Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Literasi
Selasa, 02 Juli 2024 | 15:00 WIB
PANDUAN PAJAK PEMULA
Senin, 01 Juli 2024 | 18:12 WIB
KAMUS PAJAK
Jum'at, 28 Juni 2024 | 20:00 WIB
KAMUS AKUNTANSI DAN PAJAK
Jum'at, 28 Juni 2024 | 19:30 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
Data & Alat
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Rabu, 19 Juni 2024 | 10:03 WIB
KURS PAJAK 19 JUNI 2024 - 25 JUNI 2024
Fokus
Reportase

Insentif Tak Terduga dari Berani Mencoba

A+
A-
51
A+
A-
51
Insentif Tak Terduga dari Berani Mencoba

Seminar eksklusif DDTC Academy: Insentif dari Berpikir Humor & Kreatif bagi Profesional Pajak.

SEPULUH tahun sudah band kecil ini berkiprah. Dari panggung kecil ke panggung kecil lain, band ini terus memproduksi lagu baru. Namun, apa mau dikata, belum satu pun karya mereka menjadi hit single.

Situasi ini membuat Peter Lawrence, sang gitaris, mulai jengah karena terus memainkan melodi dan instrumen yang sama. Entah ide dari mana, tiba-tiba saja ia meletakkan gitar elektriknya dan beralih ke mandolin akustik – alat yang bahkan belum pernah Peter sentuh sepanjang hidupnya.

Setelah mempelajari jenis-jenis chord mandolin yang berbeda dengan gitar, Peter pun mulai bereksperimen dengan melodi-melodi baru. Dia lalu mengajak personel lain mencoba hal baru seperti dirinya. Si bassist beralih ke keyboard, drummer pegang bass, dan vokalis – yang biasa menulis lirik bertemakan politik – mulai mencoba topik-topik baru.

Nada dan lirik yang diciptakan tanpa ekspektasi hari itu ternyata berhasil mengantarkan mereka ke jalur mainstream. Album tersebut bahkan terjual 18 juta kopi dan berhasil memenangkan 3 penghargaan Grammys.

Itulah asal mula terciptanya lagu Losing My Religion, hits dari band rock R.E.M., seperti diceritakan ulang oleh Ozan Varol dalam Awaken Your Genius (2023).

Baca juga: Praktisi Pajak, Harusnya Jadi Spesialis atau Generalis?

Praktisi Pajak Harus Berani Bereksplorasi

CERITA para personel R.E.M. tadi adalah bentuk dari berpikir kreatif, tepatnya berani mengeksplorasi hal-hal di luar zona nyaman. Tujuannya agar bisa menghasilkan sesuatu yang baru. Menariknya, praktik kreativitas seperti ini tidak hanya berlaku bagi seniman. Para praktisi di bidang yang 'serius' pun bisa melakukannya!

Perjalanan Founder DDTC Darussalam dan Danny Septriadi hanyalah segelintir contohnya. Dalam menjalankan profesinya di bidang pajak, keduanya ternyata juga mengaplikasikan esensi eksplorasi ala seniman, yakni dengan mencari hal-hal di luar zona nyamannya dalam keilmuan, pengalaman, serta referensi.

Keduanya sama-sama mempelajari akuntansi pada jenjang sarjana (Darussalam dari Universitas Sebelas Maret dan Danny dari Universitas Tarumanegara) serta pajak pada program magister kebijakan pajak dan ilmu administrasi dari Universitas Indonesia. Setelah itu, Darussalam dan Danny memperluas keilmuannya dengan melanjutkan studi ke 2 kampus yang berbeda di luar negeri untuk mendalami pajak internasional.

Darussalam memperoleh master's degree di European Tax and International Tax Law dari gabungan European Tax College Katholieke Universiteit Leuven, Belgia, dan Tilburg University, Belanda. Sementara itu, Danny memastikan master’s degree-nya dalam International Taxation di Vienna University of Economics and Business, Austria.

Dari segi pengalaman sebagai profesional, perpaduan lintas bidang pun terjadi. Kalau karier Darussalam dimulai dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Danny berangkat dari konsultan dan praktisi pajak di perusahaan swasta multinasional. Hal inilah yang membuat DDTC memahami medan perpajakan dari sudut pandang pemerintah maupun wajib pajak.

Keduanya lalu menyatukan insight yang didapat dari studi dan pengalaman profesional lewat buku pertamanya berjudul Membatasi Kekuasaan Untuk Mengenakan Pajak: Tinjauan Akademis Terhadap Kebijakan, Hukum dan Administrasi Pajak di Indonesia (2006).

Seperti judulnya, perspektif yang diambil Darussalam dan Danny juga merupakan hasil eksplorasi dari 3 bidang di luar pajak: kebijakan (policy), hukum, serta administrasi. Perspektif dari buku pertama itu masih Darussalam dan Danny pakai pada lebih dari 20 buku perpajakan yang telah mereka tulis hingga hari ini.

Terakhir, DDTC juga menyilangkan beragam referensi dalam berpraktik. Di DDTC Library – perpustakaan khusus pajak yang mereka kelola – ada lebih dari 40 kategori buku, mulai dari Commercial and Tax Accounting, Taxes on Income and Wealth, Value Added Tax (VAT), Taxation and Technology, Comparative Transfer Pricing, Taxation of Natural Resources and Environment, dan sebagainya.

Hal yang lebih 'ekstrem', sejak 2018, Darussalam mempersilakan DDTC Library diisi pula dengan buku-buku kajian humor koleksi Danny. Jadilah gabungan dari perpustakaan pajak dengan koleksi 4.000-an buku dan perpustakaan humor The Library of Humor Studies dengan koleksi 2.000 lebih buku.

Para praktisi pajak DDTC maupun kalangan umum jadi bisa bereksplorasi dalam satu tempat sekaligus: belajar pajak sekalian humor!

Seorang pengunjung di The Library of Humor Studies. Sebelum pandemi, IHIK3 kerap menyelenggarakan diskusi tentang pentingnya humor.

Baca juga: Ingin Berhumor dengan Stakeholder Pajak? Ini 3 Tips Utamanya

Tak berhenti di sana, secara pribadi, Danny lantas memutuskan untuk mengikuti beragam course soal humor dan sertifikasi Certified Humor Professional (CHP) dari Association for Applied and Therapeutic Humor (AATH) – bidang yang bisa dibilang tidak berkaitan sama sekali dengan pajak. Dalam praktiknya, dia benar-benar merasa terbantu, terutama dalam berkomunikasi dengan petugas pajak maupun kliennya untuk meminimalkan sengketa.

“Praktisi pajak di Indonesia perlu lebih kreatif dengan mempelajari hal-hal yang ada di luar pengetahuan dan pengalamannya di luar pajak. Sebab dari situ, kita akan mendapatkan perspektif dan solusi yang berbeda atas situasi perpajakan saat ini,” ujar Danny.

Berkolaborasi dengan satu-satunya lembaga kajian humor di Indonesia, yakni Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3), DDTC Academy bakal mengajak Anda para profesional di bidang pajak untuk membangkitkan sekaligus mengasah keberanian berkreasi melalui pendekatan humor. Acara ini sendiri bertajuk Insentif dari Berpikir Humor & Kreatif bagi Profesional Pajak.

Tidak hanya berbagi insight soal kreativitas dan pemanfaatannya di bidang pajak, Anda berkesempatan untuk melakukan latihan-latihan humor sederhana berdasarkan referensi terbaik dari The Library of Humor Studies yang berisi lebih dari 2.000 buku, majalah, dan DVD soal humor.

Seminar ini akan diadakan pada Sabtu, 7 Oktober 2023, pukul 09.30-12.00 WIB di DDTC Hall 7th Floor, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Silakan daftarkan diri Anda segera melalui tautan https://academy.ddtc.co.id/seminar. Kuota seminar ini memang sengaja dibatasi demi pengalaman latihan dan interaksi yang lebih nyaman.

Mari berangkat mencari 'titik-titik baru' pada bidang lain untuk memperkaya kepakaran Anda di bidang pajak!

Membutuhkan informasi lebih lanjut? Hubungi Hotline DDTC Academy (+62)812-8393-5151 / [email protected] (Vira) atau melalui media sosial DDTC Academy Instagram (@ddtcacademy), Facebook (DDTC Academy), Twitter (@ddtcacademy), Telegram Channel (DDTCAcademy), dan LinkedIn Group (DDTC Academy). (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : DDTC Academy, agenda pajak, kursus pajak, seminar pajak, exclusive seminar, humor, IHIK3

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 15 Februari 2024 | 17:02 WIB
AGENDA PAJAK

Mau Ikut Webinar ADIT Asia Tenggara? Profesional DDTC Jadi Pembicara

Selasa, 13 Februari 2024 | 16:51 WIB
MSS FEB UNIVERSITAS INDONESIA

FEB UI Gelar Seminar Pasar Modal Internasional, Terbuka dan Gratis!

Rabu, 31 Januari 2024 | 09:15 WIB
DDTC ACADEMY - TAX UPDATE WEBINAR

Pahami Aturan Baru Pemotongan PPh 21 dan Contoh Kasus di Webinar Ini

Kamis, 25 Januari 2024 | 08:45 WIB
DDTC ACADEMY - TAX UPDATE WEBINAR

Kupas Tuntas Aturan Terbaru TP sesuai PMK 172/2023, Ikuti Webinar Ini!

berita pilihan

Rabu, 03 Juli 2024 | 14:41 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Terkait e-Bupot 21/26, DJP Kirim Email Blast ke Beberapa Wajib Pajak

Rabu, 03 Juli 2024 | 14:30 WIB
PROVINSI BENGKULU

Godok Aturan Teknis, Pemprov Bakal Pungut Pajak Alat Berat Mulai 2025

Rabu, 03 Juli 2024 | 14:00 WIB
APBN 2024

DPR Setujui Pemberian PMN kepada BUMN senilai Rp28,28 Triliun

Rabu, 03 Juli 2024 | 13:47 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Evaluasi PDN, Jokowi: Back Up Semua Data Biar Tidak Terkaget-kaget

Rabu, 03 Juli 2024 | 13:30 WIB
KABUPATEN BLORA

Pemkab Siapkan Hadiah untuk Pengusaha dan Konsumen yang Patuh Pajak

Rabu, 03 Juli 2024 | 10:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Kemenperin Beri Usulan Terkait Insentif Perpajakan Industri Farmasi

Rabu, 03 Juli 2024 | 10:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

e-Faktur Masih Pakai Format NPWP 15 Digit, Begini Penjelasan DJP

Rabu, 03 Juli 2024 | 09:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Strategi Turunkan Harga Obat dan Alkes, Insentif Perpajakan Disiapkan

Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Masih Lesu Terhadap Mayoritas Negara Mitra