Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Isi Kuliah Umum, Begini Pesan Menkeu untuk Mahasiswa RI di AS

A+
A-
0
A+
A-
0
Isi Kuliah Umum, Begini Pesan Menkeu untuk Mahasiswa RI di AS

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (Foto: Kemenkeu)

JAKARTA, DDTCNews - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengisi kuliah umum untuk mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat. Sejumlah pesan disampaikan terkait dengan kondisi perekonomian terkini.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyampaikan kuliah umum dihadapan 150 mahasiswa Indonesia dan mengambil tempat di Columbia University, New York. Kondisi ekonomi nasional menjadi pembahasan utama.

Dia menjelaskan, kondisi ekonomi dalam lima tahun terkahir memang penuh tantangan. Namun, hal tersebut dinilainya dapat dilalui dengan baik oleh pemerintah dan relatif lebih baik dari negara lain sesama emerging market.

Baca Juga: Jaga Kredibilitas, Indonesia Perlu Pertahankan Batas Defisit 3% PDB

"Dalam beberapa tahun terakhir kondisi ekonomi kita sudah jauh lebih baik, dan lebih berdaya tahan dari tahun 2013 (saat terjadi taper tantrum). Dibandingkan empat fragile country lain, Indonesia menjadi salah satu yang paling berdaya tahan di dunia," katanya dalam keterangan resmi, Rabu (10/4/2019).

Walapun dinamika ekonomi cenderung membaik namun beberapa catatan diungkapkan Menkeu Sri Mulyani. Salah satunya adalah masih rendahnya prosentase penghasilan masyarakat yang ditabung.

Menurutnya, persentase penghasilan yang ditabung masyarakat Indonesia sebesar 30% belum ideal. Pasalnya, belum mencukupi untuk melakukan pembiayaan negara.

Baca Juga: Respons Perkembangan Teknologi AI, IMF Rekomendasikan Kebijakan Pajak

"Saving rate di indonesia masih sekitar 30-33%. Kondisi ini masih di bawah sejumlah negara besar seperti Cina, meskipun lebih baik dibandingkan dengan negara-negara di Amerika latin," ungkapnya.

Salah satu tantangan rendahnya saving rate di Indonesia karena tidak dialokasikan kepada aset finansial. Saat ini investasi favorit masih berkutat pada physical asset seperti tanah, sehingga lebih sulit untuk dimanfaatkan bagi pendanaan investasi seperti infrastruktur.

"Padahal creative financing dengan pendanaan bukan hanya dari APBN sangatlah penting. Dalam rangka meningkatkan GDP growth dalam jangka panjang, Indonesia perlu meningkatkan kebijakan industrialisasi dan sektor jasa," imbuhnya. (Bsi)

Baca Juga: Tren Pembentukan Kelembagaan Otoritas Pajak di Berbagai Yurisdiksi

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : kebijakan ekonomi, IMF, sri mulyani

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya