Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Literasi
Selasa, 02 Juli 2024 | 15:00 WIB
PANDUAN PAJAK PEMULA
Senin, 01 Juli 2024 | 18:12 WIB
KAMUS PAJAK
Jum'at, 28 Juni 2024 | 20:00 WIB
KAMUS AKUNTANSI DAN PAJAK
Jum'at, 28 Juni 2024 | 19:30 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
Data & Alat
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Rabu, 19 Juni 2024 | 10:03 WIB
KURS PAJAK 19 JUNI 2024 - 25 JUNI 2024
Fokus
Reportase

Istana Sebut Ekonomi RI Tangguh di Tengah Perlambatan Global

A+
A-
0
A+
A-
0
Istana Sebut Ekonomi RI Tangguh di Tengah Perlambatan Global

Foto udara bangunan kawasan pesisir utara di Jakarta, Rabu (17/1/2024). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/wpa.

JAKARTA, DDTCNews – Perekonomian Indonesia dinilai cukup tangguh meski ada perlambatan secara global. Deputi III Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Edy Priyono mengatakan kinerja ekonomi nasional sepanjang 2023 tetap terjaga dan tumbuh solid.

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV/2023 tumbuh positif sebesar 5,04% year on year (y-o-y), dan secara keseluruhan tahun 2023 tumbuh 5,05% (c-to-c).

"Kinerja perekonomian Indonesia pada periode tersebut tetap terjaga dan dapat menjadi pijakan kokoh untuk periode selanjutnya," kata Edy, dikutip pada Sabtu (10/2/2024).

Baca Juga: Percepat Penurunan Kemiskinan, Pemerintah Jamin Pengendalian Inflasi

Menurut Edy, meski lebih rendah dibandingkan 2022, ekonomi Indonesia sepanjang 2023 masih cukup tangguh. Terlebih jika dibandingkan dengan negara-negara G-20, seperti Meksiko yang hanya tumbuh 3,4% dan Arab Saudi yang terkontraksi 0,9%.

Dari sisi pengeluaran, imbuh Edy, ketangguhan ekonomi Indonesia sepanjang 2023 (c-t-c) ditopang oleh masih kuatnya pertumbuhan komponen konsumsi rumah tangga (tumbuh 4,82%) dan komponen PMTB (tumbuh 4,40%). Kedua komponen tersebut meyumbang 82,51% PDB Indonesia. Sementara terkait pertumbuhan komponen ekspor, sambung dia, terjadi perlambatan, yakni hanya 1,32%.

"Perlambatan pertumbuhan ekspor sejalan dengan termoderasinya harga komoditas unggulan ekspor Indonesia dan aktivitas ekonomi global yang melambat," jelasnya.

Baca Juga: BPS: Kemiskinan Turun Jadi 9,03 Persen dan Gini Ratio 0,379

Edy menambahkan dari sisi lapangan usaha, terdapat 5 sektor penopang utama PDB Indonesia yang konsisten tumbuh positif. Keima sektor itu adalah industri pengolahan (4,64%), perdagangan (4,85%), pertanian (1,30%), pertambangan (6,12%), dan konstruksi (4,91%).

Kelima sektor tersebut menyumbang 64,58% PDB Indonesia. Adapun beberapa sektor yang konsisten tumbuh tinggi dalam 2 tahun terakhir dan tetap melanjutkan tren positif, terang Edy, dantaranya transportasi dan pergudangan (13,96%), jasa lainnya (10,52%), serta sektor akomodasi dan makanan minuman (10,01%).

Deputi Bidang Perekonomian Kantor Staf Presiden ini juga mengungkapkan sepanjang 2023 industri pengolahan mampu melanjutkan pertumbuhan positif meski sedikit melambat, dari 4,89% pada 2022 menjadi 4,64% pada 2023.

Baca Juga: Ada Relaksasi Ekspor Konsentrat Mineral, Setoran Bea Keluar Melonjak

Pertumbuhan positif tersebut utamanya ditopang oleh subsektor yang terkait dengan hilirisasi, seperti industri logam dasar (14,17%) dan industri barang logam (13,67%). "Dengan demikian pangsa sektor Industri Pengolahan pada 2023 sedikit meningkat," kata Edy.

Pada kesempatan itu, Edy mengapresiasi kinerja perekonomian Indonesia sepanjang 2023 yang dinilai cukup berkualitas dan inklusif. Hal ini tercermin dari beberapa indikator. Di antaranya, tingkat pengangguran konsisten menurun pasca pandemi dari 5,86% pada Agustus 2022 menjadi 5,32% pada Agustus 2023. Indikator lainnya, kata dia, yakni tingkat kemiskinan juga konsisten menurun dari 9,54% pada Maret 2022 menjadi 9,36% pada Maret 2023,.

"Tingkat pertumbuhan yang solid ini juga dicapai dengan inflasi yang terkendali di angka 2,61 persen pada 2023," katanya. (sap)

Baca Juga: Integrasi NIK-NPWP Berlaku 2 Hari Lagi, Pihak Lain Diberi Kelonggaran

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pertumbuhan ekonomi, perekonomian nasional, kinerja fiskal, PDB, inflasi, makroekonomi, KSP

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 13 Juni 2024 | 09:30 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Jelang Hari Raya Iduladha, Bapanas Jamin Harga Pangan Stabil

Rabu, 12 Juni 2024 | 13:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Target Jadi Negara Maju, Ekonomi RI Perlu Tumbuh 6% - 8% per Tahun

Rabu, 12 Juni 2024 | 09:45 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

DPR Minta Kemenkeu Susun Roadmap Tax Ratio 23%, Sri Mulyani Keberatan

Selasa, 11 Juni 2024 | 15:30 WIB
PMK 41/2022

Tak Cuma Impor, PPh Pasal 22 Dipungut Atas Ekspor Komoditas Tertentu

berita pilihan

Rabu, 03 Juli 2024 | 13:30 WIB
KABUPATEN BLORA

Pemkab Siapkan Hadiah untuk Pengusaha dan Konsumen yang Patuh Pajak

Rabu, 03 Juli 2024 | 10:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Kemenperin Beri Usulan Terkait Insentif Perpajakan Industri Farmasi

Rabu, 03 Juli 2024 | 10:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

e-Faktur Masih Pakai Format NPWP 15 Digit, Begini Penjelasan DJP

Rabu, 03 Juli 2024 | 09:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Strategi Turunkan Harga Obat dan Alkes, Insentif Perpajakan Disiapkan

Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024

Kurs Pajak Terbaru: Rupiah Masih Lesu Terhadap Mayoritas Negara Mitra

Rabu, 03 Juli 2024 | 08:30 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Kejar Target Penerimaan Pajak, Kemenkeu Optimalisasi Proses Restitusi

Selasa, 02 Juli 2024 | 19:54 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Coretax DJP, TAM Disebut Punya 4 Manfaat Ini bagi Wajib Pajak

Selasa, 02 Juli 2024 | 19:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

PKP Lupa Passphrase Sertifikat Elektronik e-Faktur, Ini Solusinya

Selasa, 02 Juli 2024 | 18:30 WIB
PROVINSI DKI JAKARTA

Semester I/2024, Pemprov DKI Jakarta Kumpulkan Pajak Rp16,8 Triliun