL

Empat Menteri Negara G20 Dukung Penerapan Pajak Kekayaan Global

Rabu, 01 Mei 2024 | 09:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Aturan Impor Susu Bakal Direlaksasi untuk Program Susu Gratis Prabowo

Jum'at, 26 April 2024 | 17:30 WIB
REFORMASI PAJAK

Reformasi Pajak, Menkeu Jamin Komitmen Adopsi Standar Pajak Global

Jum'at, 26 April 2024 | 14:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Indonesia Ingin Jadi Anggota OECD, DJP: Prosesnya Sudah On Track

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:00 WIB
PAJAK PENGHASILAN

Pegawai Dapat Uang untuk Sewa Kos dari Pemberi Kerja, Kena PPh 21?

Senin, 08 Juli 2024 | 14:11 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Coretax DJP: 360 Derajat, Wajib Pajak Dapat Dilihat dari Berbagai Sisi

Senin, 08 Juli 2024 | 14:00 WIB
KEPATUHAN PAJAK

Jualan Online-Reseller, Hitung Pajak Pakai Pembukuan atau Pencatatan?

Senin, 08 Juli 2024 | 13:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Tidak Padankan NIK Jadi NPWP, Status NPWP Berubah Jadi Non-Aktif?