Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Tata Cara Pengajuan Restitusi Pajak oleh Pihak Pembayar

A+
A-
1
A+
A-
1
Tata Cara Pengajuan Restitusi Pajak oleh Pihak Pembayar

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews – Wajib pajak dapat mengajukan pengembalian kelebihan pembayaran pajak (restitusi) yang seharusnya tidak terutang atau dengan cara mengajukan permohonan kepada Ditjen Pajak (DJP).

Mengutip dari situs web DJP, restitusi bisa dilakukan atas dua kondisi, yaitu kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang dan restitusi PPh, PPN, dan/atau PPnBM karena wajib pajak membayar pajak lebih besar dari yang semestinya.

“Persyaratan yang harus dipenuhi untuk pengajuan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang dipisahkan berdasarkan hal yang menyebabkan terjadinya kelebihan pembayaran,” sebut DJP, dikutip pada Kamis (5/10/2023).

Baca Juga: Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Terdapat 3 hal yang menyebabkan terjadinya kelebihan pembayaran pajak. Pertama, restitusi atas pembayaran pajak oleh pihak pembayar, restitusi atas kelebihan pajak dalam rangka impor, dan restitusi atas kesalahan pemotongan atau pemungutan.

Khusus untuk restitusi atas pembayaran pajak oleh pihak pembayar, terdapat sejumlah ketentuan yang harus dipenuhi. Mula-mula, permohonan restitusi diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia. Permohonan restitusi juga harus ditandatangani oleh pihak pembayar.

Pihak pembayar yang dimaksud tersebut antara lain wajib pajak orang pribadi; wajib pajak badan; dan orang pribadi atau badan yang tidak diwajibkan memiliki NPWP.

Baca Juga: Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Dalam hal permohonan ditandatangani oleh bukan pihak pembayar maka permohonan harus dilampiri dengan surat kuasa khusus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Permohonan pengembalian pembayaran pajak juga harus dilampiri dengan sejumlah dokumen antara lain bukti asli pembayaran pajak berupa Surat Setoran Pajak (SSP) atau sarana administrasi lain yang dipersamakan dengan SSP.

Kemudian, dokumen penghitungan pajak yang seharusnya tidak terutang dan alasan permohonan pengembalian atas kelebihan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang.

Baca Juga: Ada Potensi Besar, DPR Minta Pemerintah Perbaiki Pengelolaan PNBP

Setelah itu, permohonan restitusi disampaikan secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat wajib pajak terdaftar.

Wajib pajak juga bisa menyampaikan kepada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal orang pribadi atau tempat kedudukan badan apabila orang pribadi atau badan tersebut tidak wajib memiliki NPWP, dan kepadanya diberikan bukti penerimaan surat.

Selain penyampaian permohonan secara langsung, permohonan juga dapat disampaikan melalui pos dengan bukti pengiriman surat atau perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir dengan bukti pengiriman surat.

Baca Juga: Ingin Batalkan Faktur Pajak Tapi Beda Tahun, Apakah Bisa?

Sebagai informasi, bukti penerimaan surat yang dimaksud tersebut merupakan bukti penerimaan surat permohonan. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : DJP, restitusi, lebih bayar, pembayaran pajak, administrasi pajak, pajak, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Jum'at, 05 Juli 2024 | 10:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Berbeda dengan Cabang, NITKU Pusat Memiliki Akhiran 000000

Jum'at, 05 Juli 2024 | 10:00 WIB
KINERJA FISKAL

Proses Restitusi Dioptimalkan, Begini Realisasinya Hingga Mei 2024

Jum'at, 05 Juli 2024 | 09:30 WIB
KOTA SURABAYA

Cuma Juli Ini! Pemkot Beri Diskon Pokok BPHTB Hingga 40 Persen

Jum'at, 05 Juli 2024 | 08:00 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Wajib Pajak Pusat Perlu Mutakhirkan Data agar Cabang Dapat NITKU

berita pilihan

Jum'at, 05 Juli 2024 | 20:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

Jokowi: IKN Jadi Sumber Ekonomi Baru, Serap Hasil Tani Daerah Lain

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Ada Potensi Besar, DPR Minta Pemerintah Perbaiki Pengelolaan PNBP

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ingin Batalkan Faktur Pajak Tapi Beda Tahun, Apakah Bisa?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:09 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 26 atas Jasa Luar Negeri

Jum'at, 05 Juli 2024 | 17:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Pegawai Pindah Cabang, Hitungan PPh 21-nya Disamakan dengan Resign?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama