Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Sekjen PBB Dukung Pembentukan 'UN Tax Convention'

A+
A-
0
A+
A-
0
Sekjen PBB Dukung Pembentukan 'UN Tax Convention'

Sekjen PBB António Guterres. (foto: UN Photo/Cia Pak)

WASHINGTON D.C., DDTCNews - Sekjen PBB Antonio Guterres memberikan dukungan terhadap pembentukan badan pajak khusus. Lembaga yang digadang-gadang akan berada di bawah naungan PBB ini berjuluk UN Tax Convention.

Merujuk pada laporan Sekretariat Jenderal PBB bertajuk International Coordination and Cooperation to Combat Illicit Financial Flows, saat ini belum badan khusus yang dapat memfasilitasi kerja sama perpajakan antaryurisdiksi yang diakui secara global. Guna menyelesaikan masalah pengelakan pajak dan aliran dana gelap terkait dengan tindak pidana pajak, diperlukan badan khusus yang diakui oleh seluruh yurisdiksi dan keputusannya memiliki kekuatan hukum mengikat.

"Diperlukan kepemimpinan politik guna menciptakan sistem hukum, norma, dan standar yang berlaku secara universal serta konsisten dengan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB," tulis Guterres dalam laporannya, dikutip Jumat (30/9/2022).

Baca Juga: WP Tak Patuh Pajak, Ratusan Ribu SIM Card di Negara Ini Diblokir

Menurutnya, masalah pengelakan pajak yang menghantui negara-negara berkembang tak dapat diselesaikan dengan metode tambal sulam melalui inisiatif-inisiatif multilateral.

Saat ini, inisiatif-inisiatif perpajakan global masih diinisiasi oleh OECD melalui berbagai instrumen, contohnya melalui Mutual Administrative Assistance in Tax Matters (MAAC) dan Automatic Exchange of Information (AEOI).

Sayangnya, inisiatif-inisiatif kerja sama perpajakan dari OECD tersebut masih belum sepenuhnya inklusif. "Negara berkembang masih tertinggal dalam menerima informasi lewat AEOI. Hanya ada 46 negara berkembang yang melakukan pertukaran informasi atau berkomitmen melakukan pertukaran informasi dalam waktu dekat melalui AEOI," bunyi laporan tersebut.

Baca Juga: Vietnam Bakal Bebaskan Keuntungan Bunga Green Bond dari Pungutan Pajak

Guna menyelesaikan masalah pengelakan pajak dan tindak pidana pencucian uang serta aliran dana gelap yang terkait dengan pengelakan pajak, diperlukan suatu konvensi yang diakui secara global.

"Perlu ada penguatan norma pajak guna mengatasi tantangan digitalisasi dan globalisasi melalui penguatan kapasitas perpajakan negara berkembang. Konvensi global tentang pajak diperlukan untuk mendorong upaya ini," tulis Guterres.

Merespons dukungan tersebut, Chief Executive Tax Justice Network Alex Cobham mengatakan OECD tak mampu menciptakan rezim transparansi pajak yang efektif dalam melindungi negara berkembang dari pengelakan pajak oleh perusahaan multinasional.

Baca Juga: Oman Bakal Jadi Negara Teluk Pertama yang Pungut PPh Orang Pribadi

"Sekarang adalah waktu bagi PBB untuk merombak sistem perpajakan yang ada saat ini dengan aturan pajak global baru yang disepakati secara demokratis dan memprioritaskan hak asasi manusia," ujar Cobham. (sap)

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : pajak internasional, kerja sama pajak internasional, PBB

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

berita pilihan

Jum'at, 05 Juli 2024 | 20:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

Jokowi: IKN Jadi Sumber Ekonomi Baru, Serap Hasil Tani Daerah Lain

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Ada Potensi Besar, DPR Minta Pemerintah Perbaiki Pengelolaan PNBP

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ingin Batalkan Faktur Pajak Tapi Beda Tahun, Apakah Bisa?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:09 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 26 atas Jasa Luar Negeri

Jum'at, 05 Juli 2024 | 17:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Pegawai Pindah Cabang, Hitungan PPh 21-nya Disamakan dengan Resign?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama