Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Jaga Pertumbuhan Ekonomi 2024, Otoritas Ini Siapkan Keringanan Pajak

A+
A-
0
A+
A-
0
Jaga Pertumbuhan Ekonomi 2024, Otoritas Ini Siapkan Keringanan Pajak

Ilustrasi.

HANOI, DDTCNews - Pemerintah Vietnam bakal menyiapkan berbagai stimulus, termasuk insentif pajak, untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi pada 2024.

Menteri Keuangan Ho Duc Phoc mengatakan beberapa stimulus untuk mendukung pelaku usaha dan masyarakat bakal berlanjut pada 2024. Salah satunya ialah perpanjangan periode pemangkasan tarif PPN pada semester I/2024.

"Pemangkasan tarif PPN sebesar 2 poin persen akan kembali diberikan, sebagaimana yang berlaku pada tahun ini. Kebijakan ini juga telah disetujui oleh Majelis Nasional," katanya, dikutip pada Kamis (28/12/2023).

Baca Juga: Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Phoc menuturkan Majelis Nasional menyetujui usulan pemerintah soal perpanjangan pemotongan PPN dari 10% menjadi 8%. PPN bertarif 8% dikenakan atas semua barang dan jasa, kecuali barang dan jasa tertentu.

Penurunan tarif PPN tidak akan diberikan pada beberapa sektor usaha termasuk perbankan dan keuangan, real estat, pertambangan, bahan kimia, dan asuransi. Alasannya, sektor-sektor usaha itu dinilai tidak membutuhkan insentif PPN untuk tumbuh.

Apabila PPN 8% diterapkan pada semester I/2023, pemerintah mengestimasi penerimaan yang hilang mencapai VND25 triliun atau sekitar Rp16,04 triliun.

Baca Juga: Ada Potensi Besar, DPR Minta Pemerintah Perbaiki Pengelolaan PNBP

Lebih lanjut, Kemenkeu saat ini tengah bersiap mengusulkan kebijakan pengurangan tarif pajak perlindungan lingkungan atas bensin, minyak, dan pelumas kepada Majelis Nasional. Kebijakan ini juga telah diberikan pada tahun ini.

Dalam hitungan Kemenkeu, kebijakan pengurangan tarif pajak perlindungan lingkungan atas bensin, minyak, dan pelumas akan menyebabkan potensi penerimaan hilang VND42,5 triliun atau Rp26,97 triliun.

Selain itu, Kemenkeu juga akan mengeluarkan surat edaran mengenai penambahan pemotongan retribusi pada layanan publik online dari 10% menjadi 50%.

Baca Juga: Ingin Batalkan Faktur Pajak Tapi Beda Tahun, Apakah Bisa?

"Kebijakan ini akan memberikan dukungan kepada masyarakat dan dunia usaha, dengan alokasi sekitar VND100 miliar per tahun," ujar Phoc.

Phoc menyebut Kemenkeu akan terus mempercepat reformasi dan modernisasi secara menyeluruh. Kemenkeu juga terus berkoordinasi dengan instansi lain untuk meninjau tarif pajak bea masuk dan bea keluar demi memperkuat iklim investasi.

Pada 2024, ia menilai tugas Kemenkeu dalam mengelola keuangan negara akan makin berat. APBN 2024 disusun dengan defisit VND399,4 triliun atau setara 3,6% PDB.

Baca Juga: Sengketa PPh Pasal 26 atas Jasa Luar Negeri

Defisit itu berasal dari pendapatan negara yang ditargetkan senilai VND1,7 kuadriliun, serta belanja VND2,1 kuadriliun.

Secara umum, kebijakan fiskal 2024 diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, menjaga stabilitas makroekonomi, serta mengendalikan inflasi.

"Oleh karena itu, besaran dan skema stimulus perlu diperhitungkan secara cermat untuk mencapai tujuan pemerintah, terutama stabilitas makroekonomi dan pengendalian inflasi," tuturnya seperti dilansir vietnamplus.vn. (rig)

Baca Juga: Pegawai Pindah Cabang, Hitungan PPh 21-nya Disamakan dengan Resign?

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : vietnam, pajak, pajak internasional, pertumbuhan ekonomi, keringanan pajak, stimulus ekonomi

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 04 Juli 2024 | 21:02 WIB
TIPS PAJAK

Cara Cari Kurs Pajak Saat Ini dan Trennya Lewat DDTCNews

Kamis, 04 Juli 2024 | 19:30 WIB
KPP PRATAMA BLITAR

Hayo, DJP Ingatkan Lagi Tiga Kewajiban yang Perlu Dijalankan WP PKP

Kamis, 04 Juli 2024 | 19:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Cabang Tak Kunjung Dapat NITKU, WP Pusat Perlu Mutakhirkan Data

Kamis, 04 Juli 2024 | 18:54 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ini Fungsi 7 Layanan Pajak yang Sudah Berbasis NIK dan NPWP 16 Digit

berita pilihan

Jum'at, 05 Juli 2024 | 20:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

Jokowi: IKN Jadi Sumber Ekonomi Baru, Serap Hasil Tani Daerah Lain

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Ada Potensi Besar, DPR Minta Pemerintah Perbaiki Pengelolaan PNBP

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ingin Batalkan Faktur Pajak Tapi Beda Tahun, Apakah Bisa?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:09 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 26 atas Jasa Luar Negeri

Jum'at, 05 Juli 2024 | 17:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Pegawai Pindah Cabang, Hitungan PPh 21-nya Disamakan dengan Resign?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama