Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Simplifikasi Tarif Cukai Rokok Perlu Berlanjut, Ini Alasannya

A+
A-
3
A+
A-
3
Simplifikasi Tarif Cukai Rokok Perlu Berlanjut, Ini Alasannya

Berfoto bersama dalam sebuah diskusi mengenai cukai hasil tembakau yang digelar BAKN DPR, Jumat (16/9/2022).

JAKARTA, DDTCNews - Simplifikasi struktur tarif cukai hasil tembakau (CHT) atau cukai rokok menjadi jalan tengah yang perlu dilakukan secara bertahap.

Manager DDTC Fiscal Research & Advisory Denny Vissaro mengatakan sistem multi-tier yang kompleks justru menciptakan celah kecenderungan pemanfaatan tarif CHT dan harga jual eceran (HJE) yang lebih rendah.

“Simplifikasi struktur tarif cukai rokok merupakan jalan tengah yang mampu mengakomodasi tujuan pengendalian konsumsi, persaingan industri yang sehat, dan peningkatan penerimaan negara,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam sebuah diskusi yang digelar BAKN DPR, Jumat (16/9/2022).

Baca Juga: Ada Fasilitas Kepabeanan Khusus untuk UMKM, Bisa Perluas Akses Pasar

Denny mengatakan sejatinya pemerintah sudah memiliki peta jalan simplifikasi tarif CHT dalam PMK 146/2017. Namun, simplifikasi pada 2019 batal diimplementasikan. Terbaru, mulai 2022, pemerintah melakukan simplifikasi struktur tarif CHT dari 10 layer menjadi 8 layer melalui PMK 192/2021.

Dengan kebijakan yang mulai berlaku pada 2022 tersebut, menurut Denny, arah simplifikasi sudah kembali ke jalur. Namun, untuk menjamin kepastian dan komitmen dari pemerintah, perlu ada blueprint simplifikasi struktur tarif CHT.

“Untuk menjamin kepastian dan komitmen pemerintah, diharapkan adanya blueprint simplifikasi yang dapat dijadikan pegangan para pelaku industri dan pemangku kebijakan,” imbuhnya.

Baca Juga: Single Submission Pabean-Karantina pada TPB Mulai Diuji Coba

Denny mengatakan kenaikan tarif CHT dan HJE yang tidak menentu, baik antargolongan maupun antarjenis hasil tembakau, menjadi salah satu permasalahan. Penetapan tarif CHT dan HJE yang tidak konsisten dapat menjadi faktor yang paling berpengaruh terhadap produktivitas para pelaku pasar.

Kondisi ini juga dapat berpengaruh pada peredaran rokok ilegal. Apabila kenaikan HJE terlalu tinggi, konsumen berpotensi memilih untuk mengkonsumsi produk ilegal dengan harga yang lebih murah. Apalagi, HJE merupakan harga penentu keputusan konsumen.

Dalam kesempatan tersebut, Denny juga menyampaikan adanya masalah ketidaksesuaian antara harga produk tembakau yang beredar di pasaran (harga transaksi pasar/HTP) dan harga yang didaftarkan atau tertera pada pita cukai di kemasan (HJE).

Baca Juga: Realisasi Insentif Kepabeanan Rp13,8 Triliun, Begini Dampak ke Ekonomi

Akibatnya, predatory pricing dan perang harga antarpabrikan sulit untuk dihindari, sehingga fungsi cukai sebagai pengendali konsumsi rokok sulit diterapkan.

Kajian komprehensif mengenai permasalahan fundamental dan konsekuensi yang ditimbulkan dari kebijakan CHT saat ini bisa Anda simak juga dalam Policy Note bertajuk Kebijakan Cukai Hasil Tembakau yang Berimbang & Berkepastian.

Sebagai informasi, acara ini juga dihadiri oleh Kepala Bagian Sekretariat Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR Mardi Harjo, Kasubag Rapat Sekretariat BAKN DPR M. Chairudin, Kasubag TU Sekretariat BAKN DPR Dwian Pujaswati, serta para tenaga ahli BAKN DPR. (kaw)

Baca Juga: Bea Cukai Bakar 40 Juta Batang Rokok Ilegal, Nilainya Rp48,5 Miliar

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : cukai rokok, cukai, rokok, CHT, cukai hasil tembakau, kebijakan cukai, simplifikasi tarif cukai rokok

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Rabu, 26 Juni 2024 | 16:00 WIB
KEP-105/BC/2024

Ditjen Bea Cukai Terapkan Secara Penuh CEISA 4.0 Tahap ke-11

Selasa, 25 Juni 2024 | 12:00 WIB
KEBIJAKAN CUKAI

Soal Kebijakan Tarif Cukai Rokok 2025, BKF: Sedang Kami Konsolidasikan

Senin, 24 Juni 2024 | 17:41 WIB
KEPABEANAN

Bawa 4 Barang Ini ke Luar Negeri, Lapor Bea Cukai

Kamis, 20 Juni 2024 | 18:30 WIB
PENEGAKAN HUKUM

DJBC Gagalkan Penyelundupan Pakaian Bekas, Pelaku Lompat ke Sungai

berita pilihan

Jum'at, 05 Juli 2024 | 20:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

Jokowi: IKN Jadi Sumber Ekonomi Baru, Serap Hasil Tani Daerah Lain

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Ada Potensi Besar, DPR Minta Pemerintah Perbaiki Pengelolaan PNBP

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ingin Batalkan Faktur Pajak Tapi Beda Tahun, Apakah Bisa?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:09 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 26 atas Jasa Luar Negeri

Jum'at, 05 Juli 2024 | 17:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Pegawai Pindah Cabang, Hitungan PPh 21-nya Disamakan dengan Resign?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama