Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Literasi
Selasa, 02 Juli 2024 | 15:00 WIB
PANDUAN PAJAK PEMULA
Senin, 01 Juli 2024 | 18:12 WIB
KAMUS PAJAK
Jum'at, 28 Juni 2024 | 20:00 WIB
KAMUS AKUNTANSI DAN PAJAK
Jum'at, 28 Juni 2024 | 19:30 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
Data & Alat
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Rabu, 19 Juni 2024 | 10:03 WIB
KURS PAJAK 19 JUNI 2024 - 25 JUNI 2024
Fokus
Reportase

DJBC Terbitkan Petunjuk Teknis Monev Terhadap Penerima Fasilitas KITE

A+
A-
3
A+
A-
3
DJBC Terbitkan Petunjuk Teknis Monev Terhadap Penerima Fasilitas KITE

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) menerbitkan Peraturan Dirjen Bea dan Cukai No. PER-5/BC/2023 mengenai petunjuk teknis monitoring dan evaluasi (monev) terhadap penerima fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor.

Pemerintah menerbitkan PER-5/BC/2023 sebagai pelaksana ketentuan Pasal 64 Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 216/2022. Dalam hal ini, monev perlu dilakukan untuk meningkatkan pengawasan terhadap penerima fasilitas kepabeanan.

"Pelaksanaan monitoring dan/atau evaluasi…dapat dilakukan secara berkoordinasi antar-unit di lingkungan Ditjen Bea dan Cukai," bunyi Pasal 2 ayat (2) PER-5/BC/2023, dikutip pada Selasa (20/6/2023).

Baca Juga: Ongkos Produksi Naik, Malaysia Kaji Ulang Windfall Tax Kelapa Sawit

Pemerintah memberikan insentif berupa fasilitas kemudahan impor tujuan ekspor (KITE) dalam rangka meningkatkan investasi dan mendorong pertumbuhan industri dalam negeri yang hasil produksinya akan diekspor.

Pihak yang Melakukan Monev terhadap Penerima Fasilitas

Monev terhadap penerima fasilitas KITE dilakukan oleh: direktur yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang fasilitas kepabeanan; direktur yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang pengawasan kepabeanan dan cukai; kepala kanwil; kepala KPUBC; dan/atau kepala kantor pabean.

Direktur fasilitas kepabeanan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya akan melaksanakan monitoring khusus dan evaluasi makro. Kemudian, direktur yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang pengawasan kepabeanan dan cukai akan melaksanakan monitoring khusus.

Baca Juga: Kemenperin Beri Usulan Terkait Insentif Perpajakan Industri Farmasi

Sementara itu, kanwil dan/atau kepala KPUBC akan melaksanakan monitoring umum terhadap penerima fasilitas KITE pembebasan dan/atau penerima fasilitas KITE pengembalian, monitoring khusus, evaluasi mikro terhadap penerima fasilitas KITE pembebasan dan/atau penerima fasilitas KITE pengembalian, dan evaluasi makro.

Setelahnya, kepala kantor pabean yang mengawasi lokasi pabrik atau lokasi kegiatan usaha penerima fasilitas KITE, melaksanakan monitoring umum dan monitoring khusus.

Sementara itu, kantor pabean yang menetapkan penerima fasilitas KITE IKM akan melaksanakan monitoring umum, monitoring khusus, dan evaluasi mikro terhadap penerima fasilitas KITE IKM.

Baca Juga: e-Faktur Masih Pakai Format NPWP 15 Digit, Begini Penjelasan DJP

Jenis-Jenis Monitoring

Monitoring yang dilaksanakan terhadap penerima fasilitas KITE meliputi monitoring umum, monitoring khusus, dan monitoring mandiri.

Monitoring umum dilaksanakan terhadap seluruh penerima fasilitas KITE dalam wilayah pengawasan kantor. Frekuensi pelaksanaan monitoring umum akan berdasarkan manajemen risiko yang meliputi: jumlah kegiatan kepabeanan terakhir penerima fasilitas KITE.

Kemudian, pola pengawasan penerima fasilitas KITE; kemampuan melaksanakan monitoring umum berdasarkan rasio jumlah pegawai dibandingkan jumlah penerima fasilitas KITE yang berada dalam pengawasannya; dan/atau pertimbangan lainnya.

Baca Juga: Kejar Target Penerimaan Pajak, Kemenkeu Optimalisasi Proses Restitusi

Sementara itu, monitoring khusus meliputi pemeriksaan sewaktu-waktu, pemeriksaan sederhana, atau penelitian mendalam. Direktur, kanwil, atau kepala kantor pabean dapat membentuk tim monitoring khusus untuk melaksanakannya.

