Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Mantan Menkeu Ini Usul Keringanan Pajak untuk WP Berpenghasilan Rendah

A+
A-
0
A+
A-
0
Mantan Menkeu Ini Usul Keringanan Pajak untuk WP Berpenghasilan Rendah

Ilustrasi.

BANGKOK, DDTCNews - Mantan Menteri Keuangan Thailand Korn Chatikavanij mengusulkan pengurangan beban pajak yang diemban masyarakat berpenghasilan rendah.

Korn yang juga pemimpin Partai Chart Pattana Kla menilai insentif pajak perlu diberikan kepada wajib pajak dengan penghasilan maksimal THB 40.000 atau sekitar Rp18,2 juta per bulan. Menurutnya, kebijakan ini dapat diterapkan kepada kalangan pegawai atau pekerja lepas.

"Mereka adalah kelompok yang paling patuh membayar pajak sekaligus berhak mendapatkan keringanan pajak dari pemerintah," katanya, dikutip pada Kamis (25/1/2023).

Baca Juga: Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Korn mengatakan kelompok pekerja berpenghasilan rendah justru mendominasi struktur wajib pajak orang pribadi di Thailand. Menurutnya, sekitar 50% dari 4 juta wajib pajak orang pribadi pegawai merupakan golongan masyarakat berpenghasilan THB480.000 atau Rp218,9 juta setahun.

Dia kemudian membeberkan 4 alasan pemerintah perlu memberikan pengurangan pajak bagi kelompok masyarakat berpenghasilan rendah. Pertama, tren kenaikan biaya hidup seperti sewa rumah, harga bahan bakar, serta ongkos mengasuh anak yang tidak diiringi dengan kenaikan penghasilan.

Kedua, tarif pajak pada wajib pajak badan telah diturunkan selama lebih dari 10 tahun sehingga secara tidak langsung memberi insentif kepada banyak orang kaya seperti para direksi dan pemegang saham. Namun, penurunan tarif PPh badan tidak diikuti dengan kenaikan gaji para pegawai.

Baca Juga: Pegawai Dapat Uang untuk Sewa Kos dari Pemberi Kerja, Kena PPh 21?

Ketiga, keuangan pemerintah telah pulih dari pandemi Covid-19. Kesehatan APBN dinilai tidak terganggu meski pemotongan pajak berpotensi menghilangkan potensi penerimaan negara sekitar THB21 miliar atau Rp9,57 triliun per tahun.

Terakhir, beberapa partai koalisi sudah berkampanye untuk menurunkan tarif pajak pada pemilu sebelumnya, tetapi gagal menepati janjinya.

Korn juga menyebut pemerintah dapat menaikkan batas penghasilan tidak kena pajak (PTKP) menjadi senilai TH300.000 per tahun. Dengan kebijakan ini, pajak yang harus dibayarkan masyarakat akan lebih kecil.

Baca Juga: Mulai Hari Ini! Warga Kota Bekasi, Ada Diskon Pajak PBB-P2 hingga 10%

"Pada saat yang sama, kebijakan ini juga akan menguntungkan orang-orang yang dikenakan tarif pajak lebih tinggi," ujarnya dilansir bangkokpost.com.

Pemerintah Thailand saat ini memberlakukan 8 lapisan tarif PPh orang pribadi. Pada wajib pajak berpenghasilan hingga THB150.000 akan dibebaskan dari pajak.

Kemudian, tarif 5% dikenakan atas penghasilan di atas THB150.000 hingga THB300.000. Pada lapisan ketiga, tarif PPh 10% dikenakan pada penghasilan di atas THB300.000 hingga THB500.000.

Baca Juga: Jualan Online-Reseller, Hitung Pajak Pakai Pembukuan atau Pencatatan?

Setelahnya, tarif 15% berlaku atas penghasilan di atas THB500.00 hingga THB750.000. Sedangkan pada penghasilan THB750.000 hingga THB1 juta akan dikenakan tarif pajak 20%.

Pada wajib pajak berpenghasilan hingga THB1 juta hingga THB2 juta, akan dikenakan pajak 25%. Sementara itu, wajib pajak berpenghasilan THB2 juta hingga THB5 juta bakal kena tarif pajak 30%.

Terakhir, penghasilan di atas THB5 juta akan dikenakan tarif PPh orang pribadi sebesar 35%. (sap)

Baca Juga: E-Bupot 21/26, DJP: Kalau Sudah Pemadanan, Sebaiknya Pakai NPWP Ini

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pajak internasional, insentif pajak, PPh, orang pribadi, PPh karyawan, Thailand

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 04 Juli 2024 | 18:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Penghasilan Orang Pribadi di Bawah PTKP Bisa Bebas PPh Final PHTB

Kamis, 04 Juli 2024 | 16:30 WIB
KEPATUHAN PAJAK

Pegawai Kena Pajak Penghasilan, Bagaimana Cara Cek Bukti Potongnya?

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya