Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Syarat Jadi Mita Kepabeanan Ditambah, Harus Punya Ahli Kepabeanan

A+
A-
2
A+
A-
2
Syarat Jadi Mita Kepabeanan Ditambah, Harus Punya Ahli Kepabeanan

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Pemerintah memperkuat persyaratan untuk menjadi Mitra Utama (Mita) Kepabeanan. Penguatan itu dilakukan dengan menambahkan beberapa syarat baru agar eksportir atau importir dapat ditetapkan sebagai MITA Kepabeanan dalam PMK 128/2023.

Salah satu kriteria baru yang dipersyaratkan adalah eksportir atau importir harus memiliki pegawai yang ahli kepabeanan. Syarat ini sebelumnya belum diatur dalam ketentuan terdahulu, yaitu PMK 229/2015 s.t.d.d PMK 211/2016.

“Untuk dapat ditetapkan sebagai MITA Kepabeanan, importir dan/atau eksportir harus ... memiliki pegawai yang memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang kepabeanan yang dibuktikan dengan memiliki sertifikat ... ,” bunyi Pasal 3 huruf f, dikutip pada Kamis (1/2/2024).

Baca Juga: Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama

Sertifikat yang dimaksud adalah sertifikat yang diterbitkan oleh badan pelaksana pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara. Selain mensyaratkan adanya pegawai yang ahli kepabeanan, PMK 128/2023 juga menambahkan setidaknya 3 syarat baru lainnya.

Pertama, memiliki laporan keuangan dengan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian. Opini laporan keuangan tersebut berdasarkan pada hasil audit akuntan publik terhadap laporan keuangan eksportir atau importir dalam 2 tahun terakhir.

Kedua, memiliki sistem pengendalian internal (SPI) yang memadai. SPI tersebut paling sedikit meliputi adanya struktur organisasi yang mencerminkan adanya pemisahan fungsi, wewenang, dan tanggung jawab antar bagian dalam pengelolaan kegiatan operasional perusahaan.

Baca Juga: Ada Fasilitas Kepabeanan Khusus untuk UMKM, Bisa Perluas Akses Pasar

Kemudian, SPI tersebut juga mencakup prosedur pengurusan perizinan dari kementerian/lembaga, dalam hal kegiatan kepabeanan mempersyaratkan dokumen perizinan. Lalu, SPI tersebut juga sudah mengatur soal prosedur pembuatan dan penyampaian dokumen kepabeanan.

Terakhir, SPI tersebut juga memuat prosedur pencatatan, penerimaan, dan/atau pengeluaran barang impor dan/atau ekspor. Dengan demikian, SPI yang dimiliki eksportir atau importir paling sedikit telah mencakup 4 hal tersebut.

Ketiga, berbentuk badan usaha dengan melakukan kegiatan/aktivitas yang sesuai dengan klasifikasi bidang usaha. Sebelumnya, PMK 229/2015 s.t.d.d PMK 211/2016 hanya mensyaratkan untuk eksportir atau importir mempunyai bidang usaha (nature of business) yang jelas dan spesifik.

Baca Juga: Mobil Asing di Perbatasan Bisa Masuk Wilayah RI dengan Impor Sementara

Melalui PMK 128/2023, pemerintah juga mempertegas syarat adanya kegiatan importir dan/atau ekspor. Eksportir atau importir kini dapat ditetapkan sebagai Mita Kepabeanan sepanjang terdapat kegiatan impor dan/atau ekspor dalam periode 6 bulan terakhir.

Sebagai informasi, Mita Kepabeanan adalah importir dan/atau eksportir yang diberikan pelayanan khusus di bidang kepabeanan. Perusahaan yang ditetapkan sebagai Mita Kepabeanan dapat memperoleh beragam perlakuan khusus.

Namun, penetapan perusahaan sebagai Mita Kepabeanan tidak sembarangan. Sebab, penetapan tersebut hanya diberikan terhadap perusahaan yang memenuhi persyaratan. Perincian persyaratan agar eksportir atau importir dapat ditetapkan sebagai Mita Kepabeanan dapat disimak dalam Pasal 3 PMK 128/2023.

Baca Juga: Single Submission Pabean-Karantina pada TPB Mulai Diuji Coba

Kendati sama-sama mendapat perlakuan khusus, AEO sedikit berbeda dengan Mita Kepabeanan. Perbedaan paling mencolok di antara keduanya adalah untuk menjadi AEO perusahaan bisa secara aktif mengajukan diri, sedangkan Mita Kepabeanan merupakan penunjukan/penetapan dari DJBC. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : kepabeanan, MITA, mitra utama, mitra utama kepabeanan, AEO, PMK 128/2023

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 24 Juni 2024 | 08:45 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Pekan Depan Implementasi Penuh NIK Jadi NPWP, Ini Pesan DJP untuk WP

Minggu, 23 Juni 2024 | 18:00 WIB
KEP-103/BC/2024

DJBC Bolehkan Jamaah Haji Sampaikan Pemberitahuan Pabean secara Lisan

Kamis, 20 Juni 2024 | 09:30 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Bea Cukai Ungkap Manfaat AEO ke Ekonomi, Amankan Rantai Pasok Global

berita pilihan

Jum'at, 05 Juli 2024 | 20:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

Jokowi: IKN Jadi Sumber Ekonomi Baru, Serap Hasil Tani Daerah Lain

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Ada Potensi Besar, DPR Minta Pemerintah Perbaiki Pengelolaan PNBP

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ingin Batalkan Faktur Pajak Tapi Beda Tahun, Apakah Bisa?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:09 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 26 atas Jasa Luar Negeri

Jum'at, 05 Juli 2024 | 17:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Pegawai Pindah Cabang, Hitungan PPh 21-nya Disamakan dengan Resign?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama