Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

PKP Hasil Pertanian Ingin Pungut PPN Besaran Tertentu, Begini Caranya

A+
A-
3
A+
A-
3
PKP Hasil Pertanian Ingin Pungut PPN Besaran Tertentu, Begini Caranya

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Pajak (DJP) mengingatkan wajib pajak bahwa ada mekanisme khusus dalam penggunaan besaran tertentu saat memungut dan menyetorkan PPN terutang.

Seperti diketahui, Pasal 2 PMK 64/2022 menyebutkan bahwa pengusaha kena pajak (PKP) yang melakukan penyerahan barang hasil pertanian tertentu (BPHT) bisa menggunakan besaran tertentu untuk memungut PPN. Namun, ada tahapan yang perlu dilalui oleh PKP sebelum memungut PPN dengan besaran tertentu. Pasal 4 beleid yang sama mengatur bahwa PKP perlu menyampaikan pemberitahuan terlebih dulu bila ingin menggunakan besaran tertentu dalam memungut dan menyetorkan PPN terutang.

“PKP [yang melakukan penyerahan BHPT] dapat menggunakan besaran tertentu dengan menyampaikan pemberitahuan sesuai dengan format yang tercantum dalam lampiran PMK 64/2022,” ujar Indahjanti dalam Instagram Live @pajakmadyasby, dikutip pada Senin (7/11/2022).

Baca Juga: Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Kemudian, pemberitahuan untuk menggunakan besaran tertentu disampaikan oleh PKP kepada kepala KPP tempat PKP dikukuhkan. Selain itu, Indahjanti menambahkan, terdapat pula ketentuan batas waktu penyampaian pemberitahuan tersebut.

“Pemberitahuan disampaikan paling lambat pada saat batas waktu penyampaian surat pemberitahuan (SPT) PPN masa pajak pertama dimulainya penggunaan besaran tertentu atas PPN terutang penyerahan BHPT,” tambah Indahjanti.

Sesuai dengan Pasal 15A UU PPN, batas waktu penyampaian SPT Masa PPN adalah akhir bulan berikutnya setelah akhir masa pajak. Sehingga, penyampaian pemberitahuan penggunaan besaran tertentu dapat dilakukan paling lama akhir bulan berikutnya setelah masa pajak pertama dimulai penggunaan besaran tertentu.

Baca Juga: Kegiatan Membangun Sendiri Dilakukan Bertahap, Begini Aturan PPN-nya

Adapun besaran tertentu pengenaan PPN yang diatur dalam PMK 64/2022 ditetapkan sebesar 1,1% dari harga jual. Hal ini menyesuaikan dengan perubahan tarif PPN menjadi 11% dalam UU 7/2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan yang berlaku mulai 1 April 2022.

Indahjanti menjelaskan tarif besaran tertentu ini didapat dari hasil perkalian 10% dengan tarif PPN yang berlaku. Sehingga, tarif besaran tertentu akan mengalami perubahan sesuai dengan ketentuan tarif dalam Pasal 7 ayat (1) UU PPN. Perlu dicatat juga, UU HPP ikut mengatur kenaikan tarif PPN menjadi sebesar 12% paling lambat pada 1 Januari 2025 mendatang.

“Jadi, mungkin nanti paling lambat 1 Januari 2025 [tarif besaran tertentu] akan menjadi 1,2%,” jelas Indahjanti. (Fauzara Pawa Pambika/sap)

Baca Juga: Saat NIK-NPWP Diterapkan Penuh, DJP: WP Jangan Ada yang Tertinggal

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : UU HPP, tarif PPN, PPN, pajak pertambahan nilai, PPN 11%, besaran tertentu, PMK 64/2022

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 28 Juni 2024 | 19:30 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Koreksi DPP PPN atas Harga Jual Polyester dan Nylon Film

Jum'at, 28 Juni 2024 | 14:00 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Padankan NIK-NPWP di Kantor Pajak, WP Perlu Bawa KTP, KK, dan Ponsel

Jum'at, 28 Juni 2024 | 13:30 WIB
KPP PRATAMA BADUNG UTARA

Petugas Pajak Sisir WP yang Lakukan Kegiatan Membangun Sendiri

Kamis, 27 Juni 2024 | 16:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Setoran PPN Turun, Sri Mulyani Sebut Konsumsi Masyarakat Tetap Positif

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya