Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

AS dan China Bikin Kesepakatan Soal Tarif, Perang Dagang Mereda?

A+
A-
1
A+
A-
1
AS dan China Bikin Kesepakatan Soal Tarif,  Perang Dagang Mereda?

Wakil Perdana Menteri China Lie He bersama Presiden AS Donald Trump setelah menandatangani perjanjian perdagangan AS-China fase 1 di East Room, Gedung Putih di Washington AS, 15 Januari 2020. Reuters/Kevin Lamarque

WASHINGTON, DDTCNews—Tensi perang dagang AS dan China yang terjadi 18 bulan belakangan ini tampaknya mulai reda seiring dengan disepakatinya perjanjian perdagangan awal atau di antara kedua negara, Rabu (15/1).

Dilansir dari Reuters, AS dan China menyepakati untuk menyesuaikan kembali tarif bea masuk untuk sejumlah komoditas. AS berharap China dapat meningkatkan pembelian atas produk-produk dari AS.

Beijing dan Washington menyebutkan bahwa perjanjian fase 1 itu merupakan langkah maju di antara kedua negara. Investor pun menyambut positif langkah kedua negara tersebut, meski ada juga yang ragu jika hubungan kedua negara itu membaik.

Baca Juga: Kanada Berlakukan Pajak Digital, AS Siapkan Retaliasi

Kendati demikian, perjanjian awal kedua negara tersebut tidak mengatasi persoalan secara menyeluruh. Menurut analis, perjanjian awal AS dan China belum mengatasi masalah ekonomi struktural yang menyebabkan konflik perdagangan.

Kemudian, tidak sepenuhnya menghilangkan kebijakan tarif yang menyebabkan melambatnya perekonomian global. Bahkan, pelaku industri bilang target pemerintah AS dalam mematok target ekspor juga masih sulit untuk dicapai.

Presiden AS Donald Trump mengakui AS masih membutuhkan negosiasi lebih lanjut dengan China. Meski begitu, Trump menilai perjanjian awal yang disepakati itu adalah sebagai bentuk kemenangan bagi ekonomi AS dan kebijakan pemerintahannya.

Baca Juga: Respons Perkembangan Teknologi AI, IMF Rekomendasikan Kebijakan Pajak

“Bersama-sama, kami akan memperbaiki kesalahan masa lalu dan memberikan masa depan keadilan ekonomi dan keamanan untuk pekerja AS, petani dan keluarga,” sebut Trump di Gedung Putih bersama jajarannya dan pejabat China.

Sementara itu, Wakil Perdana Menteri China Liu He menuturkan bahwa perjanjian antara AS dan China tersebut merupakan tanda kedua negara dapat menyelesaikan perbedaan melalui dialog.

Dalam kesepakatan itu, China akan membeli produk pertanian AS, termasuk barang dan jasa lainnya selama dua tahun dengan nilai mencapai US$200 miliar atau setara dengan Rp2.728 triliun (asumsi Rp13.640 per dolar AS).

Baca Juga: Cegah Pemeriksaan Eksesif, DPR AS Minta Anggaran IRS Dipangkas 18%

Adapun rinciannya pembelian China itu di antaranya US$54 miliar untuk energi. Lalu, US$78 miliar untuk barang manufaktur, US$32 miliar untuk produk pertanian dan US$38 miliar untuk jasa, demikian dokumen yang dirilis Gedung Putih.

Liu juga menambahkan perusahaan-perusahaan China juga akan membeli produk pertanian AS hingga US$40 miliar per tahun selama dua tahun ke depan. Namun demikian, rencana itu akan bergantung juga dengan kondisi pasar. (RIG)

Baca Juga: ‘Pegawai Pajak Harus Dipisahkan dari Pengaruh Politik’

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : donald trump, perang dagang AS dan China, ekonomi global melambat, produk pertanian AS, Amerika Seri

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 04 Maret 2024 | 17:30 WIB
KANADA

Ditentang AS, Negara Ini Kukuh Implementasikan Pajak Digital

Sabtu, 02 Maret 2024 | 09:30 WIB
KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Indonesia Dorong AS Otorisasi Pembaharuan Fasilitas GSP

Rabu, 28 Februari 2024 | 11:30 WIB
AMERIKA SERIKAT

Otoritas Ini Bakal Kenakan Pajak Iklim 25 Dolar AS kepada Wisatawan

Jum'at, 23 Februari 2024 | 17:30 WIB
AMERIKA SERIKAT

Puluhan Korporasi Diaudit Petugas Pajak IRS karena Fasilitas Direksi

berita pilihan

Senin, 08 Juli 2024 | 21:57 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu CEISA yang Dikembangkan Ditjen Bea Cukai?

Senin, 08 Juli 2024 | 17:40 WIB
PERATURAN PERPAJAKAN

Aturan Bebas Bea Masuk Bibit dan Benih Pertanian, Download di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:30 WIB
APBN 2024

Sri Mulyani Proyeksikan Kinerja PNBP Lampaui Target Tahun Ini

Senin, 08 Juli 2024 | 17:00 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Kejar Penerimaan Pajak di Semester II, Sri Mulyani Ungkap 3 Strategi

Senin, 08 Juli 2024 | 16:45 WIB
SELEKSI HAKIM AGUNG

Wawancara Calon Hakim Agung, Termasuk TUN Khusus Pajak, Tonton di Sini

Senin, 08 Juli 2024 | 16:05 WIB
PENERIMAAN PERPAJAKAN

Penerimaan Bea dan Cukai 2024 Diprediksi Kembali Shortfall Rp24,5 T

Senin, 08 Juli 2024 | 16:00 WIB
KABUPATEN WONOSOBO

Opsen Pajak Kendaraan di Kabupaten Wonosobo Diatur, Begini Detailnya

Senin, 08 Juli 2024 | 15:15 WIB
PENERIMAAN PAJAK

Penerimaan Pajak Terkontraksi 7,9%, Sri Mulyani Ungkap 2 Penyebabnya