Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Awasi PNBP Minerba, Kemenkeu Mulai Validasi Volume NTPN via Simbara

A+
A-
1
A+
A-
1
Awasi PNBP Minerba, Kemenkeu Mulai Validasi Volume NTPN via Simbara

Ilustrasi. Gedung Kementerian Keuangan.

JAKARTA, DDTCNews - Kementerian Keuangan mulai menggunakan Sistem Informasi Mineral dan Batu Bara antara Kementerian dan Lembaga (Simbara) dalam rangka validasi volume Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN).

Validasi volume NTPN via Simbara diperlukan guan mengoptimalkan pengawasan terhadap PNBP sektor minerba. Dengan sinergi proses bisnis dan data di antara K/L, pelaksanaan kebijakan PNBP juga akan makin transparan dan efisien.

"Simbara menjadi landasan penting dalam mencapai tujuan tersebut," kata Direktur PNBP Sumber Daya Alam dan Kekayaan Negara Dipisahkan Ditjen Anggaran (DJA) Rahayu Puspasari, dikutip pada Kamis (12/10/2023).

Baca Juga: Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Dia menuturkan validasi volume NTPN menjadi fokus utama bagi Kementerian Keuangan. Eksportir dan importir pun harus memastikan kebenaran dan volume NTPN melalui Sistem Indonesia National Single Window (SINSW).

Apabila data tidak akurat, laporan surveyor atau surat persetujuan berlayar (SPB) tidak akan terbit. Eksportir juga tidak dapat memakai NTPN yang telah penuh, sedangkan importir dapat menggunakan kembali NTPN dengan volume tersisa untuk penerbitan SPB.

Pasal 11A PMK 214/2021 s.t.d.d PMK 43/2023 mengatur kewajiban validasi NTPN melalui SINSW untuk penerbitan laporan surveyor dalam rangka ekspor minerba. Laporan surveyor adalah dokumen hasil kegiatan verifikasi dari surveyor yang menyatakan kesesuaian barang yang diekspor.

Baca Juga: Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Validasi NTPN ini meliputi kebenaran NTPN dan volume NTPN. Apabila hasil validasi kebenaran NTPN menunjukkan NTPN tidak valid maka NTPN tidak dapat digunakan sebagai dasar penerbitan dokumen laporan surveyor.

Apabila hasil validasi volume NTPN menyatakan volume NTPN sudah digunakan penuh maka NTPN tidak dapat digunakan kembali sebagai dasar penerbitan laporan surveyor.

Sementara itu, jika volume NTPN dinyatakan belum digunakan penuh maka NTPN dapat digunakan kembali maksimal sebesar volume NTPN yang belum terpakai.

Baca Juga: Ada Potensi Besar, DPR Minta Pemerintah Perbaiki Pengelolaan PNBP

Lebih lanjut, pasal 11B beleid juga menyatakan validasi NTPN diperlukan untuk penerbitan surat persetujuan berlayar. Apabila hasil validasi kebenaran NTPN menyatakan NTPN tidak valid maka NPTPN tidak dapat digunakan sebagai dasar penerbitan surat persetujuan berlayar.

Dalam hal validasi volume NTPN menyatakan volume NTPN sudah digunakan penuh maka NTPN tidak dapat digunakan lagi sebagai dasar penerbitan surat persetujuan berlayar.

Sementara itu, apabila volume NTPN belum digunakan secara penuh maka NTPN dapat digunakan kembali maksimal sebesar sisa volume NTPN yang terpakai.

Baca Juga: WP Tak Patuh Pajak, Ratusan Ribu SIM Card di Negara Ini Diblokir

Ketentuan validasi volume NTPN untuk penerbitan laporan surveyor sesuai dengan pasal 11A berlaku mulai 1 Agustus 2023. Adapun etentuan validasi volume NTPN untuk penerbitan surat persetujuan berlayar sesuai dengan Pasal 11B berlaku mulai 1 Oktober 2023. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : Kemenkeu, PNBP, simbara, minerba, penerimaan negara, NTPN, validasi, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Rabu, 03 Juli 2024 | 19:00 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Bangun Pabrik Baterai EV di Karawang, Mendag Korsel Singgung Pajak

Rabu, 03 Juli 2024 | 18:30 WIB
PAJAK PENGHASILAN

Terima Uang Tunai Pengganti Penyertaan Modal, Kena PPh?

Rabu, 03 Juli 2024 | 17:30 WIB
AMERIKA SERIKAT

Kanada Berlakukan Pajak Digital, AS Siapkan Retaliasi

Rabu, 03 Juli 2024 | 17:00 WIB
UU BEA METERAI

Awas! Penjual hingga Pengguna Meterai Bekas Bisa Dijatuhi Sanksi

berita pilihan

Jum'at, 05 Juli 2024 | 20:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

Jokowi: IKN Jadi Sumber Ekonomi Baru, Serap Hasil Tani Daerah Lain

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Ada Potensi Besar, DPR Minta Pemerintah Perbaiki Pengelolaan PNBP

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ingin Batalkan Faktur Pajak Tapi Beda Tahun, Apakah Bisa?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:09 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 26 atas Jasa Luar Negeri

Jum'at, 05 Juli 2024 | 17:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Pegawai Pindah Cabang, Hitungan PPh 21-nya Disamakan dengan Resign?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama