Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Literasi
Selasa, 02 Juli 2024 | 15:00 WIB
PANDUAN PAJAK PEMULA
Senin, 01 Juli 2024 | 18:12 WIB
KAMUS PAJAK
Jum'at, 28 Juni 2024 | 20:00 WIB
KAMUS AKUNTANSI DAN PAJAK
Jum'at, 28 Juni 2024 | 19:30 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
Data & Alat
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Rabu, 19 Juni 2024 | 10:03 WIB
KURS PAJAK 19 JUNI 2024 - 25 JUNI 2024
Fokus
Reportase

Belanja Pegawai Daerah Terlalu Gendut, Mendagri Minta Evaluasi

A+
A-
2
A+
A-
2
Belanja Pegawai Daerah Terlalu Gendut, Mendagri Minta Evaluasi

Kepala lingkungan menyerahkan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada warga di kawasan Tanjung Benoa, Badung, Bali, Kamis (5/8/2021). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/wsj.

JAKARTA, DDTCNews - Porsi belanja aparatur di daerah dinilai terlalu besar dibanding belanja modal atau barang.

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan isu tentang keseimbangan porsi belanja daerah menjadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, belanja modal dan barang seharusnya bisa dialokasikan lebih banyak karena punya dampak langsung terhadap masyarakat.

"Tapi yang banyak belanja aparaturnya. Mulai untuk belanja gaji pegawai tentu, wajib. Tapi ada juga belanja perjalanan dinas, belanja rapat, pembuatan program kegiatan yang ramai. Manfaatnya tidak banyak," ujar Tito dalam acara peluncuran program Sinergitas Pengelolaan Bersama Monitoring Centre For Prevention (MCP) dan Rakorwasdanas, Selasa (31/8/21).

Baca Juga: DPR Setujui Pemberian PMN kepada BUMN senilai Rp28,28 Triliun

Tito juga menyayangkan alokasi belanja modal lebih banyak diarahkan untuk kepentingan pegawai daerah. Imbasnya, manfaat yang dirasakan masyarakat pun minim. Dia meminta pemerintah daerah memperbaiki komposisi alokasi anggaran dengan lebih banyak fokus ke program pembangunan.

"Jalan tidak terawat, sampah bertebaran, sungai menjadi tidak terurus, dan lain-lain. Kenapa? Karena memang tidak dianggarkan di situ. Kalau pun dianggarkan justru anggarannya dipakai lagi sebagian untuk aparat lagi," kata Tito.

Selain belanja aparatur yang dinilai terlalu besar, isu terkait alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan juga disinggung Tito. Dia meminta pemda memastikan alokasi anggaran memenuhi amanat UU, yakni minimal 20% dari keseluruhan anggaran untuk sektor pendidikan dan 10% untuk kesehatan.

Baca Juga: Evaluasi PDN, Jokowi: Back Up Semua Data Biar Tidak Terkaget-kaget

"Dalam catatan Kemendagri masih banyak daerah yang belum mengalokasikan pendidikan 20%, kesehatan 10%. Masih banyak," ujar Tito.

Secara umum Tito menekankan pentingnya ada transformasi budaya kerja di level daerah, khususnya pengelolaan anggaran serta pendapatan daerah. Namun tak hanya soal penganggaran saja, Tito juga meminta adanya penguatan layanan terhadap masyarakat. (sap)

Baca Juga: Ongkos Produksi Naik, Malaysia Kaji Ulang Windfall Tax Kelapa Sawit

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : belanja daerah, APBD, anggaran daerah, belanja pegawai, nasional, mendagri

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

Reyno Marchel

Selasa, 31 Agustus 2021 | 17:51 WIB
Pengalokasian belanja modal dan barang seharusnya bisa lebih ditingkatkan karena berdampak langsung terhadap masyarakat sehingga banyak manfaat yang bisa didapatkan oleh masyarakat
1

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 01 Juli 2024 | 09:56 WIB
PER-6/PJ/2024

DJP Terbitkan Perdirjen soal Penahapan Implementasi NIK sebagai NPWP

Senin, 01 Juli 2024 | 09:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

DJP: Aplikasi e-Bupot 21/26 dan Unifikasi Masih Layani NPWP 15 Digit

Senin, 01 Juli 2024 | 09:00 WIB
APBN 2024

Akhir Mei 2024, Posisi Utang Pemerintah Tembus Rp8.353 Triliun

Minggu, 30 Juni 2024 | 15:30 WIB
KEPATUHAN PAJAK

KPK Ingatkan Pelaku Usaha Pertambangan untuk Patuh Pajak

berita pilihan

Rabu, 03 Juli 2024 | 14:00 WIB
APBN 2024

DPR Setujui Pemberian PMN kepada BUMN senilai Rp28,28 Triliun

Rabu, 03 Juli 2024 | 13:47 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Evaluasi PDN, Jokowi: Back Up Semua Data Biar Tidak Terkaget-kaget

Rabu, 03 Juli 2024 | 13:30 WIB
KABUPATEN BLORA

Pemkab Siapkan Hadiah untuk Pengusaha dan Konsumen yang Patuh Pajak

Rabu, 03 Juli 2024 | 10:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Kemenperin Beri Usulan Terkait Insentif Perpajakan Industri Farmasi

Rabu, 03 Juli 2024 | 10:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

e-Faktur Masih Pakai Format NPWP 15 Digit, Begini Penjelasan DJP

Rabu, 03 Juli 2024 | 09:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Strategi Turunkan Harga Obat dan Alkes, Insentif Perpajakan Disiapkan

Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Masih Lesu Terhadap Mayoritas Negara Mitra

Rabu, 03 Juli 2024 | 08:30 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Kejar Target Penerimaan Pajak, Kemenkeu Optimalisasi Proses Restitusi

Selasa, 02 Juli 2024 | 19:54 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Coretax DJP, TAM Disebut Punya 4 Manfaat Ini bagi Wajib Pajak