Pemeriksaan sewaktu-waktu dan pemeriksaan sederhana dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 10 hari kerja. Kemudian, penelitian mendalam dilaksanakan dalam jangka waktu paling lama 30 hari kerja. Apabila diperlukan, jangka waktu dapat diperpanjang sebanyak 1 kali untuk paling lama 10 hari kerja.

Dalam hal pelaksanaan monitoring khusus dilakukan oleh kepala kanwil, kepala KPUBC, dan kepala kantor pabean yang menetapkan penerima fasilitas KITE, monitoring khusus dilaksanakan minimal 1 kali dalam 3 bulan.

Baca Juga: Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP), Begini Ketentuannya

Untuk monitoring mandiri, penerima fasilitas KITE nantinya melakukan monitoring secara mandiri dengan tujuan memantau konsistensi kinerja pemenuhan ketentuan KITE secara administratif.

Evaluasi Fasilitas KITE

Di sisi lain, evaluasi KITE meliputi evaluasi mikro dan evaluasi makro. Evaluasi mikro merupakan evaluasi yang dilaksanakan secara periodik oleh kepala kantor pabean terhadap kelayakan pemberian fasilitas KITE kepada penerima fasilitas KITE.

Sementara itu, evaluasi makro TPB pada kanwil atau KPUBC merupakan penilaian mengenai dampak dan efektivitas kebijakan pemberian fasilitas KITE yang dilaksanakan oleh kepala kanwil atau kepala KPUBC setiap 6 bulan.

Baca Juga: Pindah KPP, WP Bisa Kirim Permohonan ke Kantor Pajak Lama atau Baru

Dari monev terhadap penerima fasilitas KITE tersebut, tindak lanjut atas laporannya dapat berbeda-beda mulai dari pemberian asistensi, penagihan bea masuk dan pajak dalam rangka impor, hingga penerbitan rekomendasi pembekuan atau pencabutan fasilitas.

"Peraturan direktur jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan [pada 28 Februari 2023]," bunyi Pasal 51 Perdirjen PER-5/BC/2023. (rig)

Baca Juga: Tak Hanya Cabang, Wajib Pajak Pusat Juga Bakal Dapat NITKU

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : PER-05/BC/2023, monitoring, evaluasi, fasilitas kepabeanan, monev, KITE, DJBC, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 01 Juli 2024 | 09:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

DJP: Aplikasi e-Bupot 21/26 dan Unifikasi Masih Layani NPWP 15 Digit

Senin, 01 Juli 2024 | 09:00 WIB
APBN 2024

Akhir Mei 2024, Posisi Utang Pemerintah Tembus Rp8.353 Triliun

Minggu, 30 Juni 2024 | 15:30 WIB
KEPATUHAN PAJAK

KPK Ingatkan Pelaku Usaha Pertambangan untuk Patuh Pajak

Minggu, 30 Juni 2024 | 15:00 WIB
KEBIJAKAN BEA DAN CUKAI

Harga CPO Turun Berefek ke Penerimaan Bea Keluar, Ini Penjelasan DJBC

berita pilihan

Rabu, 03 Juli 2024 | 10:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Kemenperin Beri Usulan Terkait Insentif Perpajakan Industri Farmasi

Rabu, 03 Juli 2024 | 10:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

e-Faktur Masih Pakai Format NPWP 15 Digit, Begini Penjelasan DJP

Rabu, 03 Juli 2024 | 09:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Strategi Turunkan Harga Obat dan Alkes, Insentif Perpajakan Disiapkan

Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Masih Lesu Terhadap Mayoritas Negara Mitra

Rabu, 03 Juli 2024 | 08:30 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Kejar Target Penerimaan Pajak, Kemenkeu Optimalisasi Proses Restitusi

Selasa, 02 Juli 2024 | 19:54 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Coretax DJP, TAM Disebut Punya 4 Manfaat Ini bagi Wajib Pajak

Selasa, 02 Juli 2024 | 19:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

PKP Lupa Passphrase Sertifikat Elektronik e-Faktur, Ini Solusinya

Selasa, 02 Juli 2024 | 18:30 WIB
PROVINSI DKI JAKARTA

Semester I/2024, Pemprov DKI Jakarta Kumpulkan Pajak Rp16,8 Triliun

Selasa, 02 Juli 2024 | 18:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Pengenaan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP), Begini Ketentuannya