Ditopang PPh Nonmigas, DJP Yakin Penerimaan Pajak Bakal Lampaui Target

"Karena banyaknya variasi yang menjadi penopang PPh nonmigas, kami masih sangat optimis karena PPh nonmigas juga sangat ditentukan oleh aktivitas ekonomi masyarakat," katanya, Rabu (4/10/2023).

Dwi mengatakan realisasi penerimaan pajak telah mencapai Rp1.246,97 triliun hingga Agustus 2023 atau setara 72,58% dari target tahun ini senilai Rp1.718 triliun. Kinerja penerimaan pajak itu tumbuh sebesar 6,4%, memang melambat dibandingkan dengan periode yang sama pada 2022 ketika tumbuh 58,1% sejalan dengan moderasi harga komoditas.

Apabila diperinci, penerimaan PPh nonmigas mencapai Rp708,23 triliun atau 81,07% dari target Rp873,63 triliun. PPh nonmigas ini memiliki kontribusi sebesar 56,79% dari total penerimaan pajak hingga Agustus 2023 karena cakupannya luas seperti PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasal 25, PPh Pasal 29, dan PPh final.

Kinerja penerimaan PPh nonmigas pun mampu tumbuh 7,06%, berbanding terbalik dengan penerimaan PPh migas yang justru terkontraksi 12,01%.

Selain PPh nonmigas, Dwi membeberkan kinerja penerimaan pajak juga akan didukung oleh PPN dan PPnBM. Realisasi PPN dan PPnBM hingga Agustus 2023 tercatat senilai Rp447,58 triliun atau 64,28% dari target Rp742,95 triliun. Penerimaan PPN dan PPnBM ini tumbuh 8,14%.

"Penerimaan pajak masih on the right track. Mudah-mudahan [target] tercapai walaupun ada moderasi harga komoditas," ujarnya.

Pada sepanjang tahun ini, pemerintah telah menyampaikan outlook penerimaan pajak akan menembus Rp1.818,2 triliun atau 105,8% dari target. Dengan outlook tersebut, penerimaan pajak akan mengalami pertumbuhan sebesar 5,9%. (sap)