Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Ekonomi Hanya Tumbuh 5,17%, Darmin Salahkan Gejolak Eksternal

A+
A-
1
A+
A-
1
Ekonomi Hanya Tumbuh 5,17%, Darmin Salahkan Gejolak Eksternal

Menko Perekonomian Darmin Nasution. 

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah mengklaim gejolak eksternal menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya bergerak di level moderat sekitar 5%.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan tiga pilar pertumbuhan ekonomi bersumber dari konsumsi, investasi, dan perdagangan. Sektor perdagangan paling terkena dampak dari perang dagang dan normalisasi kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).

“Dari segi eksternal, ekonomi kita ditarik ke bawah. Seandainya tidak ada itu [gejolak eksternal] dan neraca ekspor-impor kita seimbang maka sudah pasti ekonomi kita tumbuh di atas 5,17%,” katanya dalam Rapat Kerja Kementerian Perdagangan 2019, Selasa (12/3/2019).

Baca Juga: Percepat Penurunan Kemiskinan, Pemerintah Jamin Pengendalian Inflasi

Mantan Dirjen Pajak itu kemudian menguraikan beberapa dampak eksternal yang memukul kinerja ekspor nasional. Perang dagang antara China dan Amerika Serikat misalnya, telah memberikan ekses negatif karena dua negara merupakan pasar utama produk Indonesia.

Dia pun menyebutkan pertumbuhan ekspor ke China pada 2018 sebesar 17,7%. Padahal, pada 2017 laju pertumbuhan ekspor dapat mencapai 45%. Adapun pertumbuhan ekspor RI ke Negeri Paman Sam mencapai 3,6% pada 2018. Angka ini lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mampu tumbuh 10,9%. Ekses perang dagang juga menumbuhkan nuansa proteksionisme bagi perdagangan internasional.

“Kinerja dagang ke India lebih jelek lagi karena hambatan ekspor kelapa sawit kita. Tahun lalu ekspor ke India -2,5%, angkanya tidak jauh dengan China di 2017 yang tumbuhnya 45%,” jelasnya.

Baca Juga: BPS: Kemiskinan Turun Jadi 9,03 Persen dan Gini Ratio 0,379

Jebloknya neraca perdagangan ini, disebut Darmin, menjadi faktor penghambat laju ekonomi. Laju ekspor pada tahun lalu hanya tumbuh sekitar 8%. Sementara itu, nilai impor justru tumbuh doubel digit di atas 20%.

“Sebagai akibat [perang dagang] ekspor kita melambat cukup signifikan. Jadi tantangan kita sekarang adalah bagaimana tingkatkan ekspor dengan perluasan pasar dan jual komoditas baru,” imbuhnya. (kaw)

Baca Juga: Lebih Rendah dari Rata-Rata Asia, OECD Catat Tax Ratio RI 12,1 Persen

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : PDB, perekonomian Indonesia, perang dagang, Darmin Nasution

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 28 Maret 2024 | 09:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Utang Pemerintah Tembus Rp 8.319 triliun pada Akhir Februari 2024

Jum'at, 22 Maret 2024 | 08:39 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Tax Ratio Indonesia Rendah, Prabowo: Apakah Kita Lebih Bodoh?

Rabu, 06 Maret 2024 | 10:00 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Sri Mulyani Jamin Peningkatan Tax Ratio Tak Ganggu Pertumbuhan Ekonomi

Minggu, 11 Februari 2024 | 14:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Kemenperin: Manufaktur Berperan Besar Dorong Pertumbuhan Ekonomi 2023

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya