Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Efek Kenaikan Harga BBM Surut, Inflasi Turun Jadi 2,28 Persen

A+
A-
0
A+
A-
0
Efek Kenaikan Harga BBM Surut, Inflasi Turun Jadi 2,28 Persen

Salah satu slide yang dipaparkan oleh Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.

JAKARTA, DDTCNews - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada September 2023 mencapai 2,28% atau lebih rendah dibandingkan dengan laju inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 3,27%.

Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan kelompok transportasi tidak lagi menjadi kelompok pengeluaran dengan andil terbesar terhadap inflasi. Alhasil, inflasi tahunan pada September 2023 menurun dari bulan sebelumnya.

"Hal ini terjadi karena base effect akibat kenaikan harga BBM pada September 2022 telah berakhir," katanya, Senin (2/10/2023).

Baca Juga: Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Amalia menuturkan kenaikan harga BBM pada September 2022 menyebabkan adanya tren kenaikan indeks harga konsumen. Kenaikan harga BBM pun berdampak terhadap inflasi tahunan sepanjang September 2022 hingga Agustus 2023.

Namun, pada September 2023, efek kenaikan harga BBM sudah tidak terlalu terlihat lagi. Saat ini, inflasi terbesar terjadi pada makanan, minuman, dan tembakau yaitu 4,17% dan berikan andil sebesar 1,08% terhadap inflasi umum.

Komoditas yang memberi andil besar terhadap inflasi, yaitu beras dengan andil 0,55%, rokok kretek filter dengan andil 0,19%, bawang putih dengan andil 0,08%, daging ayam ras dengan andil 0,07%, serta rokok putih dengan andil 0,07%.

Baca Juga: Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Selain itu, beberapa komoditas yang juga menjadi penyumbang terbesar untuk inflasi adalah biaya kontrak rumah dengan andil 0,01%, emas perhiasan dengan andil 0,08%, serta biaya sewa rumah dengan andil 0,06%.

Sementara itu, komponen inti mengalami inflasi 2% dengan andil 1,28%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi inti di antaranya biaya kontrak rumah, emas perhiasan, biaya sewa rumah, upah asisten rumah tangga, ikan segar, dan biaya kuliah.

Kemudian, tekanan inflasi komponen harga diatur pemerintah mengalami inflasi 1,99% dengan andil terbesar, yaitu 0,38%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi, yaitu rokok kretek filter, rokok putih, rokok kretek, tarif kereta api, dan tarif air minum PAM.

Baca Juga: WP Tak Patuh Pajak, Ratusan Ribu SIM Card di Negara Ini Diblokir

Untuk komponen harga bergejolak, inflasinya tercatat 3,62% dengan andil 0,62%. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi selama setahun terakhir adalah beras, bawang putih, daging ayam ras, kentang, dan tahu mentah.

Dari sebanyak 90 kota yang disurvei BPS, lanjut Amalia, seluruhnya mengalami inflasi pada September 2023. Dari jumlah kota yang disurvei tersebut, sebanyak 50 kota mengalami inflasi lebih tinggi dari angka nasional.

Inflasi tertinggi terjadi di Manokwari sebesar 5,26%, sedangkan inflasi terendah tercatat di Kota Manado sebesar 1,16%. (rig)

Baca Juga: Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : inflasi, BPS, beras, BBM, makanan, minuman, tembakau, bawang putih, daging ayam, nasional

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Rabu, 03 Juli 2024 | 17:30 WIB
AMERIKA SERIKAT

Kanada Berlakukan Pajak Digital, AS Siapkan Retaliasi

Rabu, 03 Juli 2024 | 17:00 WIB
UU BEA METERAI

Awas! Penjual hingga Pengguna Meterai Bekas Bisa Dijatuhi Sanksi

Rabu, 03 Juli 2024 | 14:00 WIB
APBN 2024

DPR Setujui Pemberian PMN kepada BUMN senilai Rp28,28 Triliun

Rabu, 03 Juli 2024 | 13:47 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Evaluasi PDN, Jokowi: Back Up Semua Data Biar Tidak Terkaget-kaget

berita pilihan

Jum'at, 05 Juli 2024 | 20:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

Jokowi: IKN Jadi Sumber Ekonomi Baru, Serap Hasil Tani Daerah Lain

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Ada Potensi Besar, DPR Minta Pemerintah Perbaiki Pengelolaan PNBP

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ingin Batalkan Faktur Pajak Tapi Beda Tahun, Apakah Bisa?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:09 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 26 atas Jasa Luar Negeri

Jum'at, 05 Juli 2024 | 17:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Pegawai Pindah Cabang, Hitungan PPh 21-nya Disamakan dengan Resign?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama