Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Wah, R&I Kembali Sematkan Label Layak Investasi ke Indonesia

A+
A-
1
A+
A-
1
Wah, R&I Kembali Sematkan Label Layak Investasi ke Indonesia

Ilustrasi. 

JAKARTA, DDTCNews – Label layak investasi atau investment grade kembali disematkan oleh lembaga pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) kepada Indonesia pada hari ini, Jumat (26/4/2019). Peringkat sovereign credit rating Indonesia berada pada level BBB/outlook stabil.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan hasil penilaian lembaga pemeringkat R&I tersebut menunjukkan bahwa langkah-langkah yang ditempuh secara konsisten dan tersinergi oleh BI, pemerintah, dan pemangku kebijakan lainnya sudah tepat.

“Sehingga meningkatkan kepercayaan investor terhadap ketahanan dan prospek perekonomian Indonesia ke depan,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Kenaikan Tax Ratio Kunci Perbaikan Credit Rating RI

Afirmasi rating tersebut, sambungnya, didukung beberapa faktor utama. Pertama, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid.Kedua, rasio defisit fiskal terhadap PDB menurun dibanding tahun sebelumnya dengan rasio utang pemerintah terhadap PDB tetap rendah.

Ketiga, ketahanan ekonomi terhadap gejolak eksternal dapat dijaga dengan dukungan kebijakan yang mengutamakan stabilitas makroekonomi. Meskipun defisit neraca transaksi berjalan 2018 melebar, cadangan devisa dinilai memadai untuk menutup utang luar negeri jangka pendek.

Pasalnya, pelebaran defisit neraca transaksi berjalan tidak hanya disebabkan oleh peningkatan harga minyak mentah, tetapi juga oleh peningkatan impor barang modal. Peningkatan impor ini sebagai akibat semakin kuatnya aktivitas investasi yang akan berkontribusi kepada penguatan fundamental ekonomi.

Baca Juga: Bappebti Rilis Rating Pialang Berjangka Periode Januari-Maret 2024

Defisit fiskal pemerintah pusat menyempit menjadi 1,76% dari PDB di 2018 karena didukung peningkatan signifikan pos penerimaan negara bukan pajak (PNBP) akibat kenaikan harga minyak mentah. Pada saat yang bersamaan, pertumbuhan penerimaan pajak yang relatif tinggi sejalan dengan kuatnya permintaan domestik dan semakin efisiennya proses pengumpulan pajak.

Sekadar informasi, R&I sebelumnya menaikkan peringkat Indonesia dari BBB-/outlook positif menjadi BBB/outlook stabil pada 7 Maret 2018. (kaw)

Baca Juga: Sri Mulyani Beberkan Tantangan Indonesia Naikkan Peringkat Kredit

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : rating, layak investasi, investment grade, R&i

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 11 Februari 2022 | 11:00 WIB
PEREKONOMIAN INDONESIA

Moody's Pertahankan Peringkat Utang RI pada Baa2 dengan Outlook Stabil

Rabu, 24 November 2021 | 09:30 WIB
PEREKONOMIAN INDONESIA

Fitch Ratings Pertahankan Peringkat Utang Indonesia di Level BBB

Jum'at, 23 April 2021 | 10:00 WIB
PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL

R&I dan S&P Pertahankan Peringkat Kredit RI, Ini Respons Kemenkeu

Senin, 22 Februari 2021 | 14:00 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Pemerintah Siapkan Insentif PPnBM Mobil DTP, Ini Kata Fitch Ratings

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya