Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Peran Instrumen Fiskal Atasi Masalah Perkotaan, Begini Kata 3 Cawapres

A+
A-
0
A+
A-
0
Peran Instrumen Fiskal Atasi Masalah Perkotaan, Begini Kata 3 Cawapres

Ketiga kandidat calon wakil presiden dalam Debat Cawapres Pemilu 2024.

JAKARTA, DDTCNews - Isu perkotaan turut dibicarakan dalam dalam debat kedua capres-cawapres 2024.

Moderator Liviana Cherlisa dalam segmen kedua debat membacakan pertanyaan yang berasal dari panelis mengenai persoalan tersebut kepada cawapres Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Pasalnya, sebanyak 56% penduduk Indonesia kini tinggal di perkotaan dan bakal mencapai lebih dari 70% pada 2045.

Baca Juga: Makan Siang Gratis Butuh Rp71 Triliun, DPR Pastikan Tak Bebani Fiskal

"Permasalahan akan semakin kompleks seperti transportasi publik, sampah, dan kawasan kumuh. Bagaimana strategi paslon menyiapkan instrumen fiskal khusus untuk mengatasi masalah tersebut?" kata Liviana dalam debat, Jumat (22/12/2023).

Merespons pertanyaan tersebut, Muhaimin menilai perkotaan menjadi kebutuhan untuk terus menjadi bagian dari pembangunan nasional. Salah satu kebutuhan pokok di perkotaan yakni infrastruktur yang memadai agar tidak terjadi penumpukan pendudukan.

Dia kemudian menyinggung pentingnya pembangunan perkotaan yang merata di berbagai tempat.

Baca Juga: Pembentukan BPN Harus Didasarkan pada Kepentingan Publik

"Kami memiliki satu tekad bahwa dalam pemerintahan yang akan datang, minimal harus dibangun 40 kota baru yang selevel dengan Jakarta," ujarnya.

Dia menjelaskan 40 kota tersebut harus memiliki kemampuan untuk menampung banyak penduduk, memiliki sarana dan prasarana memadai, serta mampu menciptakan lingkungan yang sehat bagi penduduknya. Kriterianya, memiliki jarak yang tidak terlampau jauh antara perumahan dan pusat pekerjaan, serta akses pendidikan yang dekat.

Menurutnya, instrumen fiskal dalam pengembangan perkotaan harus dikelola berdasarkan prioritas. Ketimbang mengembangkan Ibu Kota Nusantara, pemerintah perlu lebih mendorong pemerataan pembangunan perkotaan. Misalnya di Pulau Kalimantan, kota yang siap dikembangkan selevel Jakarta antara lain Balikpapan, Banjarmasin, dan Pontianak.

Baca Juga: Badan Penerimaan Negara, Bukan Hanya Soal Pisah dari Kemenkeu

Soal pembiayaan, Muhaimin juga turut menyinggung pentingnya keterlibatan investasi swasta.

Cawapres Gibran Rakabuming Raka memandang pembangunan IKN justru menjadi salah satu upaya menciptakan kota yang selevel Jakarta. Namun terlepas dari itu, dia menyoroti pentingnya penyediaan transportasi publik yang aman dan nyaman, terutama bagi disabilitas, lansia, dan anak-anak.

"Lalu kita pastikan transportasi umum ini ada digitalisasinya. 'Kan sudah ada Teman Bus. Ini harus kita replikasi di beberapa kota juga," katanya.

Baca Juga: Munculnya DJP ‘Plus’ di Tengah Agenda Pembentukan BPN

Menurutnya, ketersediaan transportasi publik, bahkan yang gratis, juga perlu disediakan di kota kecil.

Di sisi lain, dia juga menyinggung pentingnya peran pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta swasta untuk mengurai persoalan wilayah kumuh yang terjadi di perkotaan.

Sementara itu, cawapres Mahfud MD mempertanyakan kemampuan suatu periode pemerintahan membangun 40 kota selevel Jakarta dalam 5 tahun. Terlebih, dengan kemampuan fiskal yang terbatas.

Baca Juga: APBN Transisi, Tim Prabowo-Gibran Mengaku Tetap Utamakan Kehati-Hatian

"Ini IKN saja sudah puluhan tahun baru dilaksanakan. Itu pun yang investasi baru dalam bentuk janji, belum ada yang laksanakan. Lalu Saudara 40 [kota], luar biasa menurut saya," katanya.

Atas respons dari kedua cawapres lainnya, Muhaimin menegaskan tujuannya bukan membangun kota seperti Jakarta, tetapi mengembangkan kota agar memiliki standar menuju Jakarta. Strateginya, dengan mengembangkan kota-kota yang potensial agar levelnya mendekati Jakarta.

Menurutnya, pemerintah dapat meningkatkan anggaran untuk membangun kota-kota tersebut hingga Rp3 atau Rp5 triliun per tahun, serta melibatkan sektor swasta. (sap)

Baca Juga: Bahas APBN Masa Transisi, Elit Gerindra Temui Sri Mulyani

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pemilu 2024, pemilu, pilpres, capres, cawapres, debat, Muhaimin Iskandar, Cak Imin, Gibran Rakabuming Raka, Mahfud MD

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 18 April 2024 | 11:07 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Program Presiden Terpilih Bakal Diintegrasikan Lewat RKP 2025

Minggu, 07 April 2024 | 12:30 WIB
PEMILU 2024

Hadiri Sidang MK, Sri Mulyani Beri Penjelasan Soal Anggaran Bansos

Sabtu, 06 April 2024 | 13:30 WIB
KEBIJAKAN FISKAL

Sri Mulyani: APBN 2025 Beri Ruang untuk Program Pemerintah Berikutnya

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya