Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Jelang Pilpres, Biden Bakal Kurangi Insentif Pajak untuk Orang Kaya

A+
A-
0
A+
A-
0
Jelang Pilpres, Biden Bakal Kurangi Insentif Pajak untuk Orang Kaya

Presiden AS Joe Biden. (foto: Antara)

WASHINGTON D.C., DDTCNews - Menteri Keuangan AS Janet Yellen menyatakan pemerintahan Presiden AS Joe Biden pada periode kedua bakal berfokus pada agenda keadilan pajak.

Yellen mengatakan Biden akan fokus mengurangi insentif pajak bagi wajib pajak kaya dan korporasi. Presiden berkomitmen untuk tidak memperpanjang fasilitas-fasilitas yang masa berlakunya akan habis pada tahun depan.

"Biden akan memastikan pemotongan bagi perusahaan dalam Tax Cuts and Jobs Act (TCJA) tidak akan diperpanjang. Kami juga tidak akan bernegosiasi soal keringanan pajak baru dengan orang-orang terkaya AS," kata Yellen dikutip dari finance.yahoo.com, Senin (29/1/2024).

Baca Juga: Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Perlu diketahui, sebagian besar pemangkasan pajak dalam TCJA bersifat permanen. Namun demikian, fasilitas-fasilitas tertentu seperti pass-through business deduction sebesar 20% akan habis masa berlakunya pada 2025.

Selain itu, tarif tertinggi pajak penghasilan (PPh) orang pribadi juga akan dinaikkan dari 37% menjadi 39,6% mulai 2025. Tarif 39,6% ini berlaku bagi wajib pajak orang pribadi dengan penghasilan kena pajak di atas US$578.125 per tahun.

Lalu, Biden juga akan mempertahankan kebijakan insentif pajak bagi wajib pajak dengan penghasilan di bawah US$400.000 per tahun. Kebijakan ini sesungguhnya merupakan kebijakan peninggalan Donald Trump sebagaimana termuat dalam TCJA.

Baca Juga: Ada Potensi Besar, DPR Minta Pemerintah Perbaiki Pengelolaan PNBP

Tak hanya itu, lanjut Yellen, presiden akan terus menambah anggaran belanja bagi Internal Revenue Service (IRS) sesuai dengan yang dimuat dalam Inflation Reduction Act (IRA).

Merujuk pada IRA, pemerintah bakal menganggarkan belanja senilai US$80 miliar untuk 10 tahun ke depan guna mendukung modernisasi IRS serta peningkatan pengawasan atas wajib pajak kaya dan perusahaan multinasional.

Tambahan penerimaan pajak yang terkumpul bakal digunakan untuk mendukung program pendidikan anak usia dini dan kebijakan-kebijakan yang berfungsi untuk meningkatkan partisipasi angkatan kerja perempuan.

Baca Juga: Ingin Batalkan Faktur Pajak Tapi Beda Tahun, Apakah Bisa?

Di sisi lain, AS akan menggelar pemilihan presiden pada 5 November 2024. Dalam pilpres kali ini, Biden bakal kembali berebut suara melawan Trump. (rig)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : amerika serikat, presiden as joe biden, pajak, pajak internasional, insentif pajak, orang kayam HNWI

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Kamis, 04 Juli 2024 | 21:02 WIB
TIPS PAJAK

Cara Cari Kurs Pajak Saat Ini dan Trennya Lewat DDTCNews

Kamis, 04 Juli 2024 | 19:30 WIB
KPP PRATAMA BLITAR

Hayo, DJP Ingatkan Lagi Tiga Kewajiban yang Perlu Dijalankan WP PKP

Kamis, 04 Juli 2024 | 19:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Cabang Tak Kunjung Dapat NITKU, WP Pusat Perlu Mutakhirkan Data

Kamis, 04 Juli 2024 | 18:54 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ini Fungsi 7 Layanan Pajak yang Sudah Berbasis NIK dan NPWP 16 Digit

berita pilihan

Jum'at, 05 Juli 2024 | 20:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

Jokowi: IKN Jadi Sumber Ekonomi Baru, Serap Hasil Tani Daerah Lain

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Ada Potensi Besar, DPR Minta Pemerintah Perbaiki Pengelolaan PNBP

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ingin Batalkan Faktur Pajak Tapi Beda Tahun, Apakah Bisa?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:09 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 26 atas Jasa Luar Negeri

Jum'at, 05 Juli 2024 | 17:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Pegawai Pindah Cabang, Hitungan PPh 21-nya Disamakan dengan Resign?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama