Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Laporan Tax Gap PPN Dirilis, Negara Ini Rugi Paling Besar

A+
A-
0
A+
A-
0
Laporan Tax Gap PPN Dirilis, Negara Ini Rugi Paling Besar

Ilustrasi. (foto: mladiinfo.eu)

BRUSSELS, DDTCNews—Komisi Eropa mencatat Italia menjadi negara dengan potensi kehilangan penerimaan PPN terbesar di antara negara-negara Uni Eropa untuk tahun fiskal 2017 dan 2018.

Berdasarkan data tax gap Komisi Eropa, potensi penerimaan pajak dari PPN yang hilang di Italia mencapai €35,4 miliar pada 2018. Angka itu naik tipis dari data tax gap 2017 sebesar €35,3 miliar.

Komisioner Eropa Bidang Ekonomi Paulo Gentiloni menyebutkan Inggris menempati posisi kedua dengan potensi setoran PPN yang hilang sebesar €23,5 miliar dan Jerman pada urutan ketiga sebesar €22 miliar.

Baca Juga: Anggota Parlemen Ini Usulkan Minuman Berpemanis Kena Cukai 20 Persen

"Angka ini menunjukan upaya untuk menutup peluang penipuan dan penggelapan PPN telah mencapai kemajuan secara bertahap. Tapi masih banyak pekerjaan yang dibutuhkan untuk mengatasi hal ini," katanya, Jumat (11/9/2020).

Gentiloni menilai perlu upaya serius untuk menekan tax gap PPN karena ketidakpatuhan wajib pajak. Menurutnya, miliaran euro yang hilang harus ditekan mengingat kebutuhan penerimaan untuk penanganan pandemi tidaklah kecil.

Secara persentase, tax gap di kawasan Uni Eropa paling tinggi ditempati oleh Rumania dengan persentase sebesar 33,8%, Yunani 30%, Lithuania 25,9% dan Italia dengan tax gap sebesar 24%.

Baca Juga: Negara Ini Siapkan Kembali Insentif Pajak untuk Tenaga Ahli Asing

Berkaca kepada data itu, Gentiloni menyerukan reformasi kebijakan pajak negara anggota untuk menekan penggelapan PPN. "Kami perlu mendesak negara-negara untuk meningkatkan perang melawan penipuan PPN," tuturnya.

Sementara itu, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan reformasi pajak yang akan dilakukan di antaranya menyiapkan insentif pajak bagi pengusaha untuk dapat mengalihkan transaksi bisnisnya dari sistem tunai ke elektronik.

Selama ini, sistem pembayaran di Italia masuk kategori konservatif untuk negara Eropa. Beberapa studi menyebutkan sekitar 86% dari total pembayaran atas transaksi penjualan masih dilakukan secara tunai pada 2018.

Baca Juga: Per 1 Juli 2024, Negara Ini Pangkas Tarif Pajak Penghasilan

Sementara itu, Swedia menyisakan 15% dari total pembayaran yang masih dilakukan secara tunai. Begitu juga dengan Inggris yang menyisakan 34% pembayaran tunai dilakukan untuk transaksi penjualan.

"Digitalisasi bukan hanya membuat sistem pembayaran lebih efisien, tetapi lebih transparan dan dapat dilacak. Hal ini juga menjadi dasar untuk mengatasi underground economy dan mencegah transaksi ilegal," ujarnya seperti dilansir Local Italy. (rig)

Baca Juga: Pengesahan RUU PPN PMSE Jadi Prioritas Parlemen Filipina

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : belgia, komisi eropa, italia, tax gap, pajak pertambahan nilai PPN, pajak internasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya