Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

World Bank Sebut 32 Juta Orang Tak Bisa Keluar dari Garis Kemiskinan

A+
A-
1
A+
A-
1
World Bank Sebut 32 Juta Orang Tak Bisa Keluar dari Garis Kemiskinan

Ilustrasi. Headquarters World Bank. (foto: blogs.worldbank.org)

JAKARTA, DDTCNews – World Bank menyebut pandemi Covid-19 telah menyebabkan 32 juta orang di kawasan Asia Timur dan Pasifik tidak bisa keluar dari garis kemiskinan pada 2020.

Laporan World Bank edisi April 2021 menyebutkan negara-negara Asia Timur dan Pasifik telah mengalami tekanan berat pada tahun lalu. Walaupun rata-rata ekonomi mulai membaik pada paruh kedua 2020, hanya China dan Vietnam yang menunjukkan pemulihan signifikan.

"Karena tekanan ekonomi, penurunan kemiskinan di kawasan Asia Timur dan Pasifik terhenti untuk pertama kalinya dalam 20 tahun dan 32 juta orang tidak dapat keluar dari kemiskinan," bunyi laporan tersebut, dikutip pada Jumat (26/3/2021).

Baca Juga: Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

World Bank menjelaskan ada 3 dimensi yang membuat pandemi Covid-19 telah menyebabkan ketimpangan ekonomi di antara masyarakat makin parah. Isu soal akses bantuan sosial serta akses teknologi digital yang tidak merata juga turut memengaruhi ketimpangan ekonomi masyarakat akibat pandemi.

Dimensi pertama adalah masyarakat miskin menerima dampak yang lebih buruk akibat pandemi karena mereka makin sulit memperoleh makanan dan kehilangan kesempatan belajar.

Di beberapa negara kawasan Asia Timur dan Pasifik, anak-anak dari kelompok rumah tangga 40% terbawah memiliki kesempatan belajar yang 20% lebih kecil dibandingkan dengan anak-anak dari kelompok 20% rumah tangga teratas.

Baca Juga: Percepat Penurunan Kemiskinan, Pemerintah Jamin Pengendalian Inflasi

Ketika rumah tangga dihadapkan dengan masalah kehilangan penghasilan, biasanya mereka akan memilih mengurangi konsumsi makanan, berhenti bersekolah, menambah utang, serta menjual aset yang pada akhirnya melemahkan kemampuan mereka untuk keluar dari kemiskinan.

Dimensi kedua adalah perempuan lebih menderita daripada laki-laki. Sebanyak 25% responden di Laos dan 83% di Indonesia mengatakan kekerasan dalam rumah tangga meningkat akibat pandemi. Kerawanan pangan membuat perempuan lebih rentan terhadap kekerasan.

Dimensi ketiga adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengalami penurunan penjualan yang lebih besar daripada perusahaan-perusahaan besar, bahkan walaupun ada perbedaan produktivitas tenaga kerja, usia dan lokasi telah disesuaikan.

Baca Juga: BPS: Kemiskinan Turun Jadi 9,03 Persen dan Gini Ratio 0,379

Menurut World Bank, hasil penjualan yang diperoleh usaha mikro menyusut sepertiga sedangkan hasil penjualan perusahaan besar hanya menyusut seperempat. "Perusahaan-perusahaan yang lebih kecil juga lebih sedikit kemungkinannya memanfaatkan peluang-peluang digital baru," bunyi laporan itu. (kaw)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : World Bank, kemiskinan, virus Corona

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

Cikal Restu Syiffawidiyana

Sabtu, 27 Maret 2021 | 22:40 WIB
Pandemi Covid-19 ini memang memukul telak segala sektor dan pada akhirnya masyarakat miskin yang lagi-lagi berada di posisi ujung dalam terkena imbas keadaan ini. Selain itu, permasalahan lain juga timbul dari adanya kemunduran dalam mencapai tujuan SDG's secara internasional. Maka perlu segala keku ... Baca lebih lanjut
1

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 25 Mei 2023 | 09:30 WIB
KESEJAHTERAAN SOSIAL

Kejar Kemiskinan Ekstrem 0%, Koordinasi Antarlembaga Masih Bermasalah

Jum'at, 19 Mei 2023 | 12:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Syarat RI Jadi Negara Maju pada 2045: Ekonomi Harus Tumbuh 6-7 Persen

Jum'at, 19 Mei 2023 | 09:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Perkuat Sistem Ditjen Dukcapil, World Bank Beri Pinjaman Rp 3,7 T

Kamis, 18 Mei 2023 | 13:15 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Indonesia-World Bank Tandatangani Cover Letter Proposal Pandemic Fund

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:00 WIB
PAJAK PENGHASILAN

Pegawai Dapat Uang untuk Sewa Kos dari Pemberi Kerja, Kena PPh 21?