Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Literasi
Selasa, 02 Juli 2024 | 15:00 WIB
PANDUAN PAJAK PEMULA
Senin, 01 Juli 2024 | 18:12 WIB
KAMUS PAJAK
Jum'at, 28 Juni 2024 | 20:00 WIB
KAMUS AKUNTANSI DAN PAJAK
Jum'at, 28 Juni 2024 | 19:30 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI
Data & Alat
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Rabu, 19 Juni 2024 | 10:03 WIB
KURS PAJAK 19 JUNI 2024 - 25 JUNI 2024
Fokus
Reportase

Soal Pemisahan DJP dari Kemenkeu, Aspek Ini Perlu Jadi Pertimbangan

A+
A-
9
A+
A-
9
Soal Pemisahan DJP dari Kemenkeu, Aspek Ini Perlu Jadi Pertimbangan

Ilustrasi gedung DJP.

JAKARTA, DDTCNews – Rencana pemisahan Ditjen Pajak (DJP) dari Kementerian Keuangan mengemuka lagi bersamaan dengan penantian pengumuman susunan kabinet baru pemerintah. Topik tersebut menjadi bahasan beberapa media nasional pada hari ini, Selasa (22/10/2019).

Presiden Jokowi dikabarkan akan membentuk Badan Penerimaan Pajak (BPP) dalam periode kedua kepemimpinannya. Apalagi, rencana tersebut sejatinya sudah dimasukkan dalam rancangan revisi Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP).

Bagaimana pendapat pengamat dan pelaku usaha mengenai rencana tersebut? Managing Partner DDTC Darussalam menilai eksekusi atas rencana pembentukan BPP merupakan suatu kebutuhan dalam reformasi pajak yang tengah dilakukan oleh pemerintah.

Baca Juga: Terkait e-Bupot 21/26, DJP Kirim Email Blast ke Beberapa Wajib Pajak

Selama ini, DJP menjadi lembaga yang berperan dalam merealisasikan sekitar 70% dari total penerimaan negara. Dengan demikian, posisi DJP seharusnya tidak berada di level setingkat eselon I. Otoritas pajak harus naik kelas sehingga menjadi sejajar dengan kementerian.

“Tetapi perlu diingat BPP tetap harus koordinasi dengan Kemenkeu. Makanya, BPP ini lembaga semi independen dan bukan mutlak independen,” kata Darussalam.

Sebagai lembaga semi independen, BPP diyakini tidak lagi terpaku pada birokrasi pemerintah yang kaku dan lamban. Pasalnya, BPP akan mempunyai diskresi atas keuangan, sumber daya manusia (SDM), dan organisasi.

Baca Juga: e-Faktur Masih Pakai Format NPWP 15 Digit, Begini Penjelasan DJP

Selain itu, beberapa media juga menyoroti terkait pergantian posisi Dirjen Pajak. Seperti diketahui, Robert Pakpahan akan memasuki masa pensiun per awal bulan depan. Artinya, posisinya sebagai Dirjen Pajak efektif hanya sampai 31 Oktober 2019.

Berikut ulasan berita selengkapnya.

  • Skema Komisioner

Managing Partner DDTC Darussalam berpendapat BPP diperlukan untuk memperbaiki kinerja penerimaan pajak yang sejak 2008 tidak pernah mencapai target. Dia pun menyarankan agar struktur pimpinan di BPP menggunakan skema komisioner.

Baca Juga: Kejar Target Penerimaan Pajak, Kemenkeu Optimalisasi Proses Restitusi

“Bentuk komisioner ini banyak diadopsi oleh banyak negara. Nantinya ada perwakilan dari pengusaha, asosiasi, akademisi, dan pemerintah. Ini representasi dari beberapa stakeholder,” katanya.

  • Tidak Rumit

Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Tax Center Ajib Hamdani berpendapat sudah sewajarnya BPP dibentuk karena penerimaan pajak menyumbang lebih dari 70% penerimaan negara. Dengan adanya BPP, aspek perpajakan diharapkan tidak lagi rumit.

Dengan adanya diskresi yang dimiliki, BPP bisa lebih bisa mendengar dan langsung merespons suara wajib pajak – terutama pengusaha – terkait berbagai kendala. Dengan demikian. Otoritas tidak hanya fokus pada teknis penegakan hukum untuk mendapatkan penerimaan.

Baca Juga: Coretax DJP, TAM Disebut Punya 4 Manfaat Ini bagi Wajib Pajak
  • Dirjen Pajak Baru

Seperti diberitakan Bisnis Indonesia, Keputusan Presiden (Keppres) soal penunjukkan Dirjen Pajak yang baru sudah diteken oleh Presiden Joko Widodo. Suryo Utomo, Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak disebut-sebut menjadi kandidat terkuat. Namun hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah terkait pengganti Robert Pakpahan.

Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyarakat DJP Hestu Yoga Saksama mengatakan hingga saat ini Robert Pakpahan masih terus menjalankan tugasnya seperti biasa sebagai Dirjen Pajak. Hari ini, Robert diagendakan berada dalam gelaran rapat tahunan Study Group on Asian Tax Administration and Research (SGATAR).

  • Global Bond

Pemerintah akan membatasi penerbitan global bond. Pasalnya, menurut Direktur Surat Utang Negara Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Loto S. Ginting, penerbitan global bond yang banyak dalam waktu pendek akan berdampak pada pengeluaran utang bruto.

Baca Juga: Untuk Saat Ini, Tidak Ada Pilihan Unduh Bupot Istri NPWP Gabung Suami

Saat ini, pemerintah terus mengkaji rencana penerbitan global bond pada 2020. Salah satu instrumen yang dirilis adalah diaspora bond. Ini adalah surat utang negara yang ditujukan untuk warga negara Indonesia yang berdomisili di luar negeri atau warga negara asing yang memiliki keturunan Indonesia. (kaw)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : berita pajak hari ini, berita pajak, BPP, badan penerimaan pajak, DJP, kemenkeu

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

Suwardi Hasan

Sabtu, 16 November 2019 | 07:49 WIB
judul aspek yg menjadi pertimbangan pemisahan DJP dari kemkeu, ulasan nya dengan global bond, maaf mau nanya apa ya hubungannya?
1

ARTIKEL TERKAIT

Senin, 01 Juli 2024 | 09:56 WIB
PER-6/PJ/2024

DJP Terbitkan Perdirjen soal Penahapan Implementasi NIK sebagai NPWP

Senin, 01 Juli 2024 | 09:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

DJP: Aplikasi e-Bupot 21/26 dan Unifikasi Masih Layani NPWP 15 Digit

Senin, 01 Juli 2024 | 08:53 WIB
BERITA PAJAK HARI INI

DJP Belum Saklek Terapkan NIK sebagai NPWP, Jadinya Berlaku Gradual

berita pilihan

Rabu, 03 Juli 2024 | 15:00 WIB
INFOGRAFIS PAJAK DAERAH

Tarif 9 Jenis Pajak Daerah Terbaru yang Dipungut Pemkab Cilacap

Rabu, 03 Juli 2024 | 14:41 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Terkait e-Bupot 21/26, DJP Kirim Email Blast ke Beberapa Wajib Pajak

Rabu, 03 Juli 2024 | 14:30 WIB
PROVINSI BENGKULU

Godok Aturan Teknis, Pemprov Bakal Pungut Pajak Alat Berat Mulai 2025

Rabu, 03 Juli 2024 | 14:00 WIB
APBN 2024

DPR Setujui Pemberian PMN kepada BUMN senilai Rp28,28 Triliun

Rabu, 03 Juli 2024 | 13:47 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Evaluasi PDN, Jokowi: Back Up Semua Data Biar Tidak Terkaget-kaget

Rabu, 03 Juli 2024 | 13:30 WIB
KABUPATEN BLORA

Pemkab Siapkan Hadiah untuk Pengusaha dan Konsumen yang Patuh Pajak

Rabu, 03 Juli 2024 | 10:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Kemenperin Beri Usulan Terkait Insentif Perpajakan Industri Farmasi

Rabu, 03 Juli 2024 | 10:00 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

e-Faktur Masih Pakai Format NPWP 15 Digit, Begini Penjelasan DJP

Rabu, 03 Juli 2024 | 09:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Strategi Turunkan Harga Obat dan Alkes, Insentif Perpajakan Disiapkan