Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Perubahan Lanskap Pajak Perlu Berikan Kepastian, Simak Analisisnya

A+
A-
1
A+
A-
1
Perubahan Lanskap Pajak Perlu Berikan Kepastian, Simak Analisisnya

Partner of DDTC Fiscal Research & Advisory B. Bawono Kristiaji dalam webinar DDTC Tax Weeks 2022. (tangkapan layar)

JAKARTA, DDTCNews - Lanskap perpajakan, termasuk beragam peraturan dan relaksasi kebijakan, mengalami banyak perubahan selama pandemi Covid-19 yang terjadi dalam 2 tahun terakhir. Pandemi membuat sistem pajak di Tanah Air bergerak cepat.

Partner of DDTC Fiscal Research & Advisory B. Bawono Kristiaji mengatakan kondisi tersebut mendatangkan peluang sekaligus tantangan untuk meningkatkan kepatuhan pajak. Tantangan yang muncul, menurut Bawono, lantaran perubahan sistem pajak erat kaitannya dengan kepastian pajak.

"Dalam kondisi ini, yang menjadi tantangan adalah kepastian pajak di tengah lanskap pajak yang banyak berubah," katanya dalam webinar pada Grand Opening of DDTC Surabaya Office and Launching New Publications of DDTC, Kamis (3/2/2022).

Baca Juga: Daftar Tarif Pajak Terbaru di Brebes, Ada Pajak Sarang Walet 10 Persen

Bawono mengatakan perkembangan pajak pada saat ini dan tahun-tahun mendatang tidak bakal lepas dari berbagai perubahan yang terjadi selama pandemi Covid-19 sejak 2 tahun lalu.

Awalnya, ujar Bawono, perubahan kebijakan pajak ditujukan untuk menyelamatkan nyawa dan ekonomi. Namun, kebutuhannya kini berkembang sebagai instrumen pendorong daya saing investasi dan akselerator pemulihan ekonomi.

Dalam 2 tahun terakhir, berbagai undang-undang (UU) di sektor pajak telah disahkan. Beberapa di antaranya yakni UU 2/2020, UU Bea Materai, UU Cipta Kerja klaster kemudahan berusaha bidang perpajakan, UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP), dan UU Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (HKPD).

Baca Juga: MK Lanjutkan Judicial Review Atas Tarif Pajak Hiburan Pekan Depan

Berlakunya sejumlah beleid tersebut, menurut Bawono, tidak terlepas dari upaya pemerintah mencapai komitmen pengendalian defisit melalui pengelolaan yang berkelanjutan. Selain itu, implementasi peraturan tersebut juga diharapkan mampu mempercepat proses pemulihan ekonomi yang tertekan akibat pandemi Covid-19.

Bawono menilai APBN 2022 yang mengusung tema mendukung pemulihan ekonomi dan reformasi struktural mengindikasikan pemerintah tetap akan memberikan relaksasi pajak meski kebijakan fiskalnya diarahkan untuk konsolidasi.

Jika dipetakan, relaksasi pajak masih diberikan untuk berbagai keperluan seperti mendorong pemulihan dunia usaha, mendorong daya tarik investasi, mendorong kemudahan berusaha, serta mencapai keberpihakan kepada sektor atau wajib pajak tertentu.

Baca Juga: Tarif 9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Dipungut Pemkab Cilacap

Di samping itu, Bawono melanjutkan, pemerintah juga berupaya melanjutkan digitalisasi berbagai proses bisnis melalui Pembaruan Sistem Inti Administrasi Perpajakan (PSIAP), yang telah dimulai pada 2018 dan direncanakan rampung pada 2023.

"Bagaimana digitalisasi itu mengubah banyak hal di sektor pajak, tidak hanya tentang pajak digital, tapi juga proses bisnis yang ikut berubah," ujarnya.

Tren konsolidasi fiskal tersebut terjadi di hampir semua negara di dunia saat ini. Salah satu upaya yang dilakukan yakni melalui optimalisasi penerimaan pajak, dengan pola yang diarahkan pada aspek kesehatan dan perubahan iklim.

Baca Juga: Godok Aturan Teknis, Pemprov Bakal Pungut Pajak Alat Berat Mulai 2025

Dengan berbagai perubahan tersebut, Bawono menekankan catatan penting yang perlu jadi perhatian yakni cara menjamin kepastian pajak. Beberapa langkah yang bisa dilakukan oleh otoritas dan seluruh stakeholders untuk mewujudkan kepastian pajak, menurutnya, adalah sikap terbuka terhadap digitalisasi administrasi perpajakan serta memahami perkembangan informasi di bidang perpajakan baik prosedural maupun legalnya.

Kemudian, kepastian pajak dapat dicapai apabila terdapat partisipasi publik dalam setiap proses kebijakan di sektor pajak. Selain itu, reformasi lanjutan juga diperlukan untuk mencegah dan menyelesaikan sengketa perpajakan yang efektif dan efisien, serta melalui manajemen risiko pajak melalui strategi tax control framework bagi wajib pajak dan compliance risk management bagi otoritas pajak.

"Manajemen risiko pajak yang baik ini akan memberikan kepastian bagi wajib pajak dan otoritas pajak," imbuhnya. (sap)

Baca Juga: Pajak Hiburan Maksimal 40%, Ini Daftar Tarif Pajak Terbaru di Boyolali

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : DDTC Tax Weeks 2022, Perpajakan DDTC, DDTC Academy, webinar, UU HPP, PPS, agenda pajak, UU HPP, UU Cipta Kerja, UU HPP, UU HKPD, Bawono Kristiaji

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Selasa, 25 Juni 2024 | 08:42 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Soal Pajak, Tim Prabowo-Gibran Dalami Rencana Tarif PPN 12%

Senin, 24 Juni 2024 | 18:30 WIB
LAPORAN WORLD BANK

Soal Rencana Kenaikan Tarif PPN di Indonesia, Ini Kata World Bank

Senin, 24 Juni 2024 | 14:15 WIB
LITERATUR PAJAK

Panduan Pajak untuk Usaha Jasa Boga atau Katering, Cek di Sini

berita pilihan

Jum'at, 05 Juli 2024 | 20:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

Jokowi: IKN Jadi Sumber Ekonomi Baru, Serap Hasil Tani Daerah Lain

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Ada Potensi Besar, DPR Minta Pemerintah Perbaiki Pengelolaan PNBP

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ingin Batalkan Faktur Pajak Tapi Beda Tahun, Apakah Bisa?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:09 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 26 atas Jasa Luar Negeri

Jum'at, 05 Juli 2024 | 17:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Pegawai Pindah Cabang, Hitungan PPh 21-nya Disamakan dengan Resign?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama