Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Literasi
Selasa, 02 Juli 2024 | 15:00 WIB
PANDUAN PAJAK PEMULA
Senin, 01 Juli 2024 | 18:12 WIB
KAMUS PAJAK
Jum'at, 28 Juni 2024 | 20:00 WIB
KAMUS AKUNTANSI DAN PAJAK
Jum'at, 28 Juni 2024 | 19:30 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
Data & Alat
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Rabu, 19 Juni 2024 | 10:03 WIB
KURS PAJAK 19 JUNI 2024 - 25 JUNI 2024
Fokus
Reportase

PMK 26/2024 Resmi Berlaku, DJBC Harap Rush Handling Sesuai Kebutuhan

A+
A-
0
A+
A-
0
PMK 26/2024 Resmi Berlaku, DJBC Harap Rush Handling Sesuai Kebutuhan

Kepala Subdirektorat Impor DJBC Chotibul Umam.

JAKARTA, DDTCNews –Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 26/2024 yang mengubah ketentuan terkait dengan pelayanan segera (rush handling) di bidang kepabeanan resmi berlaku mulai hari ini, Rabu (29/5/2024).

Kepala Subdirektorat Impor DJBC Chotibul Umam mengatakan PMK 26/2024 diterbitkan untuk menyesuaikan kebutuhan di lapangan yang belum diakomodasi dalam peraturan sebelumnya, yaitu PMK 74/2021.

"Semoga ke depan, proses pelayanan segera ini tidak ada kendala lagi," katanya dalam sosialisasi PMK 26/2024, dikutip pada Rabu (29/5/2024).

Baca Juga: Ongkos Produksi Naik, Malaysia Kaji Ulang Windfall Tax Kelapa Sawit

Chotibul menuturkan terdapat beberapa pokok perubahan dalam PMK 26/2024. Pertama, adanya penambahan 3 jenis barang yang bisa diimpor menggunakan rush handling, yakni daging, ikan, dan tanaman potong.

Pengaturan soal jenis barang yang bisa diimpor menggunakan rush handling harus dituangkan dalam PMK. Berdasarkan masukan para pengguna jasa, jenis barang yang bisa diimpor menggunakan rush handling akhirnya ditambahkan melalui PMK 26/2024.

Kemudian, pemerintah juga melakukan beberapa penyesuaian ketentuan rush handling agar selaras dengan undang-undang. Misal, pengaturan sanksi denda kini berdasarkan Pasal 10B ayat (6) UU Kepabeanan agar lebih memberikan kepastian hukum. Sebelumnya, pengaturan sanksi denda berdasarkan PP 28/2008.

Baca Juga: Kemenperin Beri Usulan Terkait Insentif Perpajakan Industri Farmasi

Ketentuan soal jaminan dalam pelayanan rush handling juga diatur sesuai dengan PMK 168/2022. Jumlah jaminan untuk pelayanan rush handling kini paling sedikit sebesar bea masuk, cukai, dan pajak dalam rangka impor (PDRI). Sebelumnya, jumlahnya sebesar bea masuk, cukai, dan PDRI.

Selain itu, kini juga termuat ketentuan terkait dengan bentuk jaminan yang selaras dengan peraturan perundang-undangan.

"Sebelumnya tidak diatur jaminan apa saja yang boleh digunakan untuk barang dengan pelayanan segera ini. Kini sudah teratur. Lebih jelas, lebih tegas sehingga nanti Bapak-Ibu bisa memanfaatkan fasilitas pelayanan segera dengan cepat dan mudah," ujar Chotibul.

Baca Juga: e-Faktur Masih Pakai Format NPWP 15 Digit, Begini Penjelasan DJP

Dia menambahkan PMK 26/2024 juga mengubah ketentuan soal pemeriksaan fisik yang semula dilakukan untuk seluruh barang rush handling. Kini, pemeriksaan fisik dilaksanakan secara selektif berdasarkan manajemen risiko.

Dengan ketentuan tersebut, pada layanan rush handling juga bakal diterapkan mekanisme jalur merah dan hijau sebagaimana dalam pelayanan dan pengawasan pengeluaran barang impor umum.

Terakhir, PMK 26/2024 mengatur pengeluaran sebagian untuk barang yang sedang diajukan permohonan rush handling untuk lebih memberikan keadilan. Sebab, mekanisme pengeluaran sebagian ini juga sudah ada dalam ketentuan impor umum. (rig)

Baca Juga: Kejar Target Penerimaan Pajak, Kemenkeu Optimalisasi Proses Restitusi

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pmk 26/2024, persetujuan rush handling, pengeluaran barang, kepabeanan, ekspor-impor, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 01 Juli 2024 | 09:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

DJP: Aplikasi e-Bupot 21/26 dan Unifikasi Masih Layani NPWP 15 Digit

Senin, 01 Juli 2024 | 09:00 WIB
APBN 2024

Akhir Mei 2024, Posisi Utang Pemerintah Tembus Rp8.353 Triliun

Minggu, 30 Juni 2024 | 15:30 WIB
KEPATUHAN PAJAK

KPK Ingatkan Pelaku Usaha Pertambangan untuk Patuh Pajak

Minggu, 30 Juni 2024 | 15:00 WIB
KEBIJAKAN BEA DAN CUKAI

Harga CPO Turun Berefek ke Penerimaan Bea Keluar, Ini Penjelasan DJBC

berita pilihan

Rabu, 03 Juli 2024 | 10:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Kemenperin Beri Usulan Terkait Insentif Perpajakan Industri Farmasi

Rabu, 03 Juli 2024 | 10:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

e-Faktur Masih Pakai Format NPWP 15 Digit, Begini Penjelasan DJP

Rabu, 03 Juli 2024 | 09:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Strategi Turunkan Harga Obat dan Alkes, Insentif Perpajakan Disiapkan

Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Masih Lesu Terhadap Mayoritas Negara Mitra

Rabu, 03 Juli 2024 | 08:30 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Kejar Target Penerimaan Pajak, Kemenkeu Optimalisasi Proses Restitusi

Selasa, 02 Juli 2024 | 19:54 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Coretax DJP, TAM Disebut Punya 4 Manfaat Ini bagi Wajib Pajak

Selasa, 02 Juli 2024 | 19:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

PKP Lupa Passphrase Sertifikat Elektronik e-Faktur, Ini Solusinya

Selasa, 02 Juli 2024 | 18:30 WIB
PROVINSI DKI JAKARTA

Semester I/2024, Pemprov DKI Jakarta Kumpulkan Pajak Rp16,8 Triliun

Selasa, 02 Juli 2024 | 18:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP), Begini Ketentuannya