Logo-Pakpol Logo-Pakpol
Data & Alat
Kamis, 04 Juli 2024 | 14:30 WIB
STATISTIK KEBIJAKAN FISKAL
Rabu, 03 Juli 2024 | 08:55 WIB
KURS PAJAK 03 JULI 2024 - 09 JULI 2024
Senin, 01 Juli 2024 | 09:36 WIB
KMK 10/KM.10/2024
Rabu, 26 Juni 2024 | 08:45 WIB
KURS PAJAK 26 JUNI 2024 - 02 JULI 2024
Fokus
Reportase

Kinerja Ekspor-Impor Melambat, Ini yang Diwaspadai Pemerintah

A+
A-
0
A+
A-
0
Kinerja Ekspor-Impor Melambat, Ini yang Diwaspadai Pemerintah

Pekerja membongkar muat peti kemas di PT Terminal Peti Kemas (TPS), Surabaya, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023). ANTARA FOTO/Rizal Hanafi/foc.

JAKARTA, DDTCNews - Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu menyatakan akan terus mewaspadai kinerja ekspor dan impor yang masih mengalami perlambatan.

Kepala BKF Febrio Kacaribu mengatakan perlambatan kinerja ekspor-impor terjadi seiring dengan moderasi harga komoditas. Selain itu perlambatan pertumbuhan ekonomi global juga turut mempengaruhi, terutama dari sisi ekspor.

"Pemerintah akan terus memantau dampak perlambatan global terhadap ekspor nasional serta menyiapkan langkah antisipasi," katanya, Jumat (17/11/2023).

Baca Juga: Ada Sistem INSW, Interaksi Pelaku Usaha dan Petugas Jadi Sederhana

Febrio mengatakan ekspor Indonesia pada Oktober 2023 tercatat senilai US$22,15 miliar atau turun 10,43% (year on year/yoy). Penurunan ini terutama karena high base effect tahun lalu serta menurunnya harga komoditas pada tahun ini.

Penurunan tersebut terjadi pada semua sektor yakni industri pengolahan sebesar 5,03%, pertambangan 28,57%, dan pertanian 21,58%. Meskipun dari sisi nilai mengalami penurunan, volume ekspor masih mengalami kenaikan sebesar 7,16% sebagai indikasi permintaan dari negara-negara mitra masih cukup kuat. Secara kumulatif, ekspor Indonesia selama periode Januari hingga Oktober 2023 mencapai US$214,41 miliar.

Dia menjelaskan kinerja perdagangan yang melambat sejatinya tidak hanya dialami Indonesia, tetapi juga negara-negara mitra dagang. Hal ini terjadi sebagai konsekuensi pelemahan ekonomi global.

Baca Juga: Mobil Asing di Perbatasan Bisa Masuk Wilayah RI dengan Impor Sementara

Menurutnya, pemerintah akan terus berupaya meningkatkan kinerja ekspor melalui dorongan terhadap keberlanjutan hilirisasi SDA, peningkatan daya saing produk ekspor nasional, serta diversifikasi mitra dagang utama.

Di sisi lain, Febrio memaparkan impor Indonesia pada Oktober 2023 senilai US$18,67 miliar atau turun 2,42%. Penyebab utamanya yakni penurunan impor bahan baku/penolong sebesar 6,08%.

Sementara untuk impor barang konsumsi dan barang modal, masih tumbuh masing-masing sebesar sebesar 3,83% dan 11,08%. Secara kumulatif, impor Indonesia pada periode Januari hingga Oktober 2023 mencapai US$183,19 miliar.

Baca Juga: Realisasi Insentif Kepabeanan Rp13,8 Triliun, Begini Dampak ke Ekonomi

Dengan kinerja ekspor-impor tersebut, neraca perdagangan pada Oktober 2023 masih melanjutkan tren surplus senilai US$3,48 miliar. Secara kumulatif, surplus neraca perdagangan selama periode Januari hingga Oktober 2023 mencapai US$31,22 miliar.

Surplus ini diharapkan dapat menopang posisi neraca berjalan Indonesia, yang pada gilirannya memberikan kontribusi terhadap penguatan sektor eksternal dan terjaganya stabilitas ekonomi makro.

Walaupun mengalami penurunan, surplus neraca perdagangan juga mencerminkan daya tahan Indonesia di tengah risiko global yang masih eskalatif. "Peningkatan risiko ini akan terus kami waspadai dengan terus memantau dan menyiapkan berbagai opsi bantalan kebijakan untuk meredam gejolak global dan menjaga stabilitas dan kinerja ekonomi," ujarnya. (sap)

Baca Juga: Percepat Penurunan Kemiskinan, Pemerintah Jamin Pengendalian Inflasi

Cek berita dan artikel yang lain di Google News.

Topik : neraca perdagangan, ekspor, impor, kinerja perdagangan, harga komoditas, BKF

KOMENTAR

0/1000
Pastikan anda login dalam platform dan berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.

ARTIKEL TERKAIT

Rabu, 19 Juni 2024 | 12:03 WIB
KINERJA PERDAGANGAN

Neraca Perdagangan Surplus 2,93 Miliar Dolar AS pada Mei 2024

Selasa, 18 Juni 2024 | 18:30 WIB
KAMUS KEPABEANAN

Apa Itu Reekspor atau Ekspor Kembali?

Selasa, 18 Juni 2024 | 12:30 WIB
KEBIJAKAN PAJAK

Alasan di Balik DPR Minta Pemerintah Evaluasi Belanja Perpajakan

Senin, 17 Juni 2024 | 13:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

DJBC Sebut Fasilitas Kepabeanan Ampuh Dorong Ekonomi, Ini Alasannya

berita pilihan

Jum'at, 05 Juli 2024 | 20:00 WIB
KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pemerintah Pusat Siapkan Rp4 Triliun bagi Pemda yang Atasi Isu-Isu Ini

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Keliru Cantumkan NPWP, Solusinya Bukan Bikin Faktur Pajak Pengganti

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
IBU KOTA NUSANTARA (IKN)

Jokowi: IKN Jadi Sumber Ekonomi Baru, Serap Hasil Tani Daerah Lain

Jum'at, 05 Juli 2024 | 19:00 WIB
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Ada Potensi Besar, DPR Minta Pemerintah Perbaiki Pengelolaan PNBP

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Ingin Batalkan Faktur Pajak Tapi Beda Tahun, Apakah Bisa?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 18:09 WIB
RESUME PUTUSAN PENINJAUAN KEMBALI

Sengketa PPh Pasal 26 atas Jasa Luar Negeri

Jum'at, 05 Juli 2024 | 17:30 WIB
ADMINISTRASI PAJAK

Pegawai Pindah Cabang, Hitungan PPh 21-nya Disamakan dengan Resign?

Jum'at, 05 Juli 2024 | 16:00 WIB
KEBIJAKAN KEPABEANAN

Dukung Kelancaran Ibadah Haji 2024, DJBC dan Saudi Customs Kerja Sama