Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Literasi
Selasa, 02 Juli 2024 | 15:00 WIB
PANDUAN PAJAK PEMULA
Senin, 01 Juli 2024 | 18:12 WIB
KAMUS PAJAK
Jum'at, 28 Juni 2024 | 20:00 WIB
KAMUS AKUNTANSI DAN PAJAK
Jum'at, 28 Juni 2024 | 19:30 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
Data & Alat
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Rabu, 19 Juni 2024 | 10:03 WIB
KURS PAJAK 19 JUNI 2024 - 25 JUNI 2024
Fokus
Reportase

Jokowi Soroti Puluhan Ribu Aplikasi Pelayanan Publik, Ada Apa?

A+
A-
0
A+
A-
0
Jokowi Soroti Puluhan Ribu Aplikasi Pelayanan Publik, Ada Apa?

Presiden Joko Widodo (Jokowi).

JAKARTA, DDTCNews - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti kementerian dan lembaga serta pemerintah daerah (pemda) yang membuat beragam jenis aplikasi, tetapi justru tidak memberikan kemudahan kepada masyarakat.

Jokowi mengatakan kementerian/lembaga (K/L) dan pemda saat ini memiliki kurang lebih 27.000 aplikasi ataupun platform yang berjalan sendiri-sendiri dan tidak terintegrasi antara satu dengan yang lain.

"Seharusnya yang menjadi tolok ukur adalah kemudahan urusan masyarakat. Bagaimana bisa lebih mudah kalau di K/L dan pemda ada kurang lebih 27.000 aplikasi yang berjalan sendiri-sendiri," katanya dalam peluncuran GovTech Indonesia, Senin (27/5/2024).

Baca Juga: DPR Setujui Pemberian PMN kepada BUMN senilai Rp28,28 Triliun

Tak hanya itu, Jokowi menemukan terdapat beberapa aplikasi yang fungsinya tumpang tindih antara satu dengan yang lain, padahal belanja yang dianggarkan oleh K/L untuk mengembangkan aplikasi tidaklah kecil.

Berkaca pada hal tersebut, presiden memerintahkan kepada K/L dan pemda untuk berhenti membuat aplikasi baru pada tahun ini.

"Kemarin kita cek waktu bikin anggaran, ada Rp6,2 triliun yang akan dipakai untuk bikin aplikasi dan platform baru. Di 1 kementerian ada lebih dari 500 aplikasi. Bayangkan. Mungkin dulu setiap ganti menteri, ganti aplikasi. Orientasinya selalu proyek, itu yang kita hentikan," ujarnya.

Baca Juga: Evaluasi PDN, Jokowi: Back Up Semua Data Biar Tidak Terkaget-kaget

Guna meningkatkan daya saing Indonesia, Jokowi menegaskan Indonesia harus memperkuat digital public infrastructure. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat.

"Kita juga harus memperkuat transformasi govtech kita. 1 portal terintegrasi bernama INA Digital. Di sana ada layanan pendidikan, kesehatan, izin usaha, perpajakan, dan lainnya. Ini tahap awal kita memulai, migrasinya memang harus bertahap," tutur Jokowi.

Bersamaan dengan pengembangan sistem terintegrasi tersebut, Jokowi meminta setiap instansi untuk meningkatkan pemahaman ASN soal digitalisasi pelayanan publik. Sosialisasi kepada masyarakat juga harus terus dilaksanakan.

Baca Juga: Ongkos Produksi Naik, Malaysia Kaji Ulang Windfall Tax Kelapa Sawit

"K/L dan pemda harus bersama-sama melakukan integrasi dan interoperabilitas aplikasi dan data. Tak boleh ada lagi alasan ini dan itu, karena merasa datanya milik kementerian saya, lembaga saya, pemda saya, tidak boleh lagi. Tidak akan maju kalau kita masih egosentrisme," katanya. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : presiden jokowi, aplikasi pelayanan publik, belanja anggaran, daya saing, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 01 Juli 2024 | 09:56 WIB
PER-6/PJ/2024

DJP Terbitkan Perdirjen soal Penahapan Implementasi NIK sebagai NPWP

Senin, 01 Juli 2024 | 09:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

DJP: Aplikasi e-Bupot 21/26 dan Unifikasi Masih Layani NPWP 15 Digit

Senin, 01 Juli 2024 | 09:00 WIB
APBN 2024

Akhir Mei 2024, Posisi Utang Pemerintah Tembus Rp8.353 Triliun

Minggu, 30 Juni 2024 | 15:30 WIB
KEPATUHAN PAJAK

KPK Ingatkan Pelaku Usaha Pertambangan untuk Patuh Pajak

berita pilihan

Rabu, 03 Juli 2024 | 14:30 WIB
PROVINSI BENGKULU

Godok Aturan Teknis, Pemprov Bakal Pungut Pajak Alat Berat Mulai 2025

Rabu, 03 Juli 2024 | 14:00 WIB
APBN 2024

DPR Setujui Pemberian PMN kepada BUMN senilai Rp28,28 Triliun

Rabu, 03 Juli 2024 | 13:47 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Evaluasi PDN, Jokowi: Back Up Semua Data Biar Tidak Terkaget-kaget

Rabu, 03 Juli 2024 | 13:30 WIB
KABUPATEN BLORA

Pemkab Siapkan Hadiah untuk Pengusaha dan Konsumen yang Patuh Pajak

Rabu, 03 Juli 2024 | 10:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Kemenperin Beri Usulan Terkait Insentif Perpajakan Industri Farmasi

Rabu, 03 Juli 2024 | 10:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

e-Faktur Masih Pakai Format NPWP 15 Digit, Begini Penjelasan DJP

Rabu, 03 Juli 2024 | 09:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Strategi Turunkan Harga Obat dan Alkes, Insentif Perpajakan Disiapkan

Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Masih Lesu Terhadap Mayoritas Negara Mitra

Rabu, 03 Juli 2024 | 08:30 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Kejar Target Penerimaan Pajak, Kemenkeu Optimalisasi Proses Restitusi