Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Literasi
Jum'at, 28 Juni 2024 | 20:00 WIB
KAMUS AKUNTANSI DAN PAJAK
Jum'at, 28 Juni 2024 | 19:30 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
Jum'at, 28 Juni 2024 | 19:00 WIB
LITERATUR PAJAK
Kamis, 27 Juni 2024 | 18:55 WIB
TIPS KEPABEANAN
Data & Alat
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Rabu, 19 Juni 2024 | 10:03 WIB
KURS PAJAK 19 JUNI 2024 - 25 JUNI 2024
Rabu, 12 Juni 2024 | 09:07 WIB
KURS PAJAK 12 JUNI 2024-18 JUNI 2024
Fokus
Reportase

Prospek Profesi Pajak Masih Luas, Kampus Harus Siap Cetak SDM Unggul

A+
A-
2
A+
A-
2
Prospek Profesi Pajak Masih Luas, Kampus Harus Siap Cetak SDM Unggul

Founder DDTC Darussalam saat memberikan kuliah umum di GKU Prof. Dr. Sardjito Kampus Terpadu UII, Selasa (14/11/2023).

YOGYAKARTA, DDTCNews - Prospek profesi di bidang perpajakan dinilai masih sangat terbuka lebar. Hal ini perlu diikuti dengan kesiapan perguruan tinggi dalam mencetak sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas agar mereka bisa terjun di sektor pajak.

Founder DDTC Darussalam mengatakan kampus dapat memainkan peran penting untuk menciptakan lebih banyak SDM unggul di bidang pajak. Selama ini belum banyak kampus yang secara serius menggarap pendidikan pajak. Universitas Islam Indonesia (UII) merupakan salah satu dari sedikit kampus di Indonesia yang sudah berfokus untuk memberikan pendidikan di bidang pajak.

"Profesi ini harusnya diikuti oleh perguruan tinggi agar berani menggenjot prodi di bidang perpajakan. Pilihan UII dengan membuka Prodi Akuntansi Perpajakan sudah tepat. Ke depan, perlu ada spesifikasi keahlian yang ditonjolkan oleh lulusan kampus ini," katanya dalam kuliah umum Peluang dan Tantangan Berkarier di Sektor Perpajakan yang digelar Prodi Akuntansi Perpajakan Program Sarjana Terapan FBE UII, Selasa (14/11/2023).

Baca Juga: Perhatikan Modal Penting Ini Jika Ingin Berkarier di Bidang Pajak

Darussalam lantas mengungkap alasan di balik pentingnya peran SDM bidang pajak. Pajak, ujarnya, merupakan bidang keilmuan yang penting bagi semua negara lantaran menjadi salah satu pilar utama pendapatan. Di Indonesia sendiri, pajak menyumbang porsi 80% dari total pendapatan negara.

Namun, peran penting tersebut belum tercermin dari ketersediaan profesional bidang perpajakan di Tanah Air. DDTC mencatat jumlah pegawai pajak di Indonesia sebanyak 45.382. Dengan jumlah penduduk saat ini maka rasio pegawai pajak dengan penduduk hanya 1 berbanding 6.033 orang.

Jumlah konsultan juga belum banyak, yakni hanya 6.526 sehingga rasionya dengan penduduk hanya 1 berbanding 41.955. Kondisi tersebut jauh di bawah Singapura, Malaysia, bahkan Filipina.

Baca Juga: Unsrat Gelar Webinar Soal Karier Bidang Akuntansi dan Pajak, Gratis!

Tak cuma itu, jumlah akademisi, lembaga sosial masyarakat (LSM), dan pihak-pihak lain yang memiliki perhatian lebih terhadap sektor perpajakan juga belum banyak. Padahal, dengan tax ratio yang baru 10,14% pada 2022, Indonesia memerlukan lebih banyak orang yang berkecimpung di sektor perpajakan.

Data tersebut menjadi bukti Indonesia masih sangat kekurangan SDM yang ahli di bidang pajak. Persaingan dalam profesi pajak juga tidak ketat sehingga perlu direspons kampus untuk mencetak lebih banyak SDM andal dan unggul di bidang pajak.

Darussalam menyayangkan belum banyak kampus yang memiliki program studi perpajakan. Namun, hal itu bukan tanpa alasan. Darussalam menyadari bahwa pembentukan jurusan dan kurikulum perpajakan tidak mudah karena perlu melibatkan multidisiplin ilmu, seperti akuntansi, hukum, administrasi, dan manajemen.

Baca Juga: Semangat Menyambut HUT ke-17, DDTC Gelar Acara Internal dan Eksternal

Karenanya, kampus perlu membuat terobosan agar dapat mencetak lulusan pajak yang sesuai kebutuhan industri, baik di dalam negeri maupun level internasional. Menurutnya, penyiapan SDM pajak perlu dilakukan agar profesional pajak bisa menembus persaingan global utamanya pajak internasional dan transfer pricing.

Sementara itu, mahasiswa juga diminta tekun mempelajari perpajakan agar dapat menjadi SDM yang berkualitas. Dia menjelaskan langkah pertama yang dapat dilakukan untuk mewujudkan mimpi sebagai konsultan pajak yakni membaca.

Dengan sistem pajak nasional dan internasional yang dinamis, profesional di bidang pajak pun harus memiliki kegemaran untuk membaca. Membaca akan memperluas pandangan dan keterampilan, terutama di tengah era globalisasi. Pandangan dan keterampilan yang cakap dapat menjadi modal awal untuk berprofesi di bidang pajak.

Baca Juga: Hilangkan Stres, Praktisi Pajak Pelajari Humor untuk Terapi Diri

Meski demikian, membaca saja tidak cukup karena seorang profesional pajak harus menuangkan hasil pemikiran dalam tulisan. Setelahnya, tulisan tersebut perlu dipublikasikan agar dibaca oleh masyarakat luas. 'Bisa dikenal' adalah salah satu kunci pengembangan SDM.

Terlebih dengan digitalisasi yang pesat terjadi, setiap publikasi tentang pajak dapat diakses secara luas sehingga mampu menjangkau calon klien di luar negeri.

"Dengan buku atau karya tulisan, kita membangun citra diri dan memperkenalkan diri ke orang-orang lain. Dengan buku, bahkan kita bisa mendapatkan klien," imbuhnya.

Baca Juga: Panduan Pajak untuk Usaha Jasa Boga atau Katering, Cek di Sini

Sebagai informasi, kuliah umum Peluang dan Tantangan Berkarier di Sektor Perpajakan digelar bersamaan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara UII dan DDTC. Selain DDTC, UII juga menyepakati kerja sama dengan 15 mitra lainnya. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : kampus, agenda pajak, kuliah umum, Universitas Islam Indonesia, UII, Darussalam, DDTC

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 10 Juni 2024 | 15:00 WIB
LITERATUR PAJAK

Perpajakan DDTC Rilis Daftar 33 Formulir terkait Pajak

Senin, 10 Juni 2024 | 13:00 WIB
LOMBA MENULIS DITJEN PAJAK

DJP Adakan Lomba Menulis Terkait Pajak, Total Hadiah Sampai Rp34 juta

Jum'at, 07 Juni 2024 | 15:06 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Baru Barang Ekspor yang Kena Bea Keluar, Download di Sini

Kamis, 06 Juni 2024 | 09:15 WIB
HUT KE-17 DDTC

26 Mahasiswa UNS Lulus Tes Tertulis Seleksi Akbar Internship DDTC 2024

berita pilihan

Senin, 01 Juli 2024 | 13:30 WIB
KABUPATEN MAGELANG

PBJT Ditetapkan 10 Persen, Ini Daftar Tarif Pajak Terbaru di Magelang

Senin, 01 Juli 2024 | 13:00 WIB
PER-6/PJ/2024

NIK Langsung Jadi NPWP Saat Pendaftaran, WP Tetap Dapat NPWP 15 Digit

Senin, 01 Juli 2024 | 12:30 WIB
TARIF BEA KELUAR CPO

Harga CPO Menguat, Tarif Bea Keluarnya Naik Jadi US$33 per Ton

Senin, 01 Juli 2024 | 12:16 WIB
PER-6/PJ/2024

Pernyataan Resmi DJP Soal NIK, NPWP 16 Digit, NITKU Mulai Hari Ini

Senin, 01 Juli 2024 | 12:00 WIB
PER-6/PJ/2024

Catat! Ada 7 Layanan Pajak yang Bisa Diakses Pakai NIK Mulai 1 Juli

Senin, 01 Juli 2024 | 11:43 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Bukti Potong di e-Bupot 21/26, Pemotong PPh Tidak Repot Kirim Manual

Senin, 01 Juli 2024 | 11:34 WIB
PERTUMBUHAN EKONOMI

Inflasi Juni 2024 Capai 2,51 Persen, Menurun dari Bulan Lalu

Senin, 01 Juli 2024 | 11:30 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN DAN CUKAI

Ada Banyak Fasilitas di IKN, Begini Strategi Pengawasan Pemanfaatannya

Senin, 01 Juli 2024 | 11:00 WIB
KANWIL DJP SUMSELBABEL

Diduga Mau Kabur, DJP Tangkap Terduga Pelaku Tindak Pidana Pajak

Senin, 01 Juli 2024 | 10:55 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Update Lagi! E-Bupot 21/26 Versi 2.0 Dirilis di DJP Online