Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Neraca Perdagangan Surplus 16 Triliun

A+
A-
0
A+
A-
0
Neraca Perdagangan Surplus 16 Triliun

JAKARTA, DDTCNews – Neraca perdagangan pada bulan Oktober 2016 surplus sebesar US$1,21 miliar (Rp16,04 triliun) . Ekspor mencapai US$12,68 miliar atau naik 0,8% secara bulanan, dan 4,5% secara tahunan. Sementara impor mencapai US$11,47 miliar atau naik 1,5% secara bulanan dan 3,3% secara tahunan.

Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto merinci, ekspor non migas pada bulan Oktober tercatat US$11,65 miliar dengan pangsa pasar terbesar Tiongkok sebesar US$1,67 miliar, Amerika Serikat (AS) sebesar US$1,30 miliar, dan Jepang US$1,14 miliar.

Sementara impor non migas mencapai US$9,94 miliar dipicu golongan mesin dan peralatan listrik yang naik US$80,9 juta, kapal laut dan bangunan terpaung yang naik US$54,5 juta, dan perhiasan/ permata yang naik US$46,1 juta.

Baca Juga: Ada Sistem INSW, Interaksi Pelaku Usaha dan Petugas Jadi Sederhana

Berdasarkan jenisnya, impor barang konsumsi turun 3,86%% menjadi US$957,3. Sementara impor barang baku dan modal masing-masing naik 0,59% menjadi US$8,53 miliar dan 8,96% menjadi US$1,98 miliar.

“Secara kumulatif bulan Januari-Oktober neraca perdagangan surplus US$8,23 miliar, namun ekspor dan impor secara tahunan masing-masing masih terkontraksi 8% dan 7,5% karena perekonomian global yang belum pulih dan harga komoditas di pasaran global yang juga belum pulih,” ujarnya di Jakarta, Selasa (15/11).

Ia melanjutkan hal tersebut juga disebabkan karena harga komoditas di pasaran global yang juga belum pulih, terbukti pada bulan Januari-Oktober tahun lalu neraca perdagangan surplus US$8,23 miliar.

Baca Juga: BPS: Kemiskinan Turun Jadi 9,03 Persen dan Gini Ratio 0,379

Untuk neraca migas sendiri, pada bulan Oktober tercatat defisit US$503,2 juta, karena ekspor tercatat US$1,03 miliar atau turun 2,85%, dan impor US$1,53 miliar atau turun 13,13%. Kumulatif bulan Januari-Oktober defisit US$4,57 miliar, hal ini sedikit membaik dari posisi tahun lalu yang defisit US$5,39 milliar.

Ditambahkan, untuk ekspor pada bulan Oktober, peningkatan terbesar secara bulanan terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$287,1 juta turun 19,02%, sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bijih, kerak, dan abu logam sebesar US$158,8 juta atau 37,28%.

Ekspor nonmigas ke Tiongkok mencapai angka terbesar yaitu US$1,68 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,30 miliar dan Jepang US$1,14 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 35,37%. Sementara ekspor ke Uni Eropa yang mencakup 28 negara telah mencapai sebesar US$1,22 miliar.

Baca Juga: Inflasi Juni 2024 Capai 2,51 Persen, Menurun dari Bulan Lalu

Berdasarkan sektornya, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari-Oktober 2016 turun 2,59% dibanding periode yang sama tahun 2015, dan ekspor hasil tambang dan lainnya turun 14,30%, demikian juga ekspor hasil pertanian turun 13,81%.

Berdasarkan provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada bulan Januari-Oktober 2016 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$21,06 miliar atau turun 17,98%, diikuti Jawa Timur US$15,34 miliar bulan 13,10% dan Kalimantan Timur US$11,20 miliar atau 9,57%. (Gfa)

Baca Juga: Neraca Perdagangan Surplus 2,93 Miliar Dolar AS pada Mei 2024

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : neraca perdagangan, bps, ekspor-impor

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 22 April 2024 | 11:50 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Harga Beras di Daerah Mulai Turun, Begini Hasil Pantauan BPS

Minggu, 14 April 2024 | 13:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Solusi Atasi Notifikasi ‘BPS SPT Sebelumnya Belum Ada’, Begini Caranya

Senin, 01 April 2024 | 11:45 WIB
PEREKONOMIAN INDONESIA

Ada Bulan Puasa, BPS Catat Inflasi Maret 2024 Sebesar 3,05 Persen

Jum'at, 15 Maret 2024 | 10:15 WIB
KINERJA PERDAGANGAN

Surplus Perdagangan Februari 2024 Mengecil, Begini Catatan BPS

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:00 WIB
PAJAK PENGHASILAN

Pegawai Dapat Uang untuk Sewa Kos dari Pemberi Kerja, Kena PPh 21?