Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

DJBC Beberkan 6 Strategi Optimalkan Penerimaan Bea dan Cukai pada 2024

A+
A-
7
A+
A-
7
DJBC Beberkan 6 Strategi Optimalkan Penerimaan Bea dan Cukai pada 2024

Ilustrasi.

JAKARTA, DDTCNews - Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) menyatakan bakal melaksanakan 6 strategi untuk mengoptimalkan penerimaan dari cukai, bea masuk, dan bea keluar pada 2024.

Pertama, DJBC akan menjalankan kebijakan yang sudah ditetapkan dalam UU APBN, serta kebijakan kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT).

"Termasuk juga hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL) yang telah ditetapkan multiyears pada 2022, yang berlaku untuk 2023 dan 2024," kata Dirjen Bea dan Cukai Askolani, dikutip pada Kamis (4/1/2024).

Baca Juga: Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 191/2022 dan PMK 192/2022, pemerintah menaikkan tarif CHT secara tahun jamak, baik pada produk rokok maupun rokok elektrik (REL) dan hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL).

Tarif cukai rokok naik rata-rata sebesar 10% setiap tahun pada 2023 dan 2024. Khusus sigaret kretek tangan (SKT), kenaikan tarif cukainya maksimum 5%. Adapun pada REL dan HPTL, tarif cukainya rata-rata naik 15% dan 6% pada 2023 dan 2024.

Kedua, pemerintah berencana kembali memberikan relaksasi pelunasan pita cukai selama 90 hari pada tahun ini. Relaksasi pelunasan cukai 90 hari akan melonggarkan arus kas (cash flow) pelaku usaha di tengah kenaikan tarif cukai.

Baca Juga: Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Kebijakan pelunasan cukai 90 hari diberikan pertama kali pada 2020 atau ketika pandemi Covid-19. Relaksasi tersebut kemudian kembali diberikan pada 2021, 2022, dan 2023.

Ketiga, pemerintah akan mengkaji kembali kebijakan ekstensifikasi barang kena cukai pada 2024. Melalui UU APBN 2024, pemerintah kembali menetapkan target penerimaan cukai produk plastik dan minuman bergula dalam kemasan (MBDK).

"Tentunya sejalan dengan kondisi ekonomi dan industri yang akan kita akan monitor sampai dengan pelaksanaan di APBN tahun 2024," ujar Askolani.

Baca Juga: WP Tak Patuh Pajak, Ratusan Ribu SIM Card di Negara Ini Diblokir

Keempat, pemerintah bakal mengoptimalkan operasi pengawasan terhadap barang kena cukai ilegal, terutama rokok. Selain mengoptimalkan penerimaan, penindakan terhadap barang rokok ilegal juga dilakukan untuk memberikan melindungi industri rokok legal.

Modus peredaran rokok ilegal antara lain tidak dilekati pita cukai atau polos, dilekati pita cukai bekas, dilekati pita cukai palsu, dilekati pita cukai salah peruntukan, serta dilekati pita cukai salah personifikasi. Tahun ini, modus-modus tersebut diharapkan bisa diminimalkan.

Kelima, optimalisasi penerimaan dengan memperkuat post clearance dan audit kepabeanan. Dalam hal ini, DJBC akan memperkuat pemeriksaan barang serta dokumen ekspor dan impor untuk mencegah keluar atau masuknya barang secara ilegal.

Baca Juga: Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama

Penguatan penguatan ekspor dan impor juga bakal memperkuat daya saing perekonomian nasional, termasuk memberikan rasa adil bagi pengusaha di dalam negeri.

Keenam, DJBC akan terus memperkuat proses bisnis dan sistem teknologi informasi untuk memperlancar kegiatan ekspor dan impor.

"Tentunya arah kami ialah menurunkan cost logistic competitiveness dari kepabeanan kita sehingga akan membantu ekonomi kita dan juga membantu penerimaan dari bea masuk dan bea keluar," tutur Askolani.

Baca Juga: Nama Pengurus Tak Masuk Akta Pendirian, Boleh Tanda Tangan SPT Badan?

Pada 2023, realisasi penerimaan dari kepabeanan dan cukai mencapai Rp282,2 triliun, atau 94,4% dari target awal APBN 2023 senilai Rp303,2 triliun, serta 95,4% berdasarkan target pada Perpres 75/2023 senilai Rp300,1 triliun. Kinerja penerimaan tersebut juga mengalami kontraksi 9,9%.

Pada 2024, penerimaan kepabeanan dan cukai ditargetkan mencapai Rp321 triliun atau naik 13,7% dari periode tahun lalu. Angka tersebut terdiri atas cukai Rp246,07 triliun, bea masuk Rp57,37 triliun, dan bea keluar Rp17,52 triliun. (rig)

Baca Juga: Vietnam Bakal Bebaskan Keuntungan Bunga Green Bond dari Pungutan Pajak

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : djbc, dirjen bea cukai askolani, penerimaan bea dan cukai, bea, cukai, apbn 2024, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 04 Juli 2024 | 11:43 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Single Submission Pabean-Karantina pada TPB Mulai Diuji Coba

Rabu, 03 Juli 2024 | 19:00 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Bangun Pabrik Baterai EV di Karawang, Mendag Korsel Singgung Pajak

Rabu, 03 Juli 2024 | 18:30 WIB
PAJAK PENGHASILAN

Terima Uang Tunai Pengganti Penyertaan Modal, Kena PPh?

berita pilihan

Jum'at, 05 Juli 2024 | 20:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

Jokowi: IKN Jadi Sumber Ekonomi Baru, Serap Hasil Tani Daerah Lain

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Ada Potensi Besar, DPR Minta Pemerintah Perbaiki Pengelolaan PNBP

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ingin Batalkan Faktur Pajak Tapi Beda Tahun, Apakah Bisa?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:09 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 26 atas Jasa Luar Negeri

Jum'at, 05 Juli 2024 | 17:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Pegawai Pindah Cabang, Hitungan PPh 21-nya Disamakan dengan Resign?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama