Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Asosiasi Maskapai Penerbangan Minta Travel Tax Dihapus

A+
A-
1
A+
A-
1
Asosiasi Maskapai Penerbangan Minta Travel Tax Dihapus

Ilustrasi.

MANILA, DDTCNews—Asosiasi Maskapai Penerbangan Filipina meminta pemerintah untuk menghapus penerapan pajak perjalanan atau travel tax guna memacu minat pengguna angkutan udara untuk melakukan perjalanan.

Direktur Asosiasi Maskapai Penerbangan Filipina Roberto C.O. Lim mengatakan asosiasi telah mengajukan permohonan fasilitas fiskal untuk sektor penerbangan secara resmi melalui parlemen, Rabu (19/2/2020).

"Kita merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang mengenakan travel tax atau pajak perjalanan. Padahal, penghapusan bisa memacu permintaan perjalanan dengan angkutan udara," katanya di Manila, Jumat (21/2/2020).

Baca Juga: Anggota Parlemen Ini Usulkan Minuman Berpemanis Kena Cukai 20 Persen

Lim menyebutkan bahwa beban pajak perjalanan di Filipina terbilang besar, yaitu sekitar 1.620 peso atau Rp439.000 untuk kelas ekonomi dan 2.700 peso atau Rp732.000 untuk kelas eksekutif. Adapun, pajak perjalanan ini hanya berlaku untuk warga Filipina yang pergi ke luar neger.

Dia menilai mengatakan penghapusan pajak perjalanan dibutuhkan industri penerbangan saat ini. Apalagi, lanjutnya, industri penerbangan menjadi sektor yang cukup terdampak dengan adanya virus Corona atau Covid-19 sejak awal tahun iini.

Wabah virus Corona, kata Lim, diprediksi memukul industri penerbangan hingga April 2020 karena ditutupnya penerbangan ke China, Hong Kong, Makau dan Taiwan. Angka tiket yang dikembalikan turis Filipina yang batal ke luar negeri mencapai 3 miliar peso.

Baca Juga: Negara Ini Siapkan Kembali Insentif Pajak untuk Tenaga Ahli Asing

Sementara itu, Kementerian Pariwisata memprediksi industri penerbangan berpotensi merugi hingga 42 miliar peso dengan rincian 16,8 miliar peso pada Februari, Maret sebesar 14,1 miliar peso dan 11,9 miliar peso pada April.

Kendati industri penerbangan terpuruk, pemerintah belum memberikan sinyal untuk relaksasi fiskal. Pemerintah hanya mengimbau warga mengalihkan kegiatan tamasya ke destinasi wisata yang ada di dalam negeri.

“Asosiasi maskapai telah menyerahkan proposalnya, dan kami sedang mempelajarinya. Jadi, saat ini belum ada keputusan resmi,” ungkap General Manager Otoritas Bandara Manila, Eddie V. Monreal dilansir Business World. (rig)

Baca Juga: Per 1 Juli 2024, Negara Ini Pangkas Tarif Pajak Penghasilan

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pajak perjalanan, travel tax, filipina, virus Corona, maskapai penerbangan, internasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya