Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Soal Pajak Digital, Sri Mulyani: Saya Merasa Tidak Sendiri Lagi

A+
A-
1
A+
A-
1
Soal Pajak Digital, Sri Mulyani: Saya Merasa Tidak Sendiri Lagi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. (foto: Kemenkeu)

JAKARTA, DDTCNews – Formula pemajakan terhadap raksasa digital maupun penggunaan robot terus dikaji oleh pemerintah. Respons terhadap pesatnya perkembangan digitalisasi tersebut menjadi bahasan beberapa media nasional pada hari ini, Rabu (18/9/2019).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pemajakan terhadap raksasa teknologi seperti Google dan Facebook dilakukan untuk mendapatkan potensi penerimaan. Apalagi, beberapa negara Uni Eropa juga telah menyadari adanya base erosion and profit shifting yang dilakukan perusahaan.

“Banyak perusahaan besar teknologi yang memiliki kantor pusat di Irlandia karena masalah perpajakan [agar mendapat tarif rendah]. Ini offense yang serius. Saya merasa tidak sendiri lagi. Makanya, pembahasan [sistem perpajakan] antarnegara menjadi penting,” jelasnya.

Baca Juga: Wajib Pajak Pusat Perlu Mutakhirkan Data agar Cabang Dapat NITKU

Hingga saat ini, negara-negara tengah menunggu adanya konsensus global terkait pemajakan ekonomi digital di bawah koordinasi OECD. Kendati berharap ada kesepakatan pada 2020, beberapa negara justru menjalankan aksi unilateral.

Indonesia, dalam perumusan RUU Ketentuan dan Fasilitas Perpajakan juga bakal memasukkan rencana kebijakan terkait ekonomi digital. Selain mengatur tentang pemungutan PPN, pemerintah berencana menjaring PPh melalui perubahan definisi bentuk usaha tetap (BUT).

Selain itu, beberapa media juga menyoroti upaya pemerintah untuk mengamankan target penerimaan pajak pada tahun ini. Meskipun berat, otoritas masih optimistis mampu merealisasikan target yang sudah dipatok dalam APBN 2019.

Baca Juga: E-Faktur Belum Pakai NPWP 16 Digit, Ini Penjelasan DJP

Berikut ulasan berita selengkapnya.

  • Pajak Robot

Masih terkait dengan perkembangan teknologi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pengenaan pajak terhadap robot juga bisa dilakukan. Apalagi, robot seperti ‘Sophia’ yang dikembangkan oleh Hanson Robotics Hong Kong juga mendapat kewarganegaraan Arab Saudi.

“Beberapa negara, bahkan suatu negara, sudah memberikannya kewarganegaraan secara resmi. Jadi ketika Anda berbicara mengenai pajak untuk robot, saya pikir itu merupakan sesuatu [hal] yang nyata, karena Sophia memiliki kewarganegaraan,” ujarnya.

Baca Juga: Kanada Berlakukan Pajak Digital, AS Siapkan Retaliasi
  • Sektor Informal

Perkembangan teknologi yang cukup pesat akan membuat sektor informal bukan lagi sektor kecil. Apalagi, pelaku usaha di sektor ini bisa melakukan promosi gratis dan menjalankan usaha menggunakan media sosial.

Hal tersebut, menurut Sri Mulyani, akan menjadi fenomena tersendiri yang perlu direspons secara cepat di tengah upaya pemerintah menggenjot penerimaan pajak dari sektor formal, seperti perusahaan besar berbasis digital.

  • Target Memang Berat

Saat melantik jajaran pejabat eselon III Kemenkeu, Sri Mulyani mengatakan pemerintah terus memaksimalkan upaya guna mencapai target penerimaan pajak. Pasalnya, hal tersebut akan berdampak pada upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Kejar Target Penerimaan Pajak, Kemenkeu Optimalisasi Proses Restitusi

“Target penerimaan pajak 2019 itu berat tapi berat bukan berarti tidak bisa kita capai,” katanya.

  • Pengawasan E-Commerce

Maraknya transaksi e-commerce lintas batas (cross border) membuat Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) terus meningkatkan pengawasan. Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah menggunakan sistem online untuk memantau pembayaran bea masuk maupun pajak impor.

“Kami akan terus meningkatkan pengawasan atas bea masuk yang merambah ke tangible goods dan intangible goods,” ujar Kasubdit Humas DJBC Deni Surjantoro. (kaw)

Baca Juga: Belum Semua Layanan Pajak Mengakomodasi NIK, NPWP 16 Digit, dan NITKU

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : berita pajak hari ini, berita pajak, pajak digital, ekonomi digital, pajak robot

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Rabu, 12 Juni 2024 | 08:03 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Banyak AR Bakal Jadi Fungsional, Menkeu Mohon Anggaran Tak Dipangkas

Selasa, 11 Juni 2024 | 09:05 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Perkembangan Coretax DJP, Deployment Direncanakan Akhir 2024

Senin, 10 Juni 2024 | 08:00 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

Perluas Basis Pajak, Sri Mulyani Tambah Power KPP Pratama dan Madya

Sabtu, 08 Juni 2024 | 10:45 WIB
BERITA PAJAK SEPEKAN

Coretax Canggih! DJP Bisa Collect Data Transaksi WP secara Seamless

berita pilihan

Jum'at, 05 Juli 2024 | 20:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

Jokowi: IKN Jadi Sumber Ekonomi Baru, Serap Hasil Tani Daerah Lain

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Ada Potensi Besar, DPR Minta Pemerintah Perbaiki Pengelolaan PNBP

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ingin Batalkan Faktur Pajak Tapi Beda Tahun, Apakah Bisa?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:09 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 26 atas Jasa Luar Negeri

Jum'at, 05 Juli 2024 | 17:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Pegawai Pindah Cabang, Hitungan PPh 21-nya Disamakan dengan Resign?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama