Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Beban Pajak Orang Kaya Melonjak Jika Biden Terpilih, Ini Hitungannya

A+
A-
0
A+
A-
0
Beban Pajak Orang Kaya Melonjak Jika Biden Terpilih, Ini Hitungannya

Kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden.

WASHINGTON, DDTCNews—Analisis terbaru menunjukkan orang-orang terkaya di AS bakal menanggung beban pajak hingga 43% dari penghasilannya apabila bakal calon presiden AS Joe Biden terpilih.

Menurut Penn Wharton Budget Model (PWBM), beban pajak tersebut akan dirasakan orang-orang kaya dengan penghasilan di atas US$3,3 juta atau setara dengan Rp48,9 miliar apabila proposal Biden diterapkan.

Beban pajak Biden tersebut jauh lebih tinggi ketimbang beban pajak orang-orang kaya pada masa pemerintahan Donald Trump. Pada masa Trump, lanjut PWBM, beban pajak orang kaya hanya 30,6% dari total penghasilan.

Baca Juga: Anggota Parlemen Ini Usulkan Minuman Berpemanis Kena Cukai 20 Persen

Direktur Policy Analysis PWBM Richard Prisinzano mengatakan peningkatan beban pajak ini juga bakal ditanggung oleh masyarakat di luar kelompok orang-orang kaya tersebut, meski mungkin tidak signifikan.

"Peningkatan beban pajak bagi masyarakat di luar kelompok 0,1% (orang-orang kaya) akan timbul secara tidak langsung," ujar Prisinzano seperti dilansir Bloomberg News Wire, dikutip Rabu (16/9/2020).

Untuk diketahui, Biden menyatakan akan meningkatkan tarif pajak atas lapisan penghasilan kena pajak tertinggi dari 37% menjadi 39,6%. Perlakuan pajak atas capital gains bagi orang kaya akan dipersamakan dengan penghasilan rutin.

Baca Juga: Negara Ini Siapkan Kembali Insentif Pajak untuk Tenaga Ahli Asing

Lebih lanjut, Biden juga akan mengenakan tambahan pajak gaji bagi kelompok masyarakat dengan penghasilan di atas US$400.000. Kenaikan tarif pajak ini juga menjadi kabar bagi bagi fiskal Pemerintah AS.

Kebijakan pajak Biden diproyeksikan mampu mengumpulkan penerimaan negara hingga US$3,4 triliun, masih US$2 triliun lebih rendah dari rencana kebijakan fiskal Biden yang membutuhkan dana hingga US$5,4 triliun.

Meski ada peningkatan beban pajak bagi kelompok terkaya, proposal perpajakan yang diusung Biden masih jauh lebih moderat bila dibandingkan dengan proposal dari figur-figur Partai Demokrat lainnya.

Baca Juga: Per 1 Juli 2024, Negara Ini Pangkas Tarif Pajak Penghasilan

Bakal calon presiden dari Partai Demokrat Bernie Sanders pernah mengusulkan tarif pajak sebesar 97,5% atas orang kaya. Anggota Kongres AS Alexandria Ocasio-Cortez juga pernah mengusulkan tarif pajak 70% atas lapisan penghasilan di atas US$10 juta. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : amerika serikat, joe biden, pemilu presiden as, donald trump, pajak orang kaya, pajak internasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